2.  Komunikasi dengan pembicaraan. Risiko  potensial  pada  pendengaran  terjadi,  apabila  komunikasi  dengan
pembicaraan  harus  dilakukan  secara  berteriak.  Gangguan  komunikasi semacam  itu  dapat  menyebabkan  gangguan  pada  pekerjaan  atau  bahkan
mengakibatkan kesalahan dan kecelakaan kerja terutama pada pekerja baru. Pengaruh  pada  komunikasi  percakapan  dapat  dipastikan  dengan  cara
mengukur  rata-rata  intensitas  oktaf-oktaf  di  antara  600-1.200;  1.200-2.400; dan  2.400-4.800  Hz.  Nilai  yang  dihasilkan  disebut  Tingkat  Gangguan
Pembicaraan Speech Interference Level. 3.  Efek pada pekerjaan.
Kebisingan  dapat  mengganggu  konsentrasi  pekerja  pada  pekerjaannya, terutama  suara  yang  bernada  tinggi,  karena  dapat  menimbulkan  reaksi
psikologis  dan  kelelahan.  Pada  pekerjaan  yang  lebih  banyak  menggunakan otak, kebisingan sebaiknya ditekan serendah mungkin.
4.  Reaksi masyarakat. Apabila  kebisingan  akibat  suatu  proses  produksi  sudah  sedemikian
hebatnya,  pengaruhnya  pasti  sangat  besar.  Masyarakat  sekitar  pun  pasti mengajukan  protes  dan  menuntut  agar  kegiatan  produksi  tersebut  segera
dihentikan.
2.3.6 Nilai Ambang Batas Kebisingan
Nilai  Ambang  Batas  NAB  kebisingan  sebagai  faktor  bahaya  di  tempat kerja adalah standar sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat
menghadapinya  tanpa  mengakibatkan  penyakit  atau  gangguan  kesehatan  dalam
pekerjaan  sehari-hari  untuk  waktu  tidak  melebihi  8  delapan  jam  sehari  dari  5 lima  hari  kerja  seminggu  atau  40  jam  seminggu.  NAB  kebisingan  tersebut
merupakan  ketentuan  dalam  Keputusan  Menteri  Tenaga  Kerja  RI  Nomor:  Kep- 51Men1999  tentang  Nilai  Ambang  Batas  Faktor  Fisika  di  Temapat  Kerja  dan
merupakan  standar  dalam  Standar  Nasional  Indonesia  SNI  16-7063-2004  Nilai Ambang  Batas  iklim kerja panas, kebisingan  getaran tangan-lengan dan  radiasi
sinar  ultra  ungu  di  tempat  kerja.  SNI  dimaksud  juga  memberikan  informasi tentang  pengendalian  kebisingan  yang  dilakukan  sehubungan  dengan  tingkat
paparan sebagaimana substansinya Suma’mur, 2009. Batasan  nilai  tingkat  untuk  beberapa  kawasan  atau  lingkungan  Menurut
Menteri Negara Lingkungan Hidup dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Baku Mutu Kebisingan
Zona Kawasan  Lingkungan Kesehatan Tingkat Kebisingan dB
a. Peruntukan Kawasan
1.  Perumahan dan Pemukiman 55
2.  Perdagangan dan Jasa 70
3.  Perkantoran dan Perdagangan 65
4.  Ruang Terbuka Hijau 50
5.  Industri 70
6.  Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7.  Rekreasi 70
8.  Khusus -  Bandar Udara
60 -  Stasiun Kereta Api
60 -  Pelabuhan Laut
70 -  Cagar Budaya
70
b. Lingkungan Kegiaatan
1.  Rumah Sakit atau Sejenisnya 55
2.  Sekolah dan Sejenisnya 55
3.  Tempat Ibadah atau Sejenisnya 55
Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996