Partisipasi Masyarakat Dalam Melestarikan Rumah

kontrakannya, yang memungkinkan diberikan teras maka akan ditambahkan langkan. Namun bagi rumah yang tidak memungkinkan untuk ditambahkan teras ataupun langkan karena ketersedian lahan yang tidak memungkinkan dan bentuk rumah yang sudah mepet dengan bahu jalan. Atau pada kontrakan-kontrakan yang dipinggir jalan dan tidak memiliki teras, maka pembangunan hanya akan menambahkan ornamen lispank saja. Seperti yang dituturkan oleh Bu Ani yang telah mengontrak selama 11 tahun di Setu Babakan sebagai berikut: “kontrakan saya hanya menggunakan gigi balang saja, soalnya kalo pake pager kayu itu ga bisa. Kan terasnya sempit banget, malah jadi ribet. Ga bisa buat duduk di depan lagi ”. 29

b. Sumbangan Materi dan Tenaga

Dimensi partisipasi menurut Oakley adalah memberikan sumbangan materi dan tenaga. Pada bentuk partisipasi dalam proses pelaksaan masyarakat hanya membantu sekedarnya, karena pelaksanaan pembangunan dilakukan semua oleh pemborong dari Dinas Perumahan. Partisipasi masyarakat saat rumahnya direnovasi oleh Dinas berupa materi ataupun tenaga. Partisipasi yang berbentuk materi dengan menyuguhkan makanan ala kadarnya seperti kopi, jajanan atau makan siang itupun hanya sesekali kepada pemborong. Seperti yang dijelaskan oleh pak Namin selaku ketua RT 010 yang mendapatkan bantuan renovasi teras dari dinas, sebagai berikut: “pas rumah saya dibenerin ya kita ga bantu apa-apa. Cuma nyuguhin minuman, namanya aja ada orang kerja di rumah kita. Ya pake kopi sama pisang goreng ato ubi rebuslah. Buat temen ngupi mereka, karna saat itu bulan puasa ada 29 Wawancara pribadi dengan bu Ani tanggal 20 September 2014 juga yang puasa palingan sorenya saya kasih nasi buat buka di rumahnya ”. 30 Tidak hanya partisipasi berupa materi partisipasi berupa tenaga bisa dilakukan. Seperti yang dituturkan oleh Bu Sara yang suaminya ikut membantu dalam proses renovasi rumah, sebagai berikut penuturanya: “suami saya bantuin kerja kalo dia lagi di rumah, sebenernya kaga bantuin juga gapape. Tapi emang dia orangnya mah gitu ga mau diem, jadi bantuin mulun dah tiap ari. Sayanya mah palingan ikut nyiapin kopi sama rokok aja dah itung-itung nyenengin tukang ”. 31 Namun tidak semua rumah yang direnovasi warganya ikut membantu dalam proses pembangunan. Ada juga yang hanya ikut mengawasi dan ikut nemenin ngobrol saja. Itu semua tergantung kepada pemilik rumah, karena dari pihak Dinas tidak meminta bantuan sedikitpun kepada warga. Bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat pendatang hanya berupa materi, tenaga, dan pengawasan pemborong saat bekerja, sedangkan dari pihak pemerintah memberikan tenaga kerja, bahan bangunan serta menyediakan alat-alat bangunan. Pembangunan rumah tradisional Betawi yang dilaksanakan dengan cara tersebut mencerminkan jika pemerintah lebih dominan dalam membuatnya. Pemerintah yang mengambil alih pembangunan memperlihatkan bahwa pemerintah adalah ahli dan mengerti pembangunan sedangkan masyarakat dianggap tidak mengerti hal pembangunan. Partisipasi seperti ini cenderung menjadikan masyarakat sebagai objek pembangunan. Sehingga tujuan pembangunan untuk melestarikan dan menyerasikan bangunan sulit tercapai. Karena keberhasilan suatu program pembangunan adalah saat program 30 Wawancara pribadi dengan pak Namin tanggal 14 September 2014 31 Wawancara pribadi dengan bu Sara , loc. cit tersebut mendapat dukungan dari masyarakat. Partisipasi masyarakat erat akaitannya dengan aspirasi yang tumbuh dari dalam diri masyarakat. Bentuk partisipasi warga dapat berupa kesediaan mereka menerima bantuan berupa ornamen dari Dinas Perumahan untuk dipasang pada rumahnya. Awalnya warga berebut untuk mendapatkan bantuan tersebut. Namun setelah bantuan memasuki periode kelima, ornamen dari Dinas mengalami penurunan kualitas. Ornamen kayu yang dipasang pada periode tersebut cepat keropos dibandingkan ornamen yang diberikan pada periode pertama hingga ketiga. Seperti yang dituturkan oleh Pak Rudi selaku RT 009, sebagai berikut: “rumah saya ini pembangunan periode kedua masih bagus nih kayunya, belom ada yang keropos. Tapi rumah abang saya noh dibelakang baru itungan bulan udah pada keropos ame copot ”. 32 Hal tersebut yang memberikan kekecewaan bagi warga dan pihak kelurahan. Sehingga bantuan dari dinas diputus oleh kelurahan karena dianggap merusakbukan membantu. Dalam proses pembangunan Dinas Perumahan dianggap mengejar kuantitas bukan kualitas.

4. Faktor Pendorong

Menurut Khairudin dalam Nurdjati ditinjau dari segi motivasinya, partisipasi anggota masyarakat terjadi karena: a. “Rasa takut atau terpaksa dapat memotivasi masyarakat untuk aktif berpartisipasi ”. 33 Rasa takut bisa timbul karena adanya sanksi atau hukuman bagi warga yang tidak memiliki rumah tanpa bercirikan 32 Wawancara pribadi dengan pak Rudi tanggal 18 September 2014 33 Nurdjati, “Partisipasi Masyarakat Betawi pada Upaya Pelestarian Lingkungan”,Tesis pada PascasarjanaUI, Jakarta,1996, h. 46 tidak dipublikasikan