Pemberian Skor Tes Objektif Teknik Konversi Skor Hasil Belajar Menjadi Nilai
62
mengapa nilai sering disebut skor standar standard score Sudijono, 2011: 311.
Ada dua hal penting yang perlu dipahami terlebih dahulu dalam pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi skor standar atau nilai,
yaitu: a
Bahwa dalam pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu:
1 Bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu
dilakukan dengan mengacu atau mendasarkan diri pada kriterium atau criterion patokan. Cara pertama ini sering dikenal dengan
istilah criterion referenced evaluation, yang dalam dunia pendidikan di tanah air kita sering dikenal dengan istilah
Penilaian ber-Acuan Patokan disingkat PAP. 2
Bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dilakukan dengan mengacu atau mendasarkan diri pada norma
atau kelompok. Cara kedua ini sering dikenal dengan istilah norm referenced evaluation, yang dalam dunia pendidikan tanah air kita
sering dikenal dengan istilah Penilaian ber-Acuan Norma disingkat PAN, atau Penilaian ber-Acuan Kelompok disingkat
PAK. b
Bahwa pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai itu dapat menggunakan berbagai macam skala, seperti: skala lima
stanfive, yaitu nilai standar berskala lima atau byang serin dikenal
63
dengan istilah nilai huruf A, B, C, D dan F, Skala Sembilan staine, yaitu nilai standar berskala sembilan di mana rentangan nilainya mulai
dari 1 sampai 9 tidak ada nilai 0 dan nilai 10, skala Sebelas stanel = standar eleven = eleven point scale, yaitu rentangan nilai mulai dari 0
sampai dengan 10, z score nilai standar z, dan T score nilai standar T. Nilai standar yang biasanya dipakai pada lembaga pendidikan
tingkat dasar dan menengah adalah nilai standar berskala sebelas stanel.
Dalam penelitian ini, menggunakan teknik konversi skor menjadi nilai yang akan digunakan dengan cara penilaian dengan
persen percentages correction. Besarnya nilai yang diperoleh siswa merupakan presentase dari skor maksimum ideal yang seharusnya
dicapai jika tes tersebut dikerjakan dengan hasil 100 betul. Dengan kata lain, jika materi tes benar-benar mewakili seluruh bahan pelajaran
yang telah diajarkan sesuai dengan kurikulum, maka nilai yang diperoleh siswa menunjukkan besarnya presentase penguasaan siswa
terhadap bahan pelajaran materi kurikulum yang telah diajarkan. Oleh karena itu, nilai yang diperoleh siswa benar-benar merupakan
“nilai”, dan bukan lagi “skor”. Rumus penilaian sebagai berikut: NP =
x 100 Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
64
100 = bilangan tetap