c. Hasil Belajar
Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal adalah 87,80, dengan rata- rata  nilai  siswa  adalah  77,07.  Perolehan  skor  tersebut  telah  mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Berdasarkan  hasil  refleksi  pada  sikus  III,  semua  komponen  kualitas
pembelajaran  meliputi  keterampilan  guru,  aktivitas  siswa  dan  hasil  belajar  telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian, penelitian ini
dihentikan.  Berdasarkan  deskripsi  pelaksanaan  pembelajaran  PKn  menggunakan model  Structured  Numbered  Heads  dengan  media  audio  visual,  dapat  ditarik
kesimpulan bahwa model Sturctured Numbered Heads dengan media audio visual dapat  meningkatkan  kualitas  pembelajaran  PKn  kelas  V  SDN  Tambakaji  05
Semarang yang mencakup keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
4.2. PEMBAHASAN
4.2.1. Model  Pembelajaran  Structured  Numbered  Heads  dengan  Media
Audio  Visual  dapat  Meningkatkan  Kualitas  Pembelajaran  PKn  SDN Tambakaji 05 Semarang
Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran  Structured Numbered Heads
dengan media audio visual yang paling baik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran PKn kelas V SDN Tambakaji 05 Semarang mempunnyai 9 sintaks
yaitu:  1 guru menyiapkan pra pembelajaran, 2 memberikan apersepsi, 3 guru mempresentasikan  materi  organisasi  dengan  media  audio  visual,  4  setiap
kelompok berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya , 5
dalam kelompok siswa mengerjakan tugas sesuai  dengan struktur pembagiannya sesuai  nomor  anggota  dalam  kelompok,  6  tiap  kelompok  menyampaikan  hasil
kerja,  7  kelompok  yang  lain  memberikan  tanggapan  atas  pekerjaan  kelompok yang  sedang  disampaikan,  8  pemberian  penghargaan  kepada  siswa  dan
kelompok, 9 menutup pembelajaran. Sistem  sosial  dalam  penelitian  ini  yaitu  siswa  diberi  kesempatan  untuk
saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Siswa berinteraksi  dengan  anggota  kelompok  dan  siswa  dari  anggota  kelompok  lain.
Guru berfungsi sebagai pengendali aktivitas pembelajaran serta sebagai pengarah dan penuntun dalam proses belajar siswa. Prinsip reaksi dalam penelitian ini yaitu
guru  berperan  untuk:  1  membangun  ikatan  emosional  dengan  menciptakan suasana  belajar  yang  menyenangkan,  2  menciptakan  suasana  psikologis  yang
dapat membangun respon siswa, 3 menekankan pembelajaran kooperatif dalam masing-maisng  kelompok  agar  tujuan  pembelajaran  tercapai,  4  memberikan
bantuan terbatas kepada siswa, dapat berupa pertanyaan untuk membuka wawasan siswa.  Sistem  pendukung  dalam  penelitian  ini  yaitu  alat  bahan  berupa  laptop,
LCD  proyektor,  speaker,  nomor  kepala,  media  berupa  video  pembelajaran,  dan sumber berupa buku BSE PKn kelas V.
Model  pembelajaran  Structured  Numbered  heads  dengan  media  audio visual  efektif  dalam  meningkatkan  kualitas  pembelajaran  yang  mencakup
keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar karena: a.
Pembahasan secara teori
Kelebihan  dari  model  pembelajaran  Structured  Numbered  Heads menurut  Huda  2012,  139  ialah:  1  memudahkan  pembagian  tugas;  2
memudahkan  siswa  belajar  melaksanakan  tanggung  jawab  individunya sebagai anggota kelompok; 3 dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran
dan tingkatan kelas. Sedangkan
menurut Trys
http:trys99.wordpress.com2014 0914model-pembelajaran-kepala-bernomor-terstruktur,
keunggulan- keunggulan  penggunaan  model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Structured
Numbered  Heads dalam  pembelajaran  yaitu  dapat:  1  meningkatkan  rasa
percaya diri siswa; 2 melatih tanggung jawab siswa; 3 mengembangkan rasa saling memiliki dan kerja sama; 4 memotivasi siswa untuk menguasai
materi; 5 menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dan tidak pintar. b.
Pembahasan secara praktis Penggunaan model pembelajaran Structured Numbered Heads dengan
media  audio  visual  mengharuskan  guru  untuk  mengadakan  variasi pembelajaran  dengan  menyiapkan  media  audio  visual.  Pada  saat  proses
pembelajaran berlangsung, guru harus membangun ikatan emosional dengan menciptakan  suasana  belajar  yang  menyenangkan,  menekankan
pembelajaran  kooperatif  dalam  masing-masing  kelompok  agar  tujuan pembelajaran  tercapai,  memberikan  bantuan  terbatas  kepada  siswa,  dapat
berupa  pertanyaan  untuk  membuka  wawasan  siswa.  Hal  tersebut  sesuai dengan  teori  kostruktivisme  yang  menekankan  pada  pembangunan
pengetahuan oleh siswa itu sendiri. Materi yang ditayangkan melalui media
audio  visual dapat  merangsang indera penglihatan dan pendengaran siswa. Dengan  dua  komponen  tersebut,  penerimaan  materi  akanmenjadi  lebih
efektif. c.
Pembahasan secara empiris Hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Rahmawati  pada  tahun  2013  dengan
judul  Peningkatan  Kualitas  Pembelajaran  Geometri  melalui  Kepala Bernomor  Terstruktur  Berbantuan  Media  Audio  Visual  menunjukkan
peningkatan keterampilan guru mengalami peningkatan secara berturut-turut jumlah skor 44 baik, jumlah skor 52 sangat baik, jumlah skor 54 sangat
baik, jumlah skor 55 sangat baik. Aktivitas siswa mengalami peningkatan secara  berturut-turut  jumlah  skor  rata-rata  18,8  cukup,  20,2  baik,  22,7
baik,  25,6  baik.  Hasil  belajar  kognitif  siswa  mengalami  peningkatan diperoleh nilai rata-rata 50,69 dengan ketuntasan 41, nilai rata-rata 52,08
dengan ketuntasan 47, nilai rata-rata 73,05 dengan ketuntasan 83, nilai rata-rata  77,63  dengan  ketuntasan  94.  Kesimpulan  dari  penelitian  ini
adalah  melalui  penerapan  Kepala  Bernomor  Terstruktur  berbantuan  media audio visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran geometri.
4.2.1.1. Peningkatan  Keterampilan  Guru  menggunakan  Model  Pembelajaran
Structured Numbered Heads dengan Media Audio Visual
Model pembelajaran Structured Numbered Heads dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru. pada siklus I jumlah
skor total keterampilan guru adalah 15 dengan rata-rata skor 1,87, pada
siklus II skor total keterampilan guru meningkat menjadi 23 dengan rata- rata  skor  sebesar  2,88.  Pada  siklus  III  skor  total  keterampilan  guru
kembali meningkat menjadi 27 dengan rata-rata skor 3,38 dalam kriteria sangat baik.
Tabel 4.13 Perbandingan skor indikator keterampilan guru pada siklus I, siklus II,
dan siklus III
No. Indikator Keterampilan
Guru Skor
Siklus I Siklus II
Siklus III
1 Menyiapkan pra
pembelajaran keterampilan membuka
pelajaran 3
3 4
2 Melakukan apersepsi
keterampilan bertanya 1
3 2
3 Menyampaikan materi
dengan  menggunakan media audio visual
keterampilan menjelaskan 2
4 4
4 Membimbing pembentukan
kelompok keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil dan mengelola kelas
3 4
4
5 Memberikan tugas
terstruktur kepada setiap anggota kelompok
keterampilan mengadakan variasi
1 2
3
6 Membimbing siswa dalam
diskusi kelompok keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil dan
pembelajaran perseorangan
2 3
3
7 Memberikan penghargaan
kepada siswa dan kelompok yang aktif
keterampilan memberikan penguatan
1 2