Pengendalian Tekanan Darah Tekanan Darah
mendorong volume darah melalui ruang yang makin sempit, sehingga tekanan darah menjadi naik akibatnya terjadi hipertensi. Karena itu
disarankan untuk mengurangi konsumsi natriumsodium. Sumber natriumsodium yang utama adalah natrium klorida garam dapur,
penyedap masakan monosodium glutamate MSG, dan sodium karbonat soda kue, natrium benzoat untuk mengawetkan makanan, natrium
bosulfit untuk mengawetkan daging, natrium sitrat pada minuman. Konsumsi garam dapur mengandung iodium yang dianjurkan tidak lebih
dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh Anggraini, Waren, Situmorang, Asputra, Siahaan, 2003.
b. Diet rendah kolesterol Kolesterol merupakan lemak seperti lilin dan berwarna
kekuningan. Kadar kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh asupan makanan dan sebagian besar hasil sistesa hati. Apabila jumlahnya normal,
kolesterol sebenarnya bermanfaat memperlancar metabolisme tubuh seperti bahan pembentuk dinding sel, pembentukan hormon, pembungkus
jaringan saraf, garam empedu, membuat vitamin D, dan juga membantu perkembangan otak pada anak-anak. Namun bila kadar kolesterol dalam
darah jumlahnya berlebihan, dapat membahayakan tubuh karena memicu timbulnya penyakit. Agar kolesterol tidak memicu timbulnya penyakit,
kadarnya harus dikendalikan yaitu dengan mengatur pola makan. Memperbanyak konsumsi makanan rendah kolesterol, serta membatasi
konsumsi lemak. Caranya yaitu dengan meningkatkan asupan makanan
nabati dan mengganti lemak berbahaya dengan lemak sehat Sutomo, 2008.
2. Aktivitas fisik cukup dan berolahraga secara teratur Aktivitas fisik juga sangat berperan dalam menurunkan tekanan darah.
Aktivitas fisik olahraga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar total kolesterol, LDL dan trigliserida. Bahkan yang lebih
penting, olahraga dapat memperbaiki HDL. Takaran olahraga yang tepat dapat menurunkan hipertensi, obesitas, serta diabetes mellitus. Hasil penelitian
dengan olahraga saja sama efektifnya dengan kombinasi antara olahraga dan obat
.
Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat mengurangi atau menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh darah. Olahraga yang
dimaksud adalah latihan aerobik menggerakkan semua nadi dan otot tubuh seperti gerak jalanjalan kaki, senam, jogging, berenang, naik sepeda. Tidak
dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan Soeharto, 2004
.
3. Istirahat tidur Istirahat yang dilakukan seharusnya tidak berlebihan dan kekurangan.
Istirahat akan membuat tubuh kembali segar. Istirahat siang yang paling baik dilakukan adalah selama 2 jam. Istirahat yang dilakukan secara berlebihan
tidak baik untuk kesehatan tubuh. Seseorang yang tidur kurang dari 5 jam setiap malamnya memiliki resiko lebih tinggi 39 terkena penyakit jantung
dibandingkan dengan yang tidur 8 jam. Seseorang yang tidur kurang dari 6 jam memiliki resiko lebih tinggi 18 terkena sumbatan arteri dan orang yang
tidur 9 jam atau lebih diperkirakan memiliki resiko lebih tinggi 37 terkena penyakit jantung Novita, 2008.
4. Manajemen stres Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres atau ketegangan jiwa rasa tertekan, murung, bingung, cemas, berdebar-debar, rasa
marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih
cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Penderita hipertensi yang mendapatkan penatalakasanaan hipertensi
ataupun tidak cenderung memiliki tekanan darah yang tinggi meski ada kalanya tekanan darah mereka berada dalam batas normal. Kondisi ini akan
diperburuk dengan adanya peningkatan tekanan darah akibat stres, maka tekanan darah akan menjadi semakin tinggi. Apabila kondisi ini berlangsung
terus menerus dalam kurun waktu yang lama tanpa ada penangganan yang tepat maka tekanan darah yang tinggi tersebut akan sulit dikontrol. Tekanan
darah pada penderita hipertensi yang tidak terkontrol inilah, yang menjadi penyebab utama terjadinya stroke Mahendra, 2004.
5. Pembatasan konsumsi rokok dan tidak mengkonsumsi alkohol Kebiasaan merokok juga harus dikurangi bahkan dihindari, karena
keadaan jantung dan paru-paru mereka yang merokok tidak akan dapat bekerja secara efisien. Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran
zat-zat seperti adrenalin yang dapat merangsang denyutan jantung dan tekanan
darah. Untuk konsumsi rokok pecandu, mengurangi secara bertahap mulai dari 5 batang rokok sampai memberhentikan total. Perokok pasif atau orang yang
tidak merokok tetapi berada di dekat orang yang merokok pun terkena dampak negative dari asap rokok yang lebih bahaya dari perokon itu sendiri.
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan kematian kardiovaskular. Tujuh penelitian kematian pecandu alkohol menunjukkan
bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah besar diikuti dengan peningkatan kematian penyakit jantung koroner. Penelitian pada lebih dari 700 pria yang
diotopsi dengan usia 30-69 tahun, terdapat aterosklerosis koroner yang luas diantara sampel yang mengkonsumsi alkohol dalam 16 hari atau lebih setiap
bulannya daripada peminum sedang atau bukan peminum. Sutomo, 2008. Jika pada penderita hipertensi yang mempunyai riwayat candu alkohol
sebaiknya mengurangi minuman alkohol pada batas maksimal 1 gelas pada kadar 15 alcohol sampai memberhentikannya mengkonsumsi Cahyono,
2008.