Iskandar secara tegas menyangkal adanya keterlibatan polisi yang berpangkat lebih tinggi dari Iwan.
3.2. Media Indonesia Tanggal 15 November 2010
Judul : Polisi Pastikan Gayus Menginap di Bali
Penempatan : halaman 1 Dugaan keberadaan Gayus Tambunan di Bali yang bermula dari beredarnya
foto mirip sosok Gayus Tambunan, terdakwa kasus mafia pajak saat menonton pertandingan tenis di Nusa Dua Bali pada 5 November 2010, akhirnya terkuak. Dari
hasil pemeriksaan Tim Investigasi Mabes Polri dan Polda Bali memastikan Gayus menginap di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali. Kepastian tersebut diperoleh kepolisian
dari hasil pemeriksaan rekaman CCTV. Menurut keterangan dari Kapolda Bali, Gayus menginap di hotel tersebut dengan menggunakan nama samaran berinisial M.
Gayus diketahui keluar dari Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, tempat ia ditahan sejak tanggal 3 November 2010. Namun polisi sendiri baru mengetahui hal tersebut
pada tanggal 7 November 2010. Keberadaan Gayus di Bali memunculkan isu Gayus bertemu dengan seorang tokoh politik dalam upaya uuntuk menghilangkan jejak suap
kasus pajak. Tokoh politik yang diduga kuat bertemu Gayus adalah Abu Rizal Bakrie. Informasi yang berkembang juga menyebutkan Gayus ke Bali menggunakan pesawat
pribadi milik tokoh politik tersebut. Gayus dengan mudahnya keluar masuk rutan dikarenakan ia menyuap para
pejabat rutan. Pejabat rutan yang terbukti mendapat suap dari Gayus berjumlah 9
orang termasuk di dalamnya Kepala Rutan Komisaris Iwan Siswanto. Gayus dan kesembilan pejabat rutan sudah ditetapkan sebagai tersangka. Gayus dapat menyuap
pejabat rutan karena uang bukan masalah bagi Gayus. Menurut keterangan dari Anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Mas Achmad Santosa, semasa
menjadi pemeriksa pajak di Direktorat jendral Pajak Gayus telah menerima suap dari tiga perusahaan Bakrie.
Tabel 4.12 Perangkat Framing Entman
Problem Identification
Gayus terbukti keluar rutan dan berada di Bali
Causal Interpretation
Ada tokoh politik di balik Gayus
Moral Evaluation
Gayus pernah menerima suap dari perusahaan Abu Rizal Bakrie
Treatment Recommendation
Polisi harusnya meminta keterangan tokoh politik
Problem Identification.
Media Indonesia dalam berita ini mengangkat hasil pemeriksaan kepolisian yang memastikan kebenaran Gayus berada di Bali.
Kebenaran tersebut dapat diungkap kepolisian berdasarkan hasil pemeriksaan CCTV di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, tempat Gayus menginap. Dalam berita tersebut,
hasil pemeriksaan kepolisian dikuatkan dengan adanya pernyataan dari Kapolda Bali pada paragrap kelima yang berbunyi:
“Kapolda Bali, Irjen Hadiatmoko di Denpasar kemarin, menjelaskan orang tersebut check in dengan memakai samara berinisial M. orang mirip
gayus itu datang ke Bali bersama llima orang lainnya.”
Untuk memperkuat hasil pemeriksaan, tim investigasi kepolisian telah mengambil sidik jari di sejumlah ruangan yang pernah ditempati Gayus. Selain itu,
tim sudah meminta manifest penumpang dari pesawat dari PT Angkasa Pura I Ngurah Rai. Gayus bisa keluar rutan dan pergi ke Bali karena terbukti telah menyuap
kepala rutan Mako Brimob dan 8 petugas jaga yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka. Diketahui, Gayus tidak berada di dalam rutan sejak Rabu, 3 November
2010. Akan tetapi polisi baru mengetahuinya pada tanggal 7 November 2010.
Causal Interpretation. Media Indonesia menilai yang menjadi penyebab
masalah adalah seorang tokoh politik. Dalam berita tersebut menyebutkan Gayus ke Bali diduga untuk menemui tokoh politik berpengaruh. Selain itu disebutkan
keberangkatan Gayus ke Bali menggunakan pesawat pribadi tokoh politik. “Informasi yang dihimpun kemarin menyebutkan gayus berangkat
menuju Bali dari Pondok Cabe menggunakan pesawat pribadi tokoh politik tersebut.”
Dalam berita tersebut, tidak ada keterangan dari narasumber yang menyebutkan nama tokoh politik tersebut. di sana hanya menyebutkan pihak
kepolisian sedang mengumpulkan bukti.
Meski tidak menyajikan data siapakah tokoh politik yang diduga ada di balik Gayus, Media Indonesia terlihat menggiring khalayak pada satu nama, yakni Abu
Rizal Bakrie. Hal tersebut terlihat dari kata yang dipilih Media Indonesia untuk menjelaskan tokoh tersebut. Media Indonesia dalam berita ini menyebutkan “Tokoh
politik yang juga pemilik perusahaan yang menyuap Gayus”, “Tokoh politik berpengaruh”. Diberita itu juga menyebutkan Gayus ke Bali diduga untuk menemui
tokoh politik untuk menghilangkan jejak suap kasus pajak.
Moral Evaluation.
Media Indonesia terlihat melegitimasi penggiringan tersebut dengan memuat penjelasan pada paragraf terakhir berita tersebut yang
menyitir pembeberan Mas Achmad Santosa saat bersaksi untuk haposan Hutagalung di PN Jaksel, yang terdapat di paragraph kesepuluh:
“Uang bukan masalah besar bagi Gayus. Semasa menjadi pemeriksa pajak di Direktorat Jenderal Pajak, gayus pernah menerima suap dari tiga
perusahaan milik Bakrie, PT Bumi Resources, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Arutmin.yang totalnya mencapai Rp100 miliar. Gayus sudah memakai Rp 25
miliar untuk menyogok polisi, jaksa, hakim, dan pengacara.”
Treatment Recommendation. Dalam berita ini, tidak begitu jelas solusi yang
ditawarkan Media Indonesia. Namun, pada paragraf ketujuh Media Indonesia terlihat menyayangkan keengganan polisi untuk meminta keterangan tokoh politik yang
diduga tersebut
3.3. Media Indonesia Tanggal 20 November 2010