Validitas Validity Kualitas Tes Pilihan Ganda Secara Empirik

49 a Validitas isi content validity Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan diujikan. Validitas isi dari suatu tes hasil belajar dapat diketahui dengan jalan membandingkan antara isi yang terkandung dalam tes hasil belajar, dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan untuk masing-masing mata pelajaran, apakah hal-hal yang tercantum dalam tujuan instruksional khusus sudah mewakili secara nyata dalam tes hasil belajar tersebut. b Validitas Konstruksi construct validity Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas yang ditilik dari segi susunan, kerangka atau rekaanya. Adapun secara terminologis, suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas konstruksi, apabila tes hasil belajar tersebut ditinjau dari segi susunan, kerangka atau rekaanya, telah dapat dengan 50 secara tepat mencerminkan suatu konstruksi. Tes hasil belajar baru dapat dikatakan telah memiliki validitas susunan apabila butir-butir soal atau item yang membangun tes tersebut benar-benar telah dapat dengan secara tepat mengukur aspek-aspek berpikir seperti: aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor sebagaimana telah ditentukan dalam tujuan instruksioanal khusus. Validitas konstruksi dari suatu tes hasil belajar dapat dilakukan penganalisisanya dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek-aspek berpikir yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut, dengan aspek-aspek berpikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan instruksional khusus. Dengan demikian sama halnya dengan penganalisisan validitas isi, kegiatan menganalisis validitas konstruksi ini dilakukan secara rasional, dengan berpikir kristis atau logika. Jika secara logis atau secara rasional hasil penganalisisan itu menunjukkan bahwa aspek-aspek berpikir yang diungkap melalui butir-butir soal tes hasil belajar itu sudah dengan tepat mencerminkan aspek-aspek berpikir yang oleh tujuan instruksional khusus diperintahkan untuk diungkap, maka tes hasil belajar tersebut dapat dinyatakan valid dari segi susunanya atau memiliki validitas konstruksi Sudijono, 2009: 166-167. 51 2 Validitas Empiris Validitas empirik adalah ketepatan mengukur yang didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik. Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas empirik ataukah belum, dapat dilakukan penelusuran dari dua segi, yaitu dari segi daya ketepatan meramalnya predictive validity dan daya ketetapan bandinganya concurrent validity. a Validitas ramalan predictive validity Validitas ramalan dari suatu tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah sebuah tes dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuanya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa mendatang. Untuk mengetahui apakah suatu tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai tes yang telah memiliki validitas ramalan atau belum, dapat ditempuh dengan cara mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang diuji validitas ramalanya dengan kriterium yang ada Sudijono, 2009: 168- 170. b Validitas bandingan concurrent validity Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan apabila tes tersebut dalam 52 kurun waktu yang sama dengan secara tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya. Dalam rangka menguji validitas bandingan, data yang mencerminkan pengalaman yang diperoleh pada masa lalu itu, kita bandingkan dengan data hasil tes yang diperoleh sekarang ini. Jika hasil tes yang ada sekarang ini mempunyai hubungan searah dengan hasil tes berdasar pengalaman yang lalu, maka tes yang memiliki karakteristik seperti itu dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan Sudijono, 2009: 177. Syarat soal yang berkualitas diantaranya adalah bahwa soal harus sahih valid. Validitas soal dapat diketahui dengan dua cara yaitu validitas rasional dan validitas empiris. Dari masing-masing validitas tersebut dibedakan lagi menjadi dua, jadi ada empat jenis validitas, yaitu: validitas isi, validitas konstruk, validitas ramalan, dan validitas bandingan. Dari keempat validitas tersebut peneliti lebih menekankan pada validitas isi.

b. Reliabilitas Reliability

Kehandalan reliability berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dapat dipercaya. Menurut Thorndike dan Hagen 1977, reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran 53 ulang. Hopkins dan Atens 1979:5 menyatakan reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu subjek maupun sejumlah subjek. Kerlinger memberikan beberapa batasan tentang reliabilitas yaitu: 1 reliabilitas dicapai apabila kita mengukur himpunan objek yang sama berulang kali dengan instrumen yang sama atau serupa akan memberikan hasil yang sama atau serupa, 2 reliabilitas dicapai apabila ukuran yang diperoleh dari suatu instrumen pengukur adalah ukuran “yang sebenarnya” untuk sifat yang diukur, dan 3 keandalan dicapai dengan meminimalkan galat pengukuran yang terdapat dalam suatu instrumen pengukur Purwanto, 2009:154.

c. Tingkat Kesukaran Difficulty Index

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkanya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semngat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauanya. Tingkat kesukaran difficulty index dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar , sebaliknya indeks 1,0