Ada juga yang menganggap jika pemberian ornamen Betawi yang diberikan oleh Dinas memberikan dampak kenaikan
harga sewa. Sehingga ada yang memilih tidak merenovasi karena anggapan tersebut. Seperti yang dituturkan oleh Bu Kiki sebagai
berikut: “dulu mah sebelum dipasangin gigi balang kontrakan saya
murah, sekarang jadi mahal karna udah cakep. Makanya saya pindah ke kontrakan yang biasa aja”
b. Adanya Pengalaman-pengalaman Mengecewakan di
Masa Lalu
Pengalaman yang mengecewakan datang dari pihak pemerintahan seperti pemilihan rumah yang akan di renovasi. Banyak masyarakat
yang menganggap rumah yang dipilih adalah kerabat dari ketua RT atau perangkat desa. Sehingga menimbulkan kecemburuan pada
masyarakat. Dari rasa cemburu itu masyarakat pendatang yang telah memiliki rumah sendiri enggan mengeluarkan uangnya untuk
menambahkan ornamen. Masyarakat juga kecewa terhapad Dinas Perumahan yang dianggap menurunkan kualitas kayu yang
digunakan, sehingga ornamennya cepat keropos.
c. Kurangnya Informasi
Masih banyak masyarakat baru yang mengatakan tidak mengetahui
tentang program
penyerasaian bangunan
di Perkampungan Budaya Betawi. Dari pihak RT ataupun kelurahan
tidak pernah memberikan sosialisai sama sekali. Hal inilah yang membuat masyarakat tetap tenang walaupun rumahnya tidak
bercirikan Betawi. Ataupun rumah yang sudah mendapatkan bantuan ornamen dilepas dengan berbagai alasan.
d. Ketergantungan dan Saling Lempar Tanggung Jawab
Masyarakat pendatang tidak mau mengeluarkan uang sendiri untuk merenovasi rumahnya agar bercirikan Betawi karena
mereka menunggu bantuan dari pihak Dinas Perumahan. Faktor ini muncul karena maasyarakat melihat rumah-rumah yang sudah
direnovasi dengan cuma-cuma tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Masyarakat belum mengetahui jika kerjasama dengan
Dinas Perumahan sudah diputus sepihak oleh ketua RW dan RT setempat karena rasa kecewa terhadap penurunan kualitas kayu
yang digunakan. Saling lempar tanggung jawab terjadi pada penyewa rumah
terhadap pemilik kontrakan untuk memberikan ornamen Betawi. Anggapan penyewa rumah adalah mereka hanyalah penyewa
berarti tinggal menempati saja. Urusan merenovasi dan penambahan ornamen adalah urusan pemilik kontrakan.
Tetapi anggapan bertolak belakang, saat pertanyaan yang sama dilontarkan kepada pemilik kontrakan. Bagi pemilik kontrakan
pemberian ornamen dan renovasi adalah tanggung jawab pengontrak sebagai penghuni rumah. Penyewa harus memperbaiki
apa yang telah ditempatinya agar terlihat bagus dan nyaman. Seperti penuturan pak Nur Syarif selaku ketua RW sebagai berikut:
“kita yang udah ngontrakin rumah ya semua wewenan ada di pengontrak, kan mereka yang nempatin. Jadi mereka
yang harus bertanggung jawab semuanya”
39
e. Pola Pikir
Faktor penghambat partisipasi adalah kesiapan pola pikir untuk mengikuti dan melaksanakan program pembangunan dengan
segala resiko serta manfaat yang akan diterima. Mayoritas masyarakat pendatang yang menganggap jika pemberian ornamen
Betawi pada kontrakannya akan menyebabkan naiknya harga sewa rumah. Sehingga ada yang memilih tidak merenovasi karena
39
Wawancara pribadi dengan Pak Nur Syarif, op.cit
anggapan tersebut menjadikan mereka lebih memilih tidak merenovasi ornamen yang telah rusak. Seperti yang dituturkan oleh
Bu Yati warga pendatang yang mengontrak rumah bercirikan Betawi, berikut penuturannya:
“semenjak dipasangin ornamen Betawi gini, harga sewa per bulannya jadi naik terus. Iya kalo rumahnya bagus, ni
kayunya udah pada keropos. Itu pagernya aja saya tutup pake spanduk biar ga tampias dan becek, kalo jelek begini
mending ga usah dipasangin deh. Polosan aja.”
40
Dengan alasan kenaikan harga membuat masyarakat pendatang enggan untuk merawat semua ornamen yang ada.
Mereka membiarkan begitu saja, jika terjadi kerusakan mereka akan memanfaatkan barang yang ada. Dengan tujuan agar tidak
mengeluarkan biaya dari kantong sendiri, seperti pemanfaatan banner untuk menutup
langkanyang rusak atau kayu yang terlepas. Kontrakan jika dirawat akan samakin bagus dan semakin mahal
harga sewanya. Jadi mereka lebih memilih membiarkan ornamen rusak yang penting rumahnya aman dari bocor dan masih layak
huni. Jika rusak dibagian ornamen bisa dilepas kapan saja tidak berpengaruh pada fungsi rumah dan keselamatan penghuninya.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian limitation of the research menjelaskan
hal-hal yang dijumpai peneliti dalam proses penelitian, sehingga penelitian tidak memberikan hasil sebagai mestinya. Keterbatasan harus dinyatakan
dalam laporan hasil penelitian. Penjelasan tentang keterbatasan dalam laporan penelitian merupakan salah satu bentuk amanah ilmiah dan
integritas moral yang diperlihatkan peneliti tentang hasil penelitiannya.
40
Wawancara pribadi dengan bu Yati pada tanggal 14 September 2014