Menurut Suprijono 2012: 46, model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelaajran di kelas maupun
tutorial. Sumantri dan Permana 2001: 37 mengungkapkan bahwa model mengajar
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dlam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran Structured Numbered Heads dengan media audio visual dapat diartikan sebagai suatu model kooperatif berbasis pada teori
kontruktivisme yang menekankan pada pembagian tugas terstruktur pada setiap kelompok berkaitan dengan pengorganisasian pengalaman belajar siswa dengan
bantuan media audio visual.
2.1.8.2. Teori Belajar yang Mendasari Model Pembelajaran Structured
Numbered Heads dengan Media Audio Visual
Dewi: 2013 Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Thomas B. Roberts dalam Lapono, 2008: 1-1 mengemukakan bahwa jenis teori belajar yang banyak mempengaruhi pemikiran tentang proses
pembelajaran dan pendidikan adalah teori belajar Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme, dan Humanisme. Penelitian ini didasari oleh teori belajar
Konstruktivisme.
1. Teori belajar Kontruktivisme
Nik Azis Nik Pa dalam Lapono, 2008: 1-25 konstruktivisme adalah tidak lebih daripada satu komitmen terhadap pandangan bahwa manusia membina
pengetahuan sendiri. Ini bermakna bahwa sesuatu pengetahuan yang dipunyai oleh seseorang individu adalah hasil daripada aktivitis yang dilakukan oleh
individu tersebut, dan bukan sesuatu maklumat atau pengajaran yang diterima secara pasif daripada luar. Pengetahuan tidak boleh dipindahkan daripada
pemikiran seseorang individu kepada pemikiran individu yang lain. Sebaliknya, setiap insan membentuk pengetahuan sendiri dengan
menggunakan pengalamannya secara terpilih. Hanbury dalam Lapono, 2008: 1-29 mengemukakan sejumlah aspek
dalam kaitannya dengan pembelajaran mata pelajaran tertentu, yaitu 1 peserta didik mengkonstruksi pengetahuan matematika dengan cara
mengintegrasikan ide yang mereka miliki, 2 materi pelajaran menjadi lebih bermakna karena peserta didik mengerti, 3 strategi peserta didik lebih
bernilai, dan 4 peserta didik mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temannya.
Tytler dalam Lapono, 2008: 1-29 mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan rancangan pembelajaran, sebagai berikut: 1 memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri, 2 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir
tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif, 3 memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru, 4
memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik, 5 mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan
gagasan mereka, dan 6 menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Structured Numbered Heads dengan media audio visual merupakan pembelajaran yang didasarkan oleh teori kontruktivisme. Pengetahuan yang
dipunyai oleh seseorang siswa adalah hasil daripada aktivitas yang dilakukan oleh siswa tersebut. Setiap siswa membentuk pengetahuan sendiri dengan
menggunakan pengalamannya.
2.1.8.3. Tujuan Model Pembelajaran Structured Numbered Heads dengan