Jenis Tekanan Darah Tekanan Darah

2.4.4 Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan darah diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu : 1 Tekanan darah normal Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah normal bila tekanan darah uuntuk sistolik 140 mmHg dan diastolik ,90 mmHg Guyton dan Hall, 2006. Nilai tekanan darah normal: a. Pada usia 15-29 tahun : sistolik 90-120 mmHg, diastolik 60-80 mmHg. b. Pada usia 30-49 tahun : sistolik 110-140 mmHg, diastolik 70-90 mmHg. c. Pada usia 50 tahun : sistolik 120-150 mmHg, diastolik 70-90 mmHg. 2 Tekanan darah rendah Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah rendah bila tekanan darah untuk sistolik 100 mmHg dan diastolik 60 mmHg Watson, 2002. 3 Tekanan darah tinggi Seseorang dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi apabila untuk tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg Watson, 2002. Klasifikasi tekanan darah bagi orang dewasa usia 18 tahun ke atas yang tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi dan tidak menderita penyakit serius dalam jangka waktu tertentu menurut Seventh Report of the Joint National Committe VII JNC VII on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure adalah sebagai berikut: Tabel 2.4 Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik Diastolik Normal Pre-hipertensi Di bawah 120 Di bawah 80 120-139 80-89 Darah tinggi atau hipertensi stadium 1 140-159 90-99 Darah tinggi atau hipertensi stadium 2 atatu berbahaya Diatas 160 Di atas 100 Sumber : Joint National Committee-VII 2004

2.4.5 Pengukuran Tekanan Darah

Untuk mengukur tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain Smeltzer Bare, 2001. Menurut Nursecerdas 2009, bahaya yang dapat ditimbulkan saat pemasangan kateter arteri yaitu nyeri inflamasi pada lokasi penusukkan, bekuan darah karena tertekuknya kateter, perdarahan: ekimosis bila jarum lepas dan tromboplebitis. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphgmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan ringga dalam manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer seseuai dengan tekanan dalam milimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakialis Smeltzer Bare, 2001. Adapun cara pengukuran tekanan darah dimulai dengan membalutkan manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut radial atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampaui dan arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmHg diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun