Media Indonesia Tanggal 12 November 2010

Kabareskim Polri Gayus Mainan Satgas Gayus berada di kendali Satgas dan simpang siurnya kasus kepergian Gayus ke Bali karena terdapat berbagai versi Hendarrdi Ketua BP Setara, Adnan Buyung Nasution, Donal Fariz peneliti ICW. SBY Tolak Bawa Gayus ke KPK Presiden SBY tetap mempercayakan penanganan kasus Gayus oleh kepolisian dan adanya pihak yang mendorong kasus gayus ditangani KPK Julian Aldrin Jubir Kepresidenan, Kapolri, Bibid Samad Riyanto, Mahfud MD Ketua Mahkamah Konstitusi.

3. Analisis Framing Entman Media Indonesia

3.1. Media Indonesia Tanggal 12 November 2010

Judul :Gayus Gaji Polisi Rp 100 Juta per Bulan Penempatan : Halaman 1 Beredarnya foto pria mirip Gayus Tambunan, terdakwa kasus mafia pajak sedang menonton pertandingan tenis di Bali, Jum‟at 511 menghebohkan masyarakat., bagaimana bisa seorang tahanan dengan mudahnya keluar tahanan. Keluarnya Gayus dari rutan membuktikan rumor bahwa sejumlah tahanan penghuni Mako Brimob Kelapa Dua acap kali berkeliaran. Gayus sering keluar rutan karena telah menyuap pejabat rutan. Terbukti menurut penyataan Kepala Divis Humas mabes Polir Irjen Iskandar Hasan menyebutkan kepala rutan Komisaris Iwan Siswanto menerima suap Rp. 50 juta –Rp. 60 juta sedangkan delapan anggota petugas jaga Rp. 5 juta – Rp. 6 juta sejak Juli lalu. Kesembilan anggota Polri tersebut diduga melanggar Pasal 5 ayat 2, pasal 11, Pasal 12, UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor dan juncto pada Pasal 55 dan 56. Dalam kasus keluarnya Gayus ini muncul dugaan adanya atasan Iwan Siswanto yang member izin. Namun hal itu dibantah pihak Mabes Polri. Ketua Indonesia Police Watch Neta S Pane, menyatakan kewenangan kepala rutan tidak sejauh sampai memberikan izin keluar masuk tahanan. ia meyakinkan pasti ada pejabat di atas Iwan yang memberi izin. Tabel 4.11 Perangkat Framing Entman Problem Identification skenario pembatasan tersangka hanya sampai level komisaris. Causal Interpretation Polri menyangkal sebagai skenario penyelamatan atasan. Moral Evaluation Kewenangan kepala rutan tidak sejauh member izin keluar masuknya tahanan. Treatment Recommendation Menindak yang terlibat sesuai hukum Problem Identification. Media Indonesia dalam berita ini melihat kasus keluarnya Gayus dari rutan itu melibatkan atasan kepala rutan. Namun, pihak kepolisian membatasi tersangka hanya pada level komisaris saja. Media Indonesia menonjolkan kutipan wawancara dengan Kadiv Humas Mabes Polri yang menunjukkan ketegasan penyangkalan adanya keterlibatasan atasan kepala rutan. Menanggapi penyangkalan kepolisian tersebut, Media Indonesia menyitir pernyataan ketua IPW, Neta S.Pane yang menilai penyangkalan terlalu cepat padahal pemeriksaan kesembilan polisi yang diduga memudahkan Gayus keluar dari rutan belum tuntas. Memang sebelumnya Media Indonesia menjelaskan juga mekanisme suap yang diberikan oleh Gayus dan sanksi hukum yang diterima oleh pejabat rutan, tapi menurut penulis Media Indonesia sangat menonjolkan isu ini. Madia Indonesia menambahkan pernyataan Neta yang mengatakan bahwa dugaan adanya keterlibatan atasan kepala rutan itu sama seperti ketika mencuat kasus mafia pajak Gayus Tambunan pertama kali, skenarionya dibatasi sampai Kom pol Arafat.” Causal Interpretation. Media Indonesia dalam berita ini mengungkapkan bahwa penyangkalan oleh Polri adalah skenario untuk menyelamatkan atasan. Karena jika dugaan adanya atasan yang terlibat dalam member izin keluar masuknya tahanan, maka nama kepolisian akan tercoreng dan siapa di balik kasus mafia pajak dan mafia hukum ini dengan mudah akan terungkap. “Pernyataan Kadiv Humas Polri dinilai terlalu cepat oleh sejumlah kalangan. Ketua Indonesia Police Watch, Neta S Pane mengatakan pembatasan tersangka hanya pada level komisaris sebagai skenario penyelamatan atasan.” Pihak kepolisianpun selama ini tertutup soal isu keluar masuknya tahanan dari rutan. Selama ini rumor bahwa sejumlah tahanan penghuni sel Mako Brimob acapkali berkeliaran selalu ditepis pihak Polri. Dalam berita tersebut Media Indonesia menyebutkan selain Gayus, masih menurut sumber, penghuni Rutan Mako Brimob yang memperoleh „kenyamanan‟ adalah mantan Kabareskim Susno Duadji dan Kombes Wiliardi Wizard, terpidana kasus pembunuhan yang melibatkan mantan Ketua KPK Antasari Azhar. Moral Evaluation. Media Indonesia menilai kemungkinan ada pejabat di atas Iwan Siswanto yang terlibat karena tidak mungkin hanya melibatkan sebatas kepala rutan saja mengingat kewenangan kepala rutan tidak sejauh untuk member izin keluar masuk tahanan. walaupun hal tersebut langsung dibantah Polri padahal pemeriksaan belum tuntas. “Meski belum tuntas memeriksa Sembilan anggotanya yang diduga memberikan kelonggaran kepada Gayus, Polri memastikan tidak ada atasan Iwan Siswanto yang terlibat. “Tidak ada,” kata kadiv Humas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan. “Tidak ada atau belum ada Pak?” kejar wartawan. “Tidak ada,”tandas Iskandar.” Treatment Recommendation. Media Indonesia dalam berita tersebut menilai bahwa semua yang terlibat dalam kasus keluarnya Gayus dari rutan sesuai dengan hukum yang berlaku. Pihak kepolisian seharusnya tidak boleh tebang pilih dalam menindak lanjuti kasus ini. Dalam kasus keluarnya Gayus, diduga adanya atasan kepala rutan yang mengizinkan. Media Indonesia dalam hal ini menyorot bahwa wewenang kepala rutan tidak sampai pada mengizinkan tahanan keluar dari tahanan, pasti ada atasan kepala rutan yang terkait, kepolisian hendaknya tidak buru-buru menyatakan tidak ada keterlibatan atasan kepala rutan sebelum penyelidikan dituntaskan. Karena menurut pengakuan Gayus sendiripun ia keluar dari rutan mengikutin jejak tahanan lain yang dengan mudahnya keluar masuk rutan dengan member suap, seperti mantan kabareskim Susno Duadji dan Kombes Wiliardi Wizard. Media Indonesia mengambil judul Gayus Gaji Polisi Rp 100 Juta per Bulan menurut penulis judul tersebut lebih to the point dan menyindir ketimbang judul Republika Gayus Bayar Rp. 100 Juta. Judul yang dipakai Media Indonesia “Gayus Gaji Polisi Rp 100 juta per Bulan” memperlihatkan Gayus sebagai pihak yang posisinya lebih tinggi daripada polisi. Judul tersebut mengidentikan Gayus menguasai polisi, dan memang terbukti, Gayus bisa keluar masuk tahanan dengan mudah karena telah menguasai kepolisian dengan menyuap mereka. Media Indonesia menampilkan foto Gayus memakai baju batik rapih, celana panjang hitam, jam tangan di tangan kirinya dan menggunakan kaca mata hitam. Dalam foto tersebut Gayus sedang menatap ke luar tahanan. Di sebelah foto Gayus terdapat gambar tangan yang memegang uang seratus ribu keluar dari teralis sel dan di bawahnya di rincikan nama pejabat rutan yang ia suap beserta besarnya uang suapan. Menurut penulis Media Indonesia bermaksud menggambarkan Gayus dengan pakaian yang rapih dan perlente tidak selayaknya tahanan, menunjukkan Gayus mendapat perlakuan istimewa di dalam tahanan. sedangkan gambar tangan yang keluar dari dalam sel memegang uang seratus ribu rupiah ke arah nama-nama pejabat rutan menunjukkan penyuapan dengan jumlah uang yang tidak sedikit yang dilakukan oleh Gayus ke pejabat rutan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adanya kutipan wawancara Republika dengan Irjen Iskandar hasan, dalam berita tersebut Republika mengutip hasil wawancara dengan Irjen Iskandar sebagai berikut pada paragraf 8: “Iskandar mengatakan, polisi belum menemukan adanya keterlibatan polisi berpangkat lebih tinggi dari kepala rutan. “Masih kita telusuri,” katanya.” Lihat perbedaannya dengan Media Indonesia yang mengutipnya sebagai berikut paragraf 14: “Meski belum tuntas memeriksa Sembilan anggotanya yang diduga memberikan kelonggaran kepada Gayus, Polri memastikan tidak ada atasan Iwan Siswanto yang terlibat. “Tidak ada,” kata kadiv Humas Mabes Polri Irjen Iskandar Hasan. “Tidak ada atau belum ada Pak?” kejar wartawan. “Tidak ada,”tandas Iskandar. Sangat jelas terlihat perbedaan pengutipan hasil wawancara kedua media tersebut dengan narasumber yang sama, yakni Irjen Iskandar dan mengenai hal yang sama pula, yakni terkait adanya keterlibatan atasan Iwan. Entah wawancara tersebut dilakukan dalam waktu yang sama atau tidak, keterangan dari Irjen Iskandar terlihat berbeda jika dilihat dari pemberitaan di kedua media tersebut. Di Republika Irjen Iskandar tidak menyatakan penyangkalan, sedangkan di Media Indonesia Irjen Iskandar secara tegas menyangkal adanya keterlibatan polisi yang berpangkat lebih tinggi dari Iwan.

3.2. Media Indonesia Tanggal 15 November 2010