F. Dewan Komisaris
Sesuai Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan Peraturan Bank Indonesia No.1133PBI2009 tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, Dewan Komisaris senantiasa melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara profesional dan independen dengan berpedoman
pada tata kelola perusahaan yang baik. Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan,
memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Vafeas mengatakan bahwa selain kepemilikan manajerial, peranan dewan komisaris juga diharapkan dapat
meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan
komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris.
29
Dalam rangka menjalankan tugasnya, dewan komisaris mengadakan rapat-rapat rutin untuk mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh dewan direksi.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 1133PB12009 pasal 14, rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan paling kurang satu kali dalam dua bulan dan
dihadiri paling kurang dua pertiga dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Rapat Dewan Komisaris merupakan media komunikasi dan koordinasi antar
anggota dewan komisaris dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas manajemen. Dalam rapat tersebut akan dibahas masalah mengenai arah dan strategi
29
Vafeas, N. and Afxentiou, Z. “The Association Between the SEC’s 1992 Compensation
Disclosure Rule and Executive Compensation Policy Changes ”. Journal of Accounting and Public
Policy 171, 1998, h. 27-54.
perusahaan, evaluasi kebijakan yang telah diambil atau dilakukan oleh manajemen, dan mengatasi masalah benturan kepentingan.
30
Oleh karena itu semakin sering dewan komisaris mengadakan rapat, diharapkan pengawasan yang dilakukan oleh
dewan komisaris semakin baik dan semakin membantu dewan direksi dalam pengambilan keputusan secara tepat. Dengan demikian, kinerja perusahaan pun
semakin meningkat. Hipotesis yang ditawarkan dalam penelitian ini yaitu: H
1
: Aktivitas rapat dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.
G. Dewan Komisaris Independen
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah yang dimaksud
Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki:
31
1. hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham danatau
hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris danatau anggota Direksi; atau
2. hubungan keuangan danatau hubungan kepemilikan saham dengan Bank,
sehingga dapat mendukung kemampuannya untuk bertindak independen.
30
Foru m for Corporate governance in Indonesia FCGI. Tata Ke lola Pe rusahaan Corporate governance. The Essence of Good Corporate governance: Konsep dan Implementasi Perusahaan
Publik dan Korporasi Indonesia. Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia dan Sinergy Co mmunicat ion. Jaka rta, 2002.
31
PBI No mor 11 33 PBI 2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umu m Syariah Dan Unit Usaha Syariah, pasal 1 ayat 9.
Fama dan Jensen menyatakan bahwa non-executive director komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi
diantara para manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Komisaris independen merupakan posisi
terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance.
32
Wallace dan Peter memberikan simpulan bahwa perusahaan yang memiliki proporsi anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside
director dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba. Sehingga, jika anggota dewan komisaris dari luar meningkatkan tindakan pengawasan, hal ini juga akan
berhubungan dengan makin rendahnya penggunaan discretionary accruals.
33
Dewan komisaris independen anggotanya tidak berasal dari dewan direksi ataupun pemegang saham. Karena dewan komisaris independen berfungsi sebagai
pemisah kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manaje men. Proporsi minimum dewan komisaris independen adalah 30 dari keanggotaan dewan
komisaris. Dewan komisaris independen diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
34
Proporsi dewan komisaris dalam suatu perusahaan mempengaruhi fungsi pengawasan terhadap pengambilan kebijakan perusahaan. Semakin tinggi
32
Fa ma, E. F. and M. Jensen . 1983. “Separation of Ownership and Control”. Journal of Law
and Economics, 262, h. 301-326.
33
Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. “Earnings Management, Corporate
Governance, and True Financial Performance ”.
http:papers.ssrn.com . 2006
34
Do minukus Oktavianto Kresno Widagdo, “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan”,Diponegoro Juornal of Accounting, volume 3, Semarang, 2014, h. 2.
proporsi dewan komisaris independen, maka semakin baik pula fungsi pengawasan dalam perusahaan. Oleh karenanya, komposisi dewan komisaris independen
berpengaruh terhadap pelaksanaan Corporate Governance dalam perusahaan. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H
2
: ukuran dewan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.
H. Dewan Direksi
Dewan direksi dalam suatu perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil atau starategi perusahaan tersebut secara jangka pendek maupun jangka
panjang. Jumlah dewan yang besar menguntungkan perusahaan dari sudut pandang resources dependence Goodstein, Gautarn, Boeker, 1994.
35
Maksud dari pandangan resources dependence adalah bahwa perusahaan akan tergantung dengan dewannya
untuk dapat mengelola sumber dayanya secara lebih baik. Agar tercipta corporate governance yang efektif pada perbankan syariah maka,
angota Dewan Direksi harus memiliki reputasi moral yang baik dan kompetensi teknis yang mendukung. Selain itu mereka juga harus memiliki kesadaran yang penuh
terhadap segala risiko, memiliki kemampuan untuk mengelo la resiko seiring dengan kompleksitas bisnis perbankan. Dewan Direksi bertanggung jawab atas beberapa
fungsi manajemen tanpa harus terlibat secara langsung dalam operasionalisasi manajemen bank, sehingga ia harus memiliki agenda pertemuan rutin dengan seluruh
35
Ekowat i Dyah Lestari, “Pengaruh good corporate governance terhadap kinerja keuangan
studi kasus pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2007-2009 ”.
Skripsi Fa kultas Ekonomi. Un iversitas Diponegoro Se marang. 2011, h. 19.