3. Pengendalian secara medis Pemeriksaan audiometri sebaiknya dilakukan pada saat awal masuk kerja,
secara periodik, secara khusus dan pada akhir masa kerja. 4. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Apabila pengendalian secara teknis dan administrasi belum dapat mereduksi tingkat dan lama kebisingan yang diterima maka digunakan alat pelindung
kebisingan yaitu ear plug atau ear muff disesuaikan dengan jenis pekerjaan, konsidi dan penurunan intensitas kebisingan yang diharapkan.
2.3.8 Pengukuran Intensitas Kebisingan
Standar alat untuk mengukur kebisingan adalah Sound Level Meter SLM. Pengukuran dalam SLM dikategorikan dalam tiga jenis karakter respon frekuensi,
yaitu ditunjukkan dalam skala A, B, dan C. Skala A yang ditemukan paling dapat mewakili batas pendengaran manusia dan respon telinga manusia terhadap
kebisingan, termasuk
kebisingan yang
dapat menimbulkan
gangguan pendengaran. Skala A tersebut dinyatakan dalam satuan dBA Djalante, 2010.
Dalam penelitian Buchari 2007, menjelaskan untuk alat ukur kebisingan yaitu Sound Level Meter SLM dan untuk mengukur ambang pendengaran
digunakan alat Audiometer. Sound Level Meter SLM adalah alat untuk mengukur suara. Mekanisme kerja dari SLM adalah apabila ada benda bergetar,
maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang mana perubahan tersebut dapat ditangkap oleh alat ini, sehingga akan menggerakkan
meter petunjuk atau jarum petunjuk. Sedangkan untuk Audiometer, adalah alat untuk mengukur nilai ambang pendengaran. Nilai ambang pendengaran adalah
suara yang paling lemah yang dapat didengar manusia. Audiogram adalah chart hasil pemerikasaan audiometri.
2.3.9 Kebisingan Lalu Lintas
Perkembangan yang semakin meningkat pada transportasi di jalan raya tentunya mempunyai dampak lingkungan di sepanjang jalan yang ramai dengan
sarana transportasi. Di negara berkembang seperti Indonesia, yang pengaturan dan penyediaan kendaraan umum belum tertata secara baik, masyarakat akan
cenderung menggunakan kendaraan pribadi untuk mendukung kegiatannya. Berdasar kecepatan dan kenyamanan berkendara maka kendaraan bermotor
pribadi lebih dipilih dibanding kendaraan tidak bermotor. Kebisingan di perkotaan yang padat lalu lintasnya bukan merupakan masalah baru lagi, tetapi
permasalahan lama yang perlu dipecahkan bersama. Meski kini kelompok- kelompok masyarakat pengguna sepeda telah terbentuk, seperti Bike to Work,
namun jumlah anggotanya masih sedikit. Di waktu mendatang diharapkan pengguna sepeda terus meningkat jumlahnya sehingga dapat menurunkan polusi
udara dan bunyi. Hal itu juga perlu didukung dengan penyediaan jalur khusus sepeda agar keselamatan dan kenyamanan pengguna sepeda.
Kebisingan pada kendaraan bermotor terutama bersumber pada mesin dan saluran gas buang. Juga terdapat sumber lain meski bukan sumber pokok, yaitu
gesekan roda dengan jalan dan klakson. Pada kendaraan bermotor dengan usia pembuatan 10 tahun ke bawah serta yang mesinnya terawat dengan baik,
kebisingan yang dihasilkan mesin dapat dianggap sesuai baku. Hal ini memengaruhi kebisingan adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu kelas jalan