Variabel Penelitian Desain Penelitian 4,64 4,70

3.1.2 Sampel

Menurut Arikunto 2010: 174, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diawali dengan melakukan uji normalitas dan homogenitas pada populasi setelah diperoleh populasi yang berdistribusi normal dan memiliki homogenitas dipilih teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel penelitian berupa kelompok yang dilakukan secara acak dengan pertimbangan populasi yang ada terbagi dalam kelas-kelas yang memiliki homogenitas dan rata-rata yang sama. Setelah terpilih dua kelas yang diambil dari empat kelas X SMAN 14 Semarang sebagai sampel, dua kelas tersebut adalah satu kelas kelompok eksperimen dan satu kelas kelompok kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajran Project Based Learning, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi. Kelas eksperimen adalah kelas X-1 dan kelas kontrol adalah kelas X-2. Uji coba instrumen awal menggunakan kelas yang sudah menerima materi pelajaran yang diujicobakan, yaitu kelas XI MIA 1.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian Arikunto, 2010 :161. Variabel dalam penelitian ini dibedakan sebagai berikut: a. Variabel bebas Variabel bebas atau variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen atau terikat Sugiyono, 2010:61. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan yaitu model Project Based Learning pada kelas eksperimen serta pembelajaran mengunakan metode ceramah dan diskusi pada kelas kontrol. b. Variabel Terikat Variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas Sugiyono, 2010:61. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif dan aktivitas siswa SMA N 14 Semarang tahun pelajaran 20142015 pada materi hidrokarbon. c. Variabel Kontrol Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kurikulum 2006 KTSP, materi, guru, bahan ajar, dan jumlah jam pelajaran yang sama.

3.3 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan desain pretest-posttest control group. Desain penelitian eksperimen dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Bagan Desain Penelitian Pretest Postest Control Group Kelas Keadaan Awal Perlakuan Keadaan Akhir Peningkatan Eksperimen T 1 X T 2 T 2 - T 1 Kontrol T 1 Y T 2 T 2 - T 1 Keterangan: X : Pembelajaran kimia menggunakan model project based learning Y : Pembelajaran kimia menggunakan metode ceramah T 1 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi pretest T 2 : Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi postest

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya Arikunto, 2006. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data banyaknya siswa, ketuntasan minimal nilai ulangan kimia, dan data nilai ulangan kimia populasi tahun pelajaran 20142015. Data ini digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata populasi.

3.4.2 Metode Tes

Tes dalam penelitian ini merupakan tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu Arikunto, 2006. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar peserta didik. Sebelum tes diberikan kepada kedua kelas yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan instrumen yang sama setelah pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu instrumen tes diujicobakan di kelas uji coba untuk mendapat soal yang baik yaitu soal yang valid, reliabel, memiliki tingkat kesukaran yang proporsional, dan daya pembeda yang signifikan. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa berkaitan dengan model pembelajaran Project Based Leraning pada materi hidrokarbon dan minyak bumi. Metode tes dalam penelitian ini ada dua macam yaitu tes awal pretest dan tes akhir postest.

3.4.3 Metode Observasi

Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotorik siswa kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam lembar observasi atau lembar pengamatan dicantumkan indikator-indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur kedua aspek hasil belajar. Ranah Afektif disini untuk memperoleh data sikap dan aktivitas peserta selama mengikuti pembelajaran menggunakan lembar observasi afektif dan lembar observasi aktivitas peserta didik. Lembar observasi afektif dan aktivitas peserta didik digunakan pada kelas eksperimen dan kontrol selama proses pembelajaran menggunakan project based learning, Sedangkan ranah psikomotoriknya adalah mengamati kegiatan siswa saat praktikum. Observasi dilakukan oleh guru pengampu dan observer.

3.4.4 Metode Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai model pembelajaran project based learning selama kegiatan pembelajaran. Angket diberikan pada siswa pada saat pertemuan terakhir kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen untuk memperoleh informasi mengenai respon siswa terhadap penerapan model project based learning. Siswa diminta untuk melakukan persetujuan terhadap setiap pertanyaan yang diberikan sesuai dengan keadaan yang mereka alami, rasakan dan lakukan dengan cara memberikan tanda ceklist pada setiap pertanyaan. Bentuk pernyataan dan pertanyaan terdapat di angket berupa pilihan jawaban yang berjumlah sesuai dengan aspek yang akan diukur. Angket yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert, dengan empat kategori tanggapan yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Kurang Setuju KS, dan Sangat Tidak Setuju TS. Hasil angket dianalisis secara deskriptif dengan membuat tabel frekuensi, dari hasil jawaban siswa lalu ditarik kesimpulan.

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian eksperimen meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

3.5.1 Perencanaan dan persiapan

1. Menentukan populasi penelitian, yaitu siswa kelas X SMAN 14 Semarang sebanyak 4 kelas. 2. Menentukan sampel-sampel penelitian dengan memilih 2 kelompok siswa secara random sampling dari populasi yang ada, diperoleh kelas kontrol adalah X-2 dan kelas eksperimen adalah X-1 3. Mengambil data nilai ulangan materi sebelumnya pada mata pelajaran kimia kelas X semester ganjil tahun ajaran 20152015 4. Menganalisis data nilai ulangan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas populasi. 5. Menyusun kisi-kisi tes uji coba. 6. Menyusun tes ujicoba berdasarkan kisi-kisi. Tes uji coba aspek kognitif sebanyak 50 soal pilihan ganda.

3.5.2 Pelaksanaan

1. Melakukan tes ujicoba instrumen pada kelas ujicoba. Kelas ujicoba yang dipilih adalah kelas XI MIA 1 2. Menganalisis tes uji coba instrument meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda. 3. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Silabus, RPP, instrumen penilaian aspek kognitif, psikomotorik, afektif, panduan penilaian instrumen dan media ppt yang akan digunakan dalam pembelajaran. 4. Memvalidasi instrumen berdasarkan pertimbangan ahli, yaitu dosen pembimbing I dan II. 5. Menyempurnakan verifikasi instrument penelitian 6. Melaksanakan pretest untuk mengetahui kempampuan awal masing-masing siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada sampel penelitian yaitu dengan model pembelajaran project based learning untuk kelas eksperimen dan model ceramah dan diskusi untuk kelas kontrol. 8. Melakasanakan penilaian lembar observasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mendapatkan nilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung 9. Melaksanakan postest dari soal tes ujicoba yang telah dianalisis dan memenuhi kriteria meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya beda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol 10. Menganalisis data hasil tes kelas eksperimen dan kontrol meliputi uji normalitas data, uji perbedaan rata-rata, uji hipotesis dan analisis deskriptif angket, aspek psikomotorik dan afektif. Alur Penelitian Gambar 3.1 Alur Penelitian Populasi Sampel Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Pemberian materi hidrokarbon dan minyak bumi dengan menerapkan model Project Based Learning Pemberian materi hidrokarbon dan minyak bumi dengan menerapkan model ceramah dan diskusi kontekstual Postest Uji Normalitas Uji Hipotesis Uji Gain Lembar Observasi Analisis Aktivitas Siswa Uji Normalitas Uji Hipotesis Analisis Data Akhir Uji Homogenitas Teknik Cluster Random sampling Kelas Ujicoba Uji Instrumen Analisis Data Ujicoba

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah Arikunto, 2010: 60 . Persiapan instrumen penelitian meliputi tahap pembuatan instrumen, tahap uji coba instrumen, dan tahap analisis instrumen.

3.6.1. Tahap Pembuatan Instrumen

Dalam penelitian ini, pembuatan instrumen dibatasi pada materi hidrokarbon. Instrumen yang digunakan adalah angket, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi afektif dan psikomotorik, dan soal pretest maupun postest. Adapun bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa adalah tes pilihan ganda.

3.6.2 Tahap Persiapan Uji Coba Soal

1 Menetapkan materi yang diuji. Materi kimia yang akan diujikan yaitu hidrokarbon dan minyak bumi. 2 Menentukan alokasi waktu Jumlah waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes adalah 90 menit. 3 Menyusun jumlah soal Jumlah soal yang diujicobakan dalam penelitian adalah 50 soal. 4 Menentukan tipe soal Dalam penelitian ini bentuk soal yang digunakan adalah obyektif dan bertipe pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban, dengan satu jawaban benar diantara jawaban-jawaban dalam pilihan yang disediakan. 5 Menyusin kisi-kisi dan menentukan komposisi jenjang soal Kisi-kisi tes disusun dengan mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan tujuan sama seperti dalam standar kompetensi yang berlaku. Jenjang soal yang digunakan untuk penelitian ini adalah ingatan C1, pemahaman C2, penerapan C3, análisis C4 dengan komposisi tiap jenjang secara berturut-turut sebesar 18, 38, 26 dan 18. Data selengkapnya ada pada Lampiran 6 halaman 121

3.6.3 Tahap Uji Coba Soal

Uji coba soal dilakukan pada siswa kelas XI MIA 1 yang sudah pernah mendapatkan materi hidrokarbon di kelas X pada hari Rabu tanggal 25 Februari 2015. Soal hasil uji coba kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah soal-soal itu memenuhi kriteria untuk dapat digunakan sebagai alat pengambil data. Analisis hasil uji coba yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

3.6.4 Tahap Analisis Intrumen Hasil

Uji coba soal dilakukan pada siswa di luar sampel yaitu siswa kelas XI MIA. Uji coba soal dimaksudkan untuk mengetahui soal yang akan digunakan telah memenuhi kriteria-kriteria soal yang baik. Hasil uji coba kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah soal itu memenuhi syarat atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengambil data yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

3.6.4.1 Analisis validitas instrumen

Instrumen yang digunakan adalah lembar angket, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi afektif dan psikomotorik, serta pre-test dan post-tes yang berbentuk soal pilihan ganda. 1 Validitas lembar angket, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi ranah afektif dan ranah psikomotorik, diuji dengan expert validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan kurikulum dan dikonsultasikan serta disetujui oleh ahli. Dalam hal ini yang dimaksud ahli adalah dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II. 2 Validitas soal Tes Uji Coba Aspek Kognitif Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, begitupun sebaliknya Arikunto, 2010: 211. Valid juga diartikan sebagai kesejajaran dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah : r pbis = M p M t S t √ p q Keterangan: r pbis = koefisien korelasi point biseral M p = rerata skor siswa yang menjawab benar M t = rerata skor siswa total p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah 1 – p S t = standar deviasi dari skor total Hasil perhitungan r pbis dilanjutkan ke dalam t hit dengan rumus: t hit = r p bis √N-2 √1-r p bis 2 Jika t hitung t tabel dengan dk = n –2 maka butir soal valid. Sudjana, 2005: 380

3.6.4.2 Analisis Reliabilitas Instrumen Penilaian Hasil Belajar

3.6.4.2.1 Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Arikunto 2002: 154. Tujuan Utama menghitung reliabilitas skor tes yaitu untuk mengetahui tingkat ketepatan precision dan keajegan consistency skor tes.Untuk mengetahui reliabilitas soal, maka digunakan rumus Kuder Richadson 21 KR –21 : r 11 = [ k k-1] [1- M k-M kV t ] Keterangan : r 11 = reliabilitas instrument reliabilitastes secara keseluruhan k = banyaknya butir soal M = skor rata-rata V t = varians total Arikunto, 2010: 232 Pengujian reliabilitas tes yaitu nilai r 11 dikonsultasikan dengan kriteria tabel reliabilitas . Berikut interpretasi Nilai r pada tabel 3.3 Tabel 3.3 Tabel Interpretasi Nilai r Reliabilitas Tes Besar nilai r Interpretasi 0,80 r 11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 r 11 ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r 11 ≤ 0,60 Cukup 0,20 r 11 ≤ 0,40 Rendah 0,00 r 11 ≤ 0,20 Sangat rendah tak berkorelasi Arikunto, 2010: 319 Harga r hitung hasil analisis soal uji coba, diketahui yaitu r 11 = 0.7553, berati soal tersebut memiliki reliabilitas tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman 145 3.6.4.2.2 Reliabilitas Lembar Observasi Dalam pengukuran lembar observasi pada umumnya dilakukan oleh tiga pengamat, Lembar observasi akan reliabe l jika r11 ≥ 0,70 menggunakan rumus inter raters reliability reliabilitas antar penilai : atau Keterangan: r 11 = reliabilitas ≥ 0,70 Vp = varian personsrespondentestee Ve = varian eror k = jumlah raterobserver Dari hasil perhitungan reliabilitas lembar pengamatan didapatkan r 11 = 0,8687 untuk lembar pengamatan afektif. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 47 halaman 247. Sedangkan lembar pengamatan psikomotorik r 11 = 0,8515. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 48 halaman 249, kriteria kedua r hitung lembar pengamatan termasuk reliabilitas sangat tinggi 3.6.4.2.3 Reliabilitas Angket Reliabilitas angket dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Rumus ini lebih cocok digunakan dengan adanya variasi skor dalam setiap soal dalam setiap butir pertanyaan. Adapun rumus yang digunakan : r 11 = [ ∑ ] Keterangan : r 11 : reliabilitas instrumen K : banyaknya soal ∑ ∂ b 2 : jumlah varians butir ∂ 2 t : varians total Arikunto, 2010:239 Dari hasil perhitungan didapatkan r 11 = 0,8831, maka instrumen angket tersebut dinyatakan reliabel dan termasuk kriteria sangat tinggi. Dengan melihat Tabel kriteria dapat dilihat pada Tabel 3.3 halaman 59. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 49 halaman 251

3.6.4.3 Analisis Tingkat Kesukaran Tes Ujicoba Aspek Kognitif

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran yang besarnya antara 0,00 – 1,00 diambil dari buku Arikunto 2006: 207. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dari rumus : IK Keterangan: IK = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut: soal dengan 0,00 IK 0,30 adalah soal sukar; soal dengan 0,31 IK 0,70 adalah soal sedang; soal dengan 0,71 IK 1,00 adalah soal mudah Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.4 Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No Kriteria Soal Nomor Soal 1 Mudah 1, 3, 5, 8, 9, 10, 11, 13, 16, 18, 20, 22, 25, 27, 29, 31, 35, 41, 42, 43, 45, 46 2 Sedang 4, 6, 7, 12, 14,15, 17, 19, 21, 23, 24,26, 28, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40, 44, 47,48,49 3 Sukar 2, 33, 34, 50 Keterangan : perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 144

3.6.4.4 Analisis Daya Pembeda Soal Tes Ujicoba Aspek Kognitif

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Adapun yang menunjukan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi dan disingkat D. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: Arikunto 2002: 218 Keterangan: D = Daya beda J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar P B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: 0,00 D  0,20 daya pembeda jelek poor 0,2 D  0,4 daya pembeda cukup satisfactory 0,4 D  0,7 daya pembeda baik good 0,7 D ≤ 1,00 daya pembeda baik sekali excellent Bila D negatif, semua jenjang tidak baik, sehingga butir soal yang mempunyai D negatif, sebaiknya dibuang Arikunto, 2002: 218. Hasil analisis daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 3.5 Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Ujicoba No Kriteria Soal Nomor Soal 1 Baik sekali ------------- 2 Baik 1, 4, 8, 11, 14, 17, 19, 22, 24,26, 28, 46 3 Cukup 3, 6, 9, 12, 13, 18, 21, 25, 27, 30, 31, 32, 35, 37, 41, 42, 43, 44, 49, 50 4 Jelek 2, 4, 7, 10, 15, 16, 20, 23, 29, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 45, 47, 48, Keterangan : perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10 halaman 143 Kriteria soal yang dipakai adalah soal yang valid, reliabel, yang memiliki tingkat kesukaran baik, mudah, sedang atau sukar. Serta daya pembeda cukup atau baik Arikunto, 2007.218. Hasil analisis soal yang memiliki daya pembeda cukup dan baik berjumlah 32 soal sedangkan yang memiliki daya pembeda jelek berjumlah 18 soal. Analisis soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 133. Hasil analisis validitas Ujicoba tes hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8,9,10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 32, 37, 41, 42, 43, 44, 46, dan 50, diperoleh t hitung t tabel dan untuk soal nomor 4, 7, 12, 15, 16, 20, 23, 29, 30, 33, 34, 35, 36,38, 39, 40, 45, 47, 48, dan 49, diperoleh t hitung t tabel Jadi dapat disimpulkan bahwa nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 31, 32, 37, 41, 42, 43, 44, 46, dan 50 adalah valid dan soal nomor 4, 7, 9, 10, 12, 15, 16, 20, 23, 29, 30, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 45, 47, 48, dan 49 tidak valid. Pada analisis reliabilitas instrumen ujicoba, hasil analisis dikonsultasikan pada tabel interpretasi dan diperoleh r 11 = 0,7553. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal ujicoba memiliki reliabilitas tinggi.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis dari penelitian dan dari hasil hasil analisis ditarik suatu simpulan.Analisis data dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu analisis data tahap awal dan analisis data tahap akhir yang merupakan tahap analisis data untuk menguji hipotesis penelitian . 3.7.1 Analisis Data Tahap Awal 3.7.1.1 Uji Normalitas Populasi Uji ini digunakan untuk mengetahui data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus: ∑ Keterangan:  2 = chi kuadrat O i = frekuensi pengamatan E i = frekuensi yang diharapkan k = banyak kelas interval Kriteria pengujian Ho diterima jika χ 2 hitung χ 2 tabel dengan dk = k-3 dan taraf signifikan 5 maka data berdistribusi normal. Sudjana, 2005: 273

3.7.1.2 Uji Homogenitas Populasi

Uji ini untuk mengetahui seragam tidaknya varians sampel – sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menguji kesamaan varians digunakan uji Bartlett.Homogenitas populasi perlu diuji karena teknik cluster random sampling hanya bisa digunakan pada populasi yang homogen. Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut: a. Menghitung S 2 dari masing-masing kelas. b. Menghitung varians gabungan dari semua kelas dengan rumus: ∑ ∑ c. Menghitung harga satuan B dengan rumus: ∑ d. Menghitung nilai statis chi-kuadrat χ 2 dengan rumus: ∑ Keterangan: s i 2 = variansi masing-masing kelompok s 2 = variansi gabungan B = koefisien Bartlett n i = jumlah siswa dalam kelas Kriteria pengujian : Ho diterima jika χ 2 hitung ≤ χ 2 1-a k-1 , dimana χ 2 1-a k-1 didapat dari daftar distibusi chi kuadrat dengan peluang 1-a dan dk=k-1 Sudjana, 2005: 263

3.7.1.3 Analisis Varian 1 jalan One-Way ANOVA

Analisis kesamaan rata-rata populasi menggunakan uji Anava 1 jalan digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata populasi lebih dari dua kelompok. Perbedaan rerata dengan uji Anava dapat ditulis sebagai berikut: Hipotesis statistik yang di uji adalah Ho : : rata-rata hasil belajar populasi tidak berbeda secara signifikan Ha : :: rata-rata hasil belajar populasi berbeda secara signifikan Statistik uji F dengan dk pembilang k-1 dan dk penyebut ∑n i -1 dan peluang 0,95 α = 0,05 didapat dari tabel distribusi F, dan H diterima jika F hitung F tabel Sudjana, 2005.

3.7.2 Analisis Data Tahap Akhir

Setelah kedua sampel diberi perilaku yang berbeda, maka dilaksanankan tes akhir post test. Dari hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagi dasar dalam menguji hipotesis dalam penelitian ini. Langkah-langkah sebagai berikut.

3.7.2.1 Uji Normalitas Data

Uji ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang akan dianalisis. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-kuadrat. ∑ Keterangan: Sudjana, 2005: 273  2 = chi kuadrat O i = frekuensi pengamatan E i = frekuensi yang diharapkan k = banyak kelas interval Membandingkan harga chi kuadrat data dengan tabel chi kuadrat dengan derajat kebebasan dk= k-3 dan taraf signifikan 5 kemudian menarik kesimpulan, jika χ 2 hitung χ 2 tabel maka data berdistribusi normal.

3.7.2.2 Uji Hipotesis

Uji Hipotesis menggunakan uji t-tes yaitu dengan uji perbedaan dua rata-rata uji satu pihak kanan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar kognitif kelompok eksperimen lebih besar daripada hasil belajar kelompok kontrol. Menurut Sugiyono 2010: 274, rumus uji t-test yang digunakan adalah:                    n s n s n s n s x x r t 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 __ _ __ Keterangan : ̅̅̅ : nilai rata-rata kelas eksperimen ̅ : nilai rata-rata kelas kontrol : banyaknya anggota sampel kelas ekperimen : banyaknya anggota sampel kelas kontrol : varians data kelas eksperimen : varians data kelas kontrol. s 1 : standart deviasi pada kelompok eksperimen s 2 : standart deviasi pada kelompok kontrol r : korelasi antara dua sampel Dari t hitung dikonsultasikan dengan tabel dengan dk = n 1 + n 2 – 2 dan taraf signifikan 5. Kriteria pengujian adalah terima Ho jika t hitung t 1- α diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = n 1 + n 2 -2 dan peluang 1- α. Untuk harga t lainnya Ho ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar kognitif kelompok eksperimen lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar kognitif kelompok kontrol. Uji ini juga digunakan dalam analisis aktivitas belajar siswa.

3.7.2.3 Uji Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Uji N-gain

Uji peningkatan rata-rata hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif siswa sebelum perlakuan dan setelah mendapat perlakuan pada kelompok eksperimen. Peningkatan tersebut dapat dihitung menggunakan rumus normal gain ternormalisasi: Hake: 1998 S S S pre pre post g    100 Keterangan: g = besarnya faktor g S pre = Skor rata-rata pretest S post = Skor rata-rata postest Besarnya faktor g dikategorikan sebagai berikut : Tinggi : g ≥ 0,7 atau dinyatakan dalam persen g ≥ 70 Sedang : 0,3 ≤ g ≤ 0,7 atau dinyatakan dalam persen 30 ≤ g 70 Rendah : g 0,3 atau dinyatakan dalam persen g 30 3 .7.2.4 Analisis deskriptif untuk data aspek afektif dan psikomotorik siswa Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai afektif dan psikomotorik siswa baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Rumus yang digunakan adalah : Kriteria skor yang digunakan adalah sebagai berikut: Sangat Baik : 85 x ≤ 100 Baik : 70 x ≤ 85 Cukup : 55 x ≤ 70 Kurang : 40 x ≤ 55 Sangat kurang: 25 x ≤ 40 Tiap aspek dari hasil belajar afektif dan psikomotorik kedua kelas dianalisis untuk mengetahui rata-rata tiap aspek dalam satu kelas tersebut. Adapun rumus yang digunakan adalah : Kriteria rata- rata skor tiap aspek adalah sebagai berikut: 1,00 x ≤ 1,60 Sangat Rendah; 1,60 x ≤ 2,20 Rendah ; 2, 20 x ≤ 2,80 Cukup; 2,80 x ≤3,40 Tinggi; 3,40 x ≤ 4,00 Sangat tinggi.

3.7.2.5 Analisis Desktiptif Angket Terhadap Pembelajaran Kimia Model Project Based Learning.

Pada analisis tahap ini, digunakan data hasil pengisian angket oleh siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran kimia materi pokok hidrokarbon dan minyak bumi yang diungkapkan dalam bentuk angket. Untuk mengetahui rata-rata nilai tiap aspek dalam angket menggunakan rumus sebagai berikut: Adapun jika ingin mengetahui berapa presentase skor tanggapan siswa terhadap model project based learning digunakan rumus : Analisis data yang berasal dari angket bergradasi atau berperingkat, makna tiap alternatif dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut. Tabel 3.6 Kategori Nilai Pernyataan Pernyataan Nilai Sangat Setuju 4 Setuju 3 Kurang Setuju 2 Tidak Setuju 1 Arikunto 2010, 215

3.7.2.6 Analisis Data Peningkatan Aktivitas Siswa

Pada Analisis tahap ini, data aktivitas siswa diperoleh dari hasil pengamatan terhadap indikator aktivitas belajar. Masing-masing indikator memiliki rentang skor 1-4. Skor tinggi apabila siswa melakukan berbagai aktivitas yang tertera pada setiap indikator. Presentase skor tingkat keaktifan siswa diperoleh dihitung sebagai berikut: Presentase TK = ∑ ∑ Keterangan : TK = Tingkat Keaktifan Siswa Kriteria presentase skor aktivitas sama dengan kriteria aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa Sudjana,2002:47. Kriteria rata-rata skor tiap aspek adalah sebagai berikut: 1, 00 x ≤ 1,60 Sangat Rendah; 1,60 x ≤ 2,20 Rendah ; 2, 20 x ≤ 2,80 Cukup; 2,80 x ≤3,40 Tinggi; 3,40 x ≤ 4,00 Sangat tinggi. Untuk mengukur seberapa besar peningkatan aktivitas diuji menggunakan uji N-gain, disetiap pembelajaran aktivitas belajar siswa selalu diamati menggunakan lembar observasi aktivitas hasilnya dibandingkan dan dihitung persen peningkatan aktivitasnya. 74 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Hasil penelitian yang akan diuraikan dalam bab ini yaitu analisis dan pembahasan hasil belajar kimia siswa meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik, dan aktivitas siswa berkaitan dengan model pembelajaran berbasis proyek kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMA N 14 Semarang setelah dilakukan pembelajaran yang berbeda pada kelas eksperimen X-1 dan kelas kontrol X-2.

4.1.1 Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2015 sampai dengan 23 April 2015 pada siswa kelas X-1 dan X-2. Kelas X-1 terpilh sebagai kelas eksprimen, sedangkan kelas X-2 terpilih sebagai kelas kontrol. Materi pokok yang dipilih adalah hidrokarbon dan minyak bumi. 4.1.2 Analisis Data Awal 4.1.2.1 Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas data awal terhadap kelas populasi dengan memperhatikan rumus tertentu, ketentuan dan kriteria yang telah disajikan pada Bab 3. Perhitungan selengkapanya terdapat pada Lampiran 4 halaman 116, diperoleh hasil seperti yang disajikan pada Tabel 4.1. Uji normalitas data populasi ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excell. Tabel 4.1. Hasil Analisis Uji Normalitas Data Populasi Kelas Kriteria

X.1 4,64

7,81 Normal

X.2 4,70

7,81 Normal

X.3 3,31

Dokumen yang terkait

Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Lingkungan

1 8 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NUSANTARA LUBUK PAKAM T.P 2015/2016.

0 7 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SMA KELAS X.

7 18 26

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X PADA MATERI HIDROKARBON.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA EXE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 4 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika ( PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N

0 3 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP.

1 6 15

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERMUATAN NILAI DALAM MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

2 12 156

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERMUATAN NILAI DALAM MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

2 36 94

Penerapan Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS

0 0 10