Struktur dan proses yang harus dilakukan agar pemenuhan syariah dalam sistem Shari’ah Governance terlaksana dengan baik dalam sebuah institusi menurut IFSB
adalah sebagai berikut:
18
a. Pengeluaran pernyataan atau resolusi fatwa yang releven
Pernyataan atau resolusi syariah mengacu pada opini yang berkenaan dengan hukum yang menyinggung isu- isu mengenai keuangan
islam yang diberikan oleh dewan syariah yang telah diberikan mandat. Dewan syariah juga memastikan pelaksanaan pernyataan atau resolusi
syariah tersebut kepada indutri jasa keuangan syariah. b.
Penyebaran informasi mengenai pernyataan atau resolusi fatwa yang telah diterbitkan kepada personil operasi Lembaga Keuangan Syariah
untuk memantau kesesuaian terhadap fatwa p ada setiap tngkat operasional dan transaksi sehari-hari.
c. Adanya reviewaudit kepatuhan syariah internal, dimana berfungsi untuk
memverifikasi kepatuhan syariah telah dilaksanakan secara maksimal, serta segala bentuk kejadian atas ketidakpatuhan akan dicata t dan
dilaporkan sejauh dapat diatasi dan diperbaiki. d.
Melakukan reviewaudit terhadap kepatuhan syariah setiap tahun yang berfungsi untuk verifikasi bahwa kepatuhan syariah internal telah
dilakukan secara tepat dan dan temuan yang didapat sepatutnya dicatat oleh Dewan Pengawas Syariah.
18
Islamic Financial Serv ices Board, h. 2.
Ilustrasi mengenai sistem s hari’ah Governance di lembaga keuangan syariah
dan perbedaannya dengan lembaga keuangan konvensional dilihat dari pihak yang menjalankan tata kelola, kontrol dan kepatuhannya adalah sebagai berikut:
19
Tabel 2.1 Perbedaan Corporate Governance Konvensional dan Syariah
Fungsi Konvensional
Syariah
Tata Kelola Dewan Direksi Dewan Syariah
Kontrol Auditor internal
Auditor eksternal Unit Review Syariah Internal
Unit Review Syariah Eksternal Kepatuhan
Unit Aturan dan Kepatuhan Keuangan
Unit Kepatuhan Syariah Internal
Sumber: Islamic Financial Services Board 2010.
Konsep shari ’ah governance merupakan sistem tata kelola yang unik dan
ekslusif pada lembaga keuangan syariah yang berfungsi untuk memastikan kepatuhan syariah dalam keseluruhan aktivitas dan operasi perusahaan.
Elemen penting yang membedakannya dari tata kelola perusahan pada umumnya adalah sejumlah
pengaturan kelembagaan dan keorganisasian dalam bentuk Dewan Syariah, Unit Review Syariah Internal atau Eksternal dan Unit Kepatuhan Syariah Internal untuk
memenuhi aspek kepatuhan syariah pada seluruh aspek transaksi bisnis dan operasi lembaga keuangan syariah.
20
19
Islamic Financial Serv ices Board, h. 4.
20
Ali Ra ma ,”Analisis Komparatif Model Syariah Governance Lembaga Keuangan Syariah:
Studi Kasus Negara ASEAN”, Laporan Penelitian Publikasi Nasional, Pusat Penelitian dan Penerbitan Le mbaga Pene lit ian dan Pengabdian Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jaka rta, 2014, h. 4.
Gambar 2.1 StrukturOrgan Good Corporate Governance pada Perbankan Syariah
D.
Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2013
D. Peraturan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance
Dalam konteks bisnis syariah, pelaksanaan Good Corporate Governance merupakan salah satu upaya untuk melindungi kepentingan stakeholders dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai- nilai etika yang berlaku secara umum pada industri perbankan syariah. Dengan
menimbang kepentingan tersebut, maka konsep Good Corporate Governance syariah sebagaimana dimuat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 1133PBI2009 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pasal 1 ayat 10 menyebutkan bahwa Good Corporate Governance yang
selanjutnya disebut GCG adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan prinsip-
Struktur Organ
RUPS Dewan Pengawas
Syariah Direksi
Dewan Ko misaris Ko mite
Struktur Organ Pendukung
Hubungan Investor CSR
Corporate Value Communication
Corporate Secretary SKAI
Manajemen Risiko Compliance
Ko mite Re munerasi No minasi
Ko mite Pe mantau Risiko
Ko mite Audit
prinsip keterbukaan transparancy, akuntabilitas accuntability, pertanggung- jawaban responsibility, profesional professional dan kewajaran fairness
Kemudian dalam penjelasannya, dijelaskan bahwa dalam rangka menerapkan
kelima prinsip dasar tersebut, bank wajib berpedoman pada berbagai ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance. Selain itu
dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, perbankan syariah juga harus memenuhi prinsip syariah sharia compliance.
Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana dijelaskan dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa bank wajib melaksanakan Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
Pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank Umum Syariah paling kurang harus diwujudkan dalam:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi,
b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi yang
menjalankan pengendalian intern BUS, c.
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab dewan pengawas syariah, d.
Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern, e.
Batas maksimum penyaluran dana, dan f.
Transparansi kondisi keuangan dan non keua ngan BUS. Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Unit Usaha Syariah paling
kurang harus diwujudkan dalam:
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direktur Unit Usaha Syariah,
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah,
c. Penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan penyimpanan dana
oleh deposan inti, dan d.
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Unit Usaha Syariah.
E. Kinerja Keuangan
Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar untuk penilaian kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah laporan laba rugi. Akan tetapi angka laba yang dihasilkan dalam laporan laba rugi
seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan,
21
sehingga laba yang tinggi belum tentu mencerminkan kas yang besar. Dalam hal ini arus kas mempunyai
nilai lebih untuk menjamin kinerja perusahaan di masa mendatang. Arus kas Cash Flow menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan
serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
22
Cash flow return on assets CFROA merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan
untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran
21
Kieso E. Donald, dan Weygandt J Jerry. Akuntansi Intermediate. Jilid Satu, Edisi Ketujuh, Binarupa Aksara. 1995.
22
Pradhono dan Yulius Jogi Cristiawan. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham Studi pada
perusahaan manufak tur yang terdaftar di Bursa Efek Jak arta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 6, No. 2, Nove mber. 2004.
kinerja perusahaan saat ini dan CFROA tidak terikat dengan harga saham.
23
Laporan keuangan sebagai produk informasi yang dihasilkan perusahaan, tidak terlepas dari
proses penyusunannya. Kebijakan dan keputusan yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.
Menurut Theresia
24
manajemen laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Manajemen akan memilih metode tertentu untuk
mendapatkan laba yang sesuai dengan motivasinya. Bryshaw dan Eldin 1989 menemukan bukti bahwa alasan manajemen
melakukan manajemen laba adalah: 1 skema kompensasi manajemen yang dihubungkan dengan kinerja perusahaan yang disajikan dalam laba akuntansi yang
dilaporkan; serta 2 fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan pengambilalihan secara
langsung.
25
Cornett et al., menemukan adanya pengaruh mekanisme Corporate Governance terhadap
penurunan discretionary accru-als sebagai
ukuran dari
manajemen laba dan berhubungan positif dengan CFROA. Hasil ini diinterpretasikan sebagai indikasi bahwa CFROA merupakan fungsi positif dari indikator mekanisme
corporate governance.
Mekanisme corporate governance dapat
mengurangi
23
Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. ”Earnings Management, Corporate
Governance, and True Financial Performance ”.
http:papers.ssrn.com . 2006
24
Theresia Dwi Hastuti. “Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilik an dengan Kinerja Keuangan Studi Kasus pada Perusahaan yangLlisting di Bursa Efek Jakarta
”. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005, h. 242.
25
Ekowat i Dyah Lestari, “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja Keuangan
Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007- 2009
”. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. 2011, h. 15.