Sejarah Singkat Media Indonesia

Kepala Perwakilan Jabar : Maman Sudiaman Kepala Perwakilan DIY- Jateng : Indra Wisnu Wardhana Kepala Perwakilan Jatim : Asep Nurzaman

B. Profil Media Indonesia

1. Sejarah Singkat Media Indonesia

Media Indonesia diterbitkan di Jakarta oleh Badan Penerbit “Yayasan Warta Indonesia” yang diketuai oleh Teuku Yously Syah yang juga merupakan pendiri Media Indonesia. Edisi perdananya diterbitkan pada hari Senin, 19 Januari 1970 dengan motto “Pembawa Suara Rakyat”. Pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Media Indonesia dapat terbit berdasarkan Surat Izin Terbit SIT yang dikeuarkan oleh Departemen Penerangan No. 0856SKDir-PKSIT1969 tanggal 6 Desember 1969. 92 Tahun pertama penerbitan, Media Indonesia bukanah harian politik atau bisnis melainkan harian yang isi pemberitaannya lebih banyak di bidang hiburan seperti cerita artis, yang menyebabkan pada saat itu Media Indonesia dikatakan sebagai Koran kuning. Tahun 1976, Media Indonesia yang mulanya hanya baru bisa menerbitkan 4 halaman meningkat menjadi 8 halaman setiap hari. 92 Data Resmi Media Indonesia Perkembangan Media Indonesia di dunia industri media massa berlangsung seperti kehidupan pers nasional pada umumnya yang pada saat itu tak lepas dari berbagai kendala, baik kendala minimnya Sumber Daya Manusia maupun finansial. Hal tersebut menyebabkan Media Indonesia mengalami ketidakteraturan dalam penerbitan. Media Indonesia dengan terpaksa harus menghentikan penerbitannya setiap hari diganti dengan terbit seminggu sekali dan berubah nama menjadi surat kabar mingguan. Akibat dari ketidakteraturan penerbitan itu, pada tahun 1981 Departemen Penerangan mengeluarkan sanksi dengan menerbitkan Surat Pembatalan Sementara terhadap SIT Media Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Penerangan RI No.986Ditjen-PPG1982. Berdasarkan keputusan siding Pleno XXXI Dewan Pers tahun 1988 di Pulau batam, Riau, dalam membantu penerbit pers yang masih dalam keadaan lemah dengan memberikan kesempatan kepada penerbit pers nasional untuk melakukan kerjasama baik di bidang teknik, manajemen maupun permodalan dengan pihak lain. Akhirnya, pada tahun 1988 Teuku Yousli melakukan kerjasama dengan Surya Paloh, mantan pemimpin umum Harian “Prioritas” yang dibredel pada tahun 1986, dibidang permodalan dan manajemen baru Harian Umum Media Indonesia. Kerjasam tersebut melahirkan media Indonesia dengan manajemen baru di bawah PT.Citra Media Nusa Purnama. Di bawah manajemen baru, Media Indonesia mengalami perubahan baik di segi kualitas SDMnya maupun isinya. Isi penerbitan berubah dengan kuantitas berita politik sama besar dengan berita ekonomi, perubahan isi tersebut juga diiringi dengan perubahan segmentasi sasaran pembaca yakni kalangan menengah ke atas. Surya Palohpun sebagai pemimimpin Media Indonesia, tetap memperjuangkan kebebasan pers dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke pengadilan dan menuntut menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.0184 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air. Pada tahun 1995, Media Indonesia berpindah tempat usahanya dari jalan Gondangdia Lama, Menteng, Jakarta Pusat ke jalan Pilar Mas Raya, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat karena seiring dengan pengembangan usaha Media Indonesia daam bidang percetakan sehingga diharapkan Media Indonesia menjadi suatu bisnis pers terintegrasi. Media Indonesia menjunjung tagline “Jujur Bersuara”, yang mengungkap fakta apa adanya tanpa basa- basi. 93

2. Visi Misi Media Indonesia