Kekurangan Tes Pilihan Ganda

44 menyusun item tes yang mengandung pokok persoalan dengan tepat, dan menyusun jawaban alternatif dengan memperhitungkan beberapa jawaban penjebak distracters yang memungkinkan dipilih siswa. Di samping kelemahan pokok seperti yang diuraikan di atas, item tes pilihan ganda masih memerlukan perhatian seorang guru atau evaluator, diantaranya adalah kelemahan yang berkaitan dengan beberapa hal berikut: a. Konstruksi item pilihan ganda lebih sulit serta membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dengan penyusunan item tes bentuk objektif lainya. b. Tidak semua guru senang menggunakan tes pilihan ganda untuk mengukur hasil pembelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu, misalnya satu semester atau satu kuartal. c. Item tes pilihan ganda kurang dapat mengukur kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil pembelajaran. d. Item tes pilihan ganda memberi peluang pada siswa untuk menerka jawaban Sukardi,2009:126.

3. Langkah-Langkah Penyusunan Butir Soal

Agar soal yang disiapkan menghasilkan bahan ulangan ujian yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu: 1 menentukan tujuan tes, 2 menentukan kompetensi yang akan diujikan, 3 menentukan materi yang diujikan, 4 menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan bentuk 45 penilaianya, 5 menyusun kisi-kisinya, 6 menulis butir soal, 7 memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif, 8 merakit soal menjadi perangkat tes, 9 menyusun pedoman penskoranya, 10 uji coba butir soal, 11 analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba, dan 12 perbaikan soal berdasarkan hasil analisis Depdiknas, 2008: 12.

4. Kaidah Penulisan Tes Pilihan Ganda

Untuk mendapatkan tes pilihan ganda yang berkualitas, maka penulis harus memperhatikan kaidah penulisan soal pilihan ganda seperti berikut : a. Materi 1 Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi. 2 Pengecoh harus berfungsi. 3 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban. b. Konstruksi 1 Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan materi yang hendak diukur ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan gagasan.