politik sama besar dengan berita ekonomi, perubahan isi tersebut juga diiringi dengan perubahan segmentasi sasaran pembaca yakni kalangan menengah ke atas.
Surya Palohpun
sebagai pemimimpin
Media Indonesia,
tetap memperjuangkan kebebasan pers dengan mengajukan kasus penutupan Harian
Prioritas ke pengadilan dan menuntut menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan Menteri No.0184 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah air.
Pada tahun 1995, Media Indonesia berpindah tempat usahanya dari jalan Gondangdia Lama, Menteng, Jakarta Pusat ke jalan Pilar Mas Raya, Kedoya Selatan,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat karena seiring dengan pengembangan usaha Media Indonesia daam bidang percetakan sehingga diharapkan Media Indonesia menjadi
suatu bisnis pers terintegrasi. Media Indonesia menjunjung tagline “Jujur Bersuara”,
yang mengungkap fakta apa adanya tanpa basa- basi.
93
2. Visi Misi Media Indonesia
94
1. Visi
“Menjadi Surat Kabar Independen yang Inovatif, Lugas, Terpercaya dan
Paling Berpengaruh”
Uraian Visi dari Media Indonesia adalah sebagai berikut:
93
Wawancara pribadi dengan Kadiv Content Enrichment Media Indonesia, Gaudensius Suhardi, Jakarta, 31 Januari 2011.
94
Data Resmi Media Indonesia
Independen,
yaitu sikap non partisipan, dimana karyawan tidak menjadi pengurus partai politik; menolak segala bentuk pemberian yang dapat mempengaruhi
objektivitas; dan mempunyai keberanian sikap beda.
Inovatif,
yaitu terus menerus menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan teknologi dan Sumber Daya Manusia; serta secara terus menerus
mengembangkan rubrik; halaman dan penyempurnaan perwajahan.
Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung.
Terpecaya,
yaitu selalu melakukan check dan recheck; meliputi berita dari dua pihak dan seimbang; serta selalu melakukan investigasi dan pendalaman.
Poling berpengaruh, yaitu dibaca oleh para pengambi keputusan; memiliki
kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambil keputusan; mampu membangun kemampuan antisipatif; mampu membangun network narasumber; dan
memiliki pemasarandistribusi yang andal.
2. Misi
1. Menyajikan informasi terpecaya secara nasional dan regional serta
berpengaruh bagi pengambil keputusan. 2.
Mempertajam isi yang relevan untuk pengembangan pasar. 3.
Membangun sumber daya manusia dan manajemen yang professional dan unggul, mampu mengembangkan perusahaan penerbitan yang sehat dan
menguntungkan.
3. Struktur Organisasi
Tabel di bawah ini adalah struktur organisasi Media Indonesia adalah :
95
Tabel 3.2 Struktur Organisasi Media Indonesia
Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi Alm
Direktur Utama: Rahni Lowhur-Schad
Direktur Pemberitaan:
Saur M. Hutabarat
Direktur Pengembangan Bisnis:
Alexander Stefanus
Dewan Redaksi Media Group:
Elman Saragih Ketua Ana Widjaya
Andy F. Noya Bambang Eka Wijaya
Djadjat Sudradjat Djafar H. Assegaff
Laurens Tato Lestari Moerdijat
Rahni Lowhur Schad Saur M. Hutabarat
Sugeng Suparwoto Suryo Pratomo
95
http:www.mediaindonesia.comread20090223239861111Profile_Perusahaan diakses
pada 22 Mei 2011 pukul 21.00
Toeti Adhitama
Redaktur Senior:
Elman Saragih Laurens Tato
Saur M. Hutabarat
Deputi Direktur Pemberitaan:
Usman Kansong
Kepala Divisi Pemberitaan:
Kleden Suban
Kepala Divisi Content Enrichment:
Gaudensius Suhandi
Deputi Kepala Divisi Pemberitaan:
Abdul Khohar
Sekretaris Redaksi:
Teguh Nirwahyudi
Asisten Kepala Divisi Pemberitaan:
Ade Alawi Fitriana Siregar
Haryo Prasetyo Ono Sarwono
Rosmery C. Sihombing
Asisten Kepala Divisi Foto:
Hariyanto
Redaktur:
Agus Mulyawan Anton Kustedja
Cri Qanon Ria Dewi Eko Rahmawanto
Eko Suprihatno Hapsoro Poetro
Henri Salomo Siagian Ida Farida
Jaka Budisantosa Mathias S. Brahmana
Mochamad Anwar Surahman Sadyo Kristiarto
Santhy M.Sibarani Soelistijono
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA
Media massa baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba untuk mendapatkan berita terkait Gayus, tidak terkecuali Media Indonesia dan Republika.
Kasus ini menjadi perhatian karena hal tersebut merupakan isu besar yang menyangkut hajat hidup orang banyak, merugikan negara, berpola pada suatu
konspirasi yang sistemik yang melibatkan banyak pihak, baik aparatur pemerintahan maupun swasta, baik secara institusi maupun perorangan, dan adanya kecenderungan
dipolitisasi. Tentunya setiap media dalam melihat sebuah peristiwa memiliki
kecenderungan yang berbeda-beda, karena pekerjaan jurnalis tidak terlepas dari faktor-faktor baik internal maupun eksternal. yang memengaruhi media. Data yang
diperoleh wartawan di lapangan pun tidak mentah-mentah dituangkan dalam pemberitaan. Data tersebut harus melalui tahap penyeleksian. Karena itulah penulis
ingin melihat kecenderungan sudut pandang Republika dan Media Indonesia terhadap kasus Gayus Tambunan.
Dalam penelitian ini, objek yang penulis teliti adalah 4 berita pada bulan November 2010 di kedua media tersebut. Pada bulan November 2010, berita yang
berkaitan dengan kasus Gayus adalah saat beredarnya foto laki-laki mirip Gayus Tambunan di Bali saat menonton Pertandingan Tenis Commonwealth hasil bidikan
kamera wartawan Kompas. Setelah beredarnya foto tersebut, mencuatlah persoalan
bagaimana bisa Gayus Tambunan, seorang tahanan, bisa dengan mudahnya keluar masuk rumah tahanan. Akhirnya berita yang terkait dengan kasus keluarnya Gayus
dari rutan memenuhi pemberitaan di berbagai media pada bulan November 2010.
A. Analisis Framing Kasus Gayus Tambunan di Republika