Objek dan Subjek Evaluasi

24 siswa, baik dari segi pemahamanya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan aspek kognitif, dari segi penghayatan aspek afektif, maupun pengalamanya aspek psikomotor Sudaryono, 2012: 42. Bloom bersama rekan-rekanya telah menjadi pelopor dalam menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan pembelajaran educational objectives. Ada tiga ranah atau domain besar yang selanjutnya disebut taksonomi, yaitu ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotor psychomotor domain. Adapun taksonomi yang dimaksud menurut Mukhtar 2003 dalam Sudaryono 2012:43 adalah: Ranah kognitif cognitive domain menurut Bloom dan kawan-kawan mencakup: pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation. Ranah afektif affective domain menurut taksonomi Krathwohl, Bloom dan kawan-kawan meliputi: penerimaan receiving, partisipasi responding, penilaian penentuan sikap valuing, organisasi organization, pembentukan pola hidup characterization by value or value complex. Ranah psikomotorik psychomotoric domain menurut klasifikasi Simpson mencakup : persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan yang terbiasa mechanical response, penyesuaian pola gerakan adjustment, dan kreativitas creativity. 25 Dalam penelitian pengembangan ini peneliti akan mengembangkan perangkat tes hasil belajar siswa dalam ranah kognitif. Alasan peneliti memilih ranah kognitif, karena ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Melihat kenyataan yang ada dalam sistem pendidikan yang diselenggarakan, pada umumnya baru menerapkan beberapa aspek kognitif tingkat rendah, seperti pengetahuan, pemahaman dan sedikit penerapan. Sedangkan tingkat analisis, sintesis dan evaluasi jarang sekali diterapkan. Apabila semua tingkat kognitif diterapkan secara merata dan terus-menerus maka hasil pendidikan akan lebih baik.

C. Tinjauan Ranah Kognitif Pada Tujuan Pengajaran

Taksonomi tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh Bloom, Engelhart, Furst, Hill dan Krathwohl 1956 dalam bukunya “The Taxonomy of Educational Objectives, The Classification of Educational Goals, Handbook I: Cognitive Domain ”. Selama hampir setengah abad buku itu banyak menjadi rujukan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meskipun ide-ide dalam buku tersebut masih sangat bermanfaat, namun dinilai perlu adanya revisi untuk lebih bisa mengadopsi perkembangan dan temuan baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena itulah diterbitkan edisi revisi buku tersebut yang berjudul “A Taxonomy for Learning and Teaching and Assessing: A R evision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives” 26 Anderson, Krathwohl, Airasian, Cruikshank, Mayer, Pintrich, Raths, d Wittrock, 2001. Taksonomi yang baru melakukan pemisahan yang tegas antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Kalau pada taksonomi yang lama dimensi pengetahuan dimasukkan pada jenjang paling bawah pengetahuan, pada taksonomi yang baru pengetahuan benar-benar dipisah dari dimensi proses kognitif. Pemisahan ini dilakukan sebab dimensi pengetahuan berbeda dari dimensi proses kognitif. Pengetahuan merupakan kata benda sedangkan proses kognitif merupakan kata kerja. Setidaknya ada dua nilai positif dari taksonomi yang baru ini dalam kaitannya dengan asesment. Pertama, karena pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur. Pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif merupakan dua macam pengetahuan yang dalam taksonomi yang lama kurang mendapat perhatian. Dengan dimunculkannya pengetahuan prosedural, guru sains akan lebih terdorong mengembangkan soal untuk mengukur keterampilan proses siswa yang selama ini masih sering terabaikan. Kedua, taksonomi yang baru memungkinkan pembuatan soal yang bervariasi untuk setiap jenis proses kognitif. Apabila dalam taksonomi yang lama, hanya dikenal jenjang C1, C2, C3, dst., dalam taksonomi yang baru tiap jenjang menjadi 4 kali lipat sebab ada 4 macam pengetahuan. Seorang guru yang membuat soal jenjang C1, kini bisa memvariasikan soalnya, menjadi C1-faktual, C1-konseptual, C1- prosedural, C1- metakognitif, dsb.