16
perilaku untuk ranah psikomotorik menurut Elizabeth Simpson adalah persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan
terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex over response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality.
Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi sejauh mana
keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari informasi tersebut guru dapat menganalisis kegiatan pembelajaran yang telah dilakukkan baik untuk keseluruhan
kelas ataupun individu. Beberapa fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut : a.
Hasil belajar adalah indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah di kuasai oleh siswa.
b. Hasil belajar sebagai lambang kepuasan oleh siswa.
Hasil belajar adalah sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Hasil belajar dapat dijadikkan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan mutu
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.4 Model Project Based Learning
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan dan suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain,
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk
menentukan perangkat pembelajaran yang termasuk di dalamnya buku-buku, media
17
film-film, tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum Ngalimun, 2014: 27.
Menurut Joyce dan Weil 1992, sebagaimana dikutip oleh Ngalimun 2014: 28, menyatakan
”Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of
expessing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model pengajaran merupakan pola nyata pembelajaran. Dengan model tersebut guru dapat
membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model pengajaran juga
mengajarkan bagaimana mereka belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. Dalam pembelajaran suatu materi tertentu, tidak ada satu model yang lebih baik dari model pembelajaran
lainnya. Artinya, setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk
meningkatakan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar,
dan fasilitas penujang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai Ngalimun, 2014: 30.
18
Dari beberapa penjelasan mengenai model pembelajaran diatas, kita dapat mengerti seberapa pentingnya pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam suatu
pembelajaran dikelas. Kurikulum pendidikan saat ini berpendekatan scientific menekankan pada pemberian pengalaman untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahamialam sekitar secara ilmiah. Termasuk dalam pembelajaran kimia di sekolah. Pembelajaran kimia yang berpendekatan saintifik atau
yang lebih dikenal dengan istilah Scientific Approach mengarahkan siswa untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep-konsep kimia dan dapat menerapkannya ke alam sekitar. Salah satu pendekatan atau model yang tepat adalah
Project Based Learning yang merupakan pembelajaran berbasis proyek dengan sebuah model pembelajaran inovatif, dan lebih menekankan pada belajar kontekstual
melalui kegiatan- kegiatan yang kompleks Wena: 2011: 145. Project learning is a systematic teaching and learning model that engages
students in learning knowledge and skills from a series of complex tasks including: design and planning, problem solving, decision making, product and artifact creation,
and the communication Oracle Education Foundation, 2009. Artinya bahwa pembelajaran proyek merupakan pengajaran sistematik dan model pembelajaran ini
mengajak siswa pada belajar dari pengetahuan dan keterampilan dalam menciptakan beberapa tugas komplek mencakup perencanaan, pemecahan masalah, membuat
keputusan, menghasilkan produk dan mengkomunikasikan proyek tersebut.
19
Duch dalam Olatoye dan Adekoya 2010 menggambarkan project based learning PBL atau pembelajaran berbasis proyek sebagai metode instruksional yang
menantang siswa untuk „belajar bagaimana caranya belajar‟, bekerja secara
kooperatif dalam mencari solusi permasalahan dikehidupan nyata. Menurut Thomas, dkk 1999 sebagaimana dikutip oleh Wena 2011:144, pembelajaran berbasis
proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Disisi lain
pembelajaran berbasis proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menggali pengetahuannya sendiri. Kerja proyek dapat dipandang
sebagai bentuk open-ended contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah
sebagai suatu usaha kolaboratif Richmond Striley dalam Ngalimun, 2014: 182. Kerja proyek memuat tugas-tugas kompleks berdasakan pertanyaan dan
permasalahan problem yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan suatu permasalahan, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja secara mandiri. Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin
ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas- tugas bermakna lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom dalam
mengonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk Thomas. dkk, dalam Wena, 2012. Menurut Moursund,
20
sebagaimana dikutip oleh Wena, 2012, beberapa keuntungan dari pembelajaran berbasis proyek, antara lain sebagai berikut:
1 meningkatkan motivasi belajar siswa, dimana siswa tekun dan berusaha keras
dalam mencapai proyek dan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum yang lain.
2 meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai sumber yang
mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
3 meningkatkan keterampilan untuk mencari informasi, pembelajaran berbasis
proyek mempersyaratkan siswa harus mampu secara cepat memperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan siswa untuk
mendapatkan informasi akan meningkat. 4
meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan
komunikasi. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih
didalam lingkungan kolaboratif. 5
meningkatkan keterampilan mengelola sumber yaitu bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks.
Adapun kekurangan dari penerapan model pembelajaran berbasis proyek Project Based Learning yang disebabkan karena faktor-faktor tententu. Inilah
beberapa kekurangan model Project Based and Learning :
21
1 kesulitan dalam mengontrol kelas saat pelaksanaan proyek. Disini guru perlu
kecakapan untuk mengelola kelas dengan baik. 2
memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian hasil yang maksimal. Menurut Thomas, sebagaimana dikutip oleh Wena 2012: 145, pembelajaran
berbasis proyek Project Based Learning mempunyai beberapa prinsip, yaitu: a
Prinsip Sentralistis centrality menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, di mana
siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. b
Prinsip Pertanyaan Pendorong Penuntun driving question berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau pemasalahan” yang dapat mendorong
siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.
c Prinsip Investigasi Konstruktif constructivtie investigation merupakan proses
yang mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Dalam investigasi memuat proses
perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model.
d Prinsip Otonomi autonomydalam pembelajaran proyek dapat diartikan sebagai
kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervise, dan tanggung
jawab.
22
e Prinsip realistis realism berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata,
bukan seperti disekolah. Pembelajaran berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas, dan peran
konteks kerja, kolaborasi kerja, produk, pelanggan, maupun standar produknya. Berbicara mengenai proyek dalam pembelajaran kimia pada materi hidrokarbon,
proyek tersebut berupa tugas-tugas bermakna yang berkaitan dengan materi yang dibuat dan ditulis berdasarkan ide dari siswa dengan melibatkan indera yang dimiliki
siswa tentang pembelajaran yang diaplikasikan di kehidupan nyata, sehingga konsep materi akan lebih mudah dipahami dengan baik dan aktivitas siswa dalam hal ini juga
akan meningkat. Menurut Wena 2012: 157-158, bahwa dalam membimbing siswa dalam
pembelajaran berbasis proyek ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pijakan tindakan. Adapun pedoman pembimbingan tersebut antara lain sebagai
berikut. a.
Keautentikan Hal yang dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1 Mendorong dan membimbing siswa untuk memahami kebermaknaan dari tugas
yang dikerjakan. 2
Merancang tugas siswa sesuai dengan kemampuan sehingga ia mampu menyelesaikan tepat waktu
23
3 Mendorong dan membimbing siswa agar mampu menghasilkan sesuatu dari
tugas yang dikerjakan. b.
Ketaatan terhadap Nilai-Nilai Akademik Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1 Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu menerapkan berbagai
pengetahuan disiplin ilmu dalam menyelesaikan tugas yang dikerjakan. 2
Merancang dan mengembangkan tugas-tugas yang dapat memeberi tantangan siswa untuk menggunakan berbagai metode dalam pemecahan masalah
3 Mendorong dan membimbing siswa untuk mamapu berpikir tingkat tinggi dalam
memecahkan masalah. c.
Belajar pada Dunia Nyata Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1 Mendorong dan membimbing siswa untuk mampu bekerja pada konteks
permasalahan yang nyata yang ada di masyarakat. 2
Mendorong dan mengarahakan agar siswa mampu bekerja dalam situasi organisasi yang menggunakan teknologi tinggi
3 Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu mengelola kemampuan
keterampilan pribadinya. d.
Aktif Meneliti Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut.
1 Mendorong dan mengarahkan siswa agar dapat menyelaesaikan tugasnya sesuai
jadwal yang telah dibuatnya.
24
2 Mendorong dan mengarahkan siswa untuk melakukan penelitian dengan
berbagai macam metode, media, dan berbagai sumber media lain. 3
Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu berkomunikasi dengan orang lain, baik melalui presentasi ataupun media lain.
e. Hubungan dengan Ahli
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut. 1
Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mampu belajar dari orang lain yang memiliki pengetahuan yang relevan
2 Mendorong dan mengarahkan siswa bekerjaberdiskusi dengan orang
laintemannya dalam memecahkan masalah. 3
Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajakminta pihak luar untuk terlibat dalam menilai unjuk kerjanya.
f. Penilaian
Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa strategi berikut. 1
Mendorong dan mengarahkan siswa agar mampu melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya dalam mengerjakan tugasnya
2 Mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajak pihak luar untuk terlibat
mengembangkan standar kerja yang terkait dengan tugasnya 3
Mendorong dan mengarahkan siswa untuk menilai unjuk kerjanya.
Dalam pembelajaran kima hidrokarbon menggunakan model project based learning, siswa diharapkan dapat menghasilkan suatu proyek atau produk yang
berkaitan dengan kimia hidrokarbon misalnya: membuat produk lilin hias dari bahan
25
dasar parafin. Parafin disini merupakan contoh senyawa alkana yang ternyata dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak contoh lain yang berkaitan
dengan hidrokarbon seperti lilin, semir, balsam, rhemason, briket arang, dll.
2.5 Aktivitas Belajar Siswa