Media Indonesia Tanggal 20 November 2010

3.3. Media Indonesia Tanggal 20 November 2010

Judul : Gayus Mainan Satgas Penempatan : halaman 1 headline Gayus tambunan kini berada dalam kendali Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Satgas menjadikan Gayus sebagai mainan politik, karenanyalah Gayus lebih terbuka kepada satgas daripada ke penyidik kepolisian. Penyidik belum dapat memastikan siapa orang yang ditemui Gayus di Bali. Perihal pesawat yang digunakan Gayus ke Bali belum juga menunjukkan titik terang. Gayus mengaku kepada pengacaranya, Adnan Buyung Nasution berangkat ke Bali dari Bandara Halim Perdana Kusuma, namun menurut polisi Gayus bernagkat dari Bandara Soekarno Hatta. Jejak Gayus di Bali belum bisa terungkap karena Gayus memberikan keterangan berbelit-belit kepada penyidik, sebaliknya ia justru terbuka kepada satgas. Adnan Buyung Nasution pesimistis dengan kinerja satgas. Menurutnya satgas mengetahui adanya “gayus-gayus” lain di Ditjen Pajak tapi tidak mengungkapnya. Peneliti IPW menambahkan, satgas hanya berperan sebatas seremonial belaka sehingga tidak mengawal proses penuntasan kasus-kasus mafia hukum. Tabel 4.13 Perangkat Framing Entman Problem Identification Gayus mainan politik Satgas Causal Interpretation Satgas mengendalikan Gayus Moral Evaluation Satgas tahu adanya “gayus-gayus lain di Ditjen pajak Treatment Recommendation Menyeret ke muka hukum mafia pajak. Problem Identification. Media Indonesia mengidentifikasi bahwa Gayus mainan politik Satgas. Hal tersebut dikarenakan Gayus lebih terbuka kepada Satgas dibandingkan dengan pihak lainnya. Media Indoensia melihat terkait adanya dugaan Gayus bertemu Tokoh Politik di Bali, Gayus tidak memberikan keterangan jelas kepada penyidik, ia lebih senang blak-blakan kepada Satgas yang dibentuk presiden dibanding dengan institusi hukum formal yang sebenarnyamemiliki kewenangan. Media Indonesia melihat Gayus ke Bali untuk bertemu dengan tokoh politik. Bahkan Media Indonesia melakukan penelusuran di halim Perdana Kusuma dan mendapatkan data bahwa pada 4 November 2010 ada tokoh politik yang menyewa pesawat menuju Bali. Causal Interpretation. Dalam berita ini Media Indonesia menilai bahwa yang menjadi penyebab masalah adalah Satgas. Media Indonesia menilai Satgas telah mengendalikan Gayus dan menjadi alat kekuatan politik tertentu. Dalam berita tersebut Media Indonesia menyatakan bahwa Gayus selalu berada dalam pusaran kendali Satgas dan menopang permainan politik tingkat tinggi. Berlandaskan dasar hukum pembentukannya Keppres No. 372009 satgas tidak diberi wewenang melakukan gelar perkara dan memanggil pihak yang berkaitan dengan masalah hukum. Jadi, satgas tidak dapat bertindak melebihi kewenangan penegak hukum. Namun yang terjadi Gayus lebih terbuka dengan satgas ketimbang dengan instansi penegak hukum yang berwenang. Moral Evaluation. Satgas sepertinya tidak menjalankan tugasnya dengan maksimal. Pasalnya, satgas mengetahui banyak “gayus-gayus” lain yang masih berada di Ditjen pajak, namun satgas tidak mengngkapnya. Gayus hanyalah bagian kecil mafia hukum. Tindakan yang dilakukan Satgas hanya sebatas seremonial belaka. Bahkan kesan yang ditunjukkan Satgas berebutan dengan kepolisian dalam menangani kasus Gayus. Media Indonesia mengutip pernyataan dari peneliti ICW “Satgas Cuma mencari panggung sehingga tidak mengawal proses penuntasan kasus- kasus mafia hukum.” Treatment Recommendation. Media Indonesia menilai harusnya satgas juga menyeret “gayus-gayus” lain ke meja hukum. Satgas harusnya bersikap objektif dalam menjalankan tugasnya jangan menjadikan dirinya alat kekuasaan politik pihak tertentu. Media Indonesia lagi-lagi mencantumkan isu bertemunya Gayus dengan tokoh politik di beritanya. Bahkan Media Indonesia melakukan penelusuran ke Bandara Halim Perdana Kusuma dan memperoleh data bahwa pada tanggal 4 November ada seorang tokoh politik yang menyewa pesawat, mengingat pengakuan Adnan Buyung Nasution, pengacara Gayus, Gayus pergi ke Bali dari Bandara Halim Perdana Kusuma. Penelusuran Media Indonesia sayangnya tidak didukung dengan data kongkret, misalnya kutipan wawancara dengan pihak bandara ataupun dokumen terkait tokoh politik yang menyewa pesawat. Media Indonesia terlihat menggiring logika pembaca bahwa mugkin benar Abu Rizal Bakrie adalah tokoh politik yang dimaksud. Selain itu, isu lain yang ditonjolkan Media Indonesia adalah Gayus yang berada di bawah kendali satgas. Media Indonesia melihat Satgas merupakan alat politik kekuatan tertentu. Media Indonesia yang mengambil angle satgas mengendalikan Gayus, memilih Ketua BP Setara, Adnan Buyung Nasution, dan peneliti ICW untuk memperkuat penonjolaan kendali Satgas .

3.4. Media Indonesia Tanggal 24 November 2010