dalam ruangan biasanya tidak memasang daun pintu, cukup memakai tirai saja
”.
33
Rumah tradisional Betawi yang masih asli mempunyai ciri yang spesifik antara lain berlantaikan tanah dan berdinding bambu.
Namun, pada saat ini bentuk dari bangunan rumah tradisional Betawi banyak mengalami perubahan seiring berjalanannya waktu. Seperti
yang dijelaskan oleh Nurdjati “pada saat ini bentuk bangunan rumah tradisional tersebut telah banyak mengalami perubahan, baik bentuk
maupun bahan bangunannya”.
34
Untuk melestarikan rumah tradisional Betawi pemerintah memberikan bantuan dana untuk perbaikan
bangunan tradisional yang ada, juga membuat rencana memodifikasi bentuk dan ornamen-ornamennya, sesuai dengan kondisi masa ini.
35
Karena rumah tradisional Betawi merupakan salah satu aset yang dimiliki oleh DKI Jakarta, terutama kawasan Setu Babakan yang
menjalankan program Perkampungan Betawi untuk menarik wisatawan dan melestarikan kebudayaan daerah asalnya.
b. Ornamen Rumah Tradisional Betawi
Ornamen merupakan dekorasi yang digunakan untuk memperindah bagian dari sebuah bangunan atau obyek. Ornamen
arsitektural dapat terbuat dari batu, kayu atau logam mulia yang diukir, selain itu ornamen juga dapat dibuat dari plesteran adukan beton atau
tanah liat yang dibentuk. Kekayaan Betawi akan seni dan budaya mendukung terciptanya
ornamen-ornamen yang menjadi ciri khas pada arsitektur Betawi, ornamen-ornamen tersebut tidak hanya sebagai penghias bangunan
tetapi memiliki falsafah dalam kehidupan masyarakat Betawi.
33
Nurdjati, “Partisipasi Masyarakat Betawi pada Upaya Pelestarian Lingkungan”,Tesis
pada PascasarjanaUI, Jakarta,1996, h. 72 tidak dipublikasikan
34
Ibid.
35
Ibid.
sudah menjadi kantor Perkampungan Budaya Betawi. Rumah- rumah yang mendapat bantuan dari Dinas Perumahan hanya
menrenovasi teras agar terlihat bercirikan Betawi dari fisik bangunan.
2 Langkan
Untuk menciptakan privacy, sebagai pengganti pagar
halaman pada bagian depan rumah-rumah tradisional Betawi biasanya dibuat langkan, yaitu pagar yang disebut
jaro, terbuat dari bahan bambu atau kayu, sehingga pandangan dari luar rumah tidak
tembus ke dalam rumah.
38
Tata letak serambi yang berada pada sebelah muka rumah dalam
keadaan terbuka
dan diberi
langkan setinggi
pinggang.
39
Langkan merupakan pagar pembatas yang ada di teras dari halaman berbahan kayu, bersimbol seperti patung manusia
yang juga memiliki pesan moral, yaitu etika yang baik dalam bertamu harus melewati halaman depan rumah. Sebab, ketika
bertamu lewat belakang atau samping rumah, bagi masyarakat Betawi merupakan etika yang kurang baik.
Langkan merupakan salah satu ornamen andalan yang diberikan oleh Dinas Perumahan kepada masyarakat di Setu
Babakam. Letaknya di depan rumah membuat bahan baku pembuat langkan seperti kayu cepat rusak karena terkena tampias hujan.
Kayu yang selalu terkena hujan dan panas matahari menjadi cepat rusak dan keropos. Karena hal tersebut banyak warga yang memilih
melepas langkan dari rumahnya. Ada juga warga yang mengakali
dengan memberikan penutup seperti banner pada langkan yang
rusak agar air tampias hujan tidak masuk ke teras rumah.
38
Harun B. Ismet, “Rumah Tradisional Betawi”, catatan kedua, Jakarta, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 1999 h.18
39
Nurdjati, “Partisipasi Masyarakat Betawi pada Upaya Pelestarian Lingkungan”,Tesis pada PascasarjanaUI, Jakarta,1996, h. 72 tidak dipublikasikan