Analisis Tingkat Kesukaran Tes Ujicoba Aspek Kognitif Analisis Daya Pembeda Soal Tes Ujicoba Aspek Kognitif

∑ ∂ b 2 : jumlah varians butir ∂ 2 t : varians total Arikunto, 2010:239 Dari hasil perhitungan didapatkan r 11 = 0,8831, maka instrumen angket tersebut dinyatakan reliabel dan termasuk kriteria sangat tinggi. Dengan melihat Tabel kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.3 halaman 59. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 49 halaman 251

3.6.4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Ujicoba Aspek Kognitif

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran yang besarnya antara 0,00 – 1,00 diambil dari buku Arikunto 2006: 207. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dari rumus : IK Keterangan: IK = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut: soal dengan 0,00 IK 0,30 adalah soal sukar; soal dengan 0,31 IK 0,70 adalah soal sedang; soal dengan 0,71 IK 1,00 adalah soal mudah Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No Kriteria Soal Nomor Soal 1 Mudah 1, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 18, 20, 22, 25, 27, 29, 31, 35, 41, 42, 43, 45, 46 2 Sedang 4, 6, 7, 12, 14,15, 17, 19, 21, 23, 24,26, 28, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 44, 47,48,49 3 Sukar 2, 33, 34, 50 Keterangan : perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 144

3.6.4.4 Analisis Daya Pembeda Soal Tes Ujicoba Aspek Kognitif

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Adapun yang menunjukan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi dan disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: Arikunto 2002: 218 Keterangan: D = Daya beda J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0,00 D  0,20 daya pembeda jelek poor 0,2 D  0,4 daya pembeda cukup satisfactory 0,4 D  0,7 daya pembeda baik good 0,7 D ≤ 1,00 daya pembeda baik sekali excellent Bila D negatif, semua jenjang tidak baik, sehingga butir soal yang mempunyai D negatif, sebaiknya dibuang Arikunto, 2002: 218. Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5 Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Ujicoba No Kriteria Soal Nomor Soal 1 Baik sekali ------------- 2 Baik 1, 4, 8, 11, 14, 17, 19, 22, 24,26, 28, 46 3 Cukup 3, 6, 9, 12, 13, 18, 21, 25, 27, 30, 31, 32, 35, 37, 41, 42, 43, 44, 49, 50 4 Jelek 2, 4, 7, 10, 15, 16, 20, 23, 29, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 45, 47, 48, Keterangan : perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 143 Kriteria soal yang dipakai adalah soal yang valid, reliabel, yang memiliki tingkat kesukaran baik, mudah, sedang atau sukar. Serta daya pembeda cukup atau baik Arikunto, 2007.218. Hasil analisis soal yang memiliki daya pembeda cukup dan baik berjumlah 32 soal sedangkan yang memiliki daya pembeda jelek berjumlah 18 soal. Analisis soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 133. Hasil analisis validitas Ujicoba tes hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8,9,10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 32, 37, 41, 42, 43, 44, 46, dan 50, diperoleh t hitung t tabel dan untuk soal nomor 4, 7, 12, 15, 16, 20, 23, 29, 30, 33, 34, 35, 36,38, 39, 40, 45, 47, 48, dan 49, diperoleh t hitung t tabel Jadi dapat disimpulkan bahwa nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 32, 37, 41, 42, 43, 44, 46, dan 50 adalah valid dan soal nomor 4, 7, 9, 10, 12, 15, 16, 20, 23, 29, 30, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 45, 47, 48, dan 49 tidak valid. Pada analisis reliabilitas instrumen ujicoba, hasil analisis dikonsultasikan pada tabel interpretasi dan diperoleh r 11 = 0,7553. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal ujicoba memiliki reliabilitas tinggi.

3.7 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Lingkungan

1 8 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NUSANTARA LUBUK PAKAM T.P 2015/2016.

0 7 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SMA KELAS X.

7 18 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA EXE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 4 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika ( PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N

0 3 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP.

1 6 15

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERMUATAN NILAI DALAM MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

2 12 156

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERMUATAN NILAI DALAM MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

2 36 94

Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS

0 0 10