Hasil Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

di kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC: Gambar 4.6 Aktifitas Siswa Saat Melakukan Model Pembelajaran Kooperatif tipe FSLC pada tahap Share Gambar 4.6 memperlihatkan siswa sedang melakukan tahap share setelah sebelumnya dilakukan tahapan formulate. Pada tahap formulate tersebut siswa diberikan kesempatan untuk memformulasikan jawaban mereka secara individu untuk dapat menggali potensi berpikir kreatif mereka. Kemudian dilanjutkan dengan tahap share, yaitu tahap siswa untuk saling membagi jawaban mereka dengan teman sekelompoknya. Setelah itu berlanjut ke tahap listen yaitu siswa diminta mendengarkan jawaban dari kelompok lain, pada tahap ini siswa menemukan perbedaan dan persamaan diantara jawaban yang mereka temukan dengan jawaban siswa-siswa dari kelompok lain. Tahap yang terakhir yaitu tahap create, yaitu siswa membuat jawaban baru yang didapat dari hasil menggabungkan ide-ide terbaik yang mereka temukan selama proses pembelajaran mulai dari tahap formulate sampai tahap listen. Proses pembelajaran pada kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional, siswa terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam mengembangkan, menggali potensi berpikir kreatif mereka pada materi Segiempat. Gambar 4.7 Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Konvensional 2. Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif matematis Tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dilakukan pada akhir pembelajaran. Soal tes yang diberikan sebanyak 9 soal berupa essay. Dalam penelitian ini terdapat empat indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang diukur peneliti, yaitu:

a. Berpikir lancar fluency

Indikator berpikir lancar fluency diwakili oleh soal post test nomor 1 dan 2. Nilai rata-rata indikator berpikir lancar siswa kelas eksperimen adalah 84,72 dan kelas kontrol 74,44. Rata-rata skor pada kelas eksperimen 6,78 dan kelas control 5,96. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator berpikir lancar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil pekerjaan post test yang dikerjakan siswa. Di bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dari hasil jawaban post test yang telah dikerjakan oleh siswa, sebagai berikut: Soal no. 1 Diketahui sebuah layang-layang mempunyai luas 40 cm 2 . Tentukan sebanyak mungkin pasangan panjang diagonal-diagonalnya agar luasnya sesuai Soal di atas merupakan persoalan mencari pasangan diagonal yang sesuai dengan laying-layang yang luasya 40 cm 2 . Untuk dapat menjawabnya siswa harus mengerti bagaimana menemukan diagonal-diagonal layang-layang jika diketahui luasnya. Selain itu siswa juga harus mempunyai kelancaran dalam mencari pasangan diagonal yang sesuai dengan luasnya. Cara menjawab siswa kelas eksperimen: Gambar 4.8a Jawaban Soal no.1 yang benar pada Kelas Eksperimen Gambar 4.8b Jawaban Soal no.1 yang salah pada Kelas Eksperimen Gambar 4.8a Jawaban siswa pada kelas eksperimen di atas tampak bahwa siswa menjawab soal lengkap. Proses menemukan diagonalnya terlihat dari siswa menuliskan rumus luas layang-layang dan menemukan formula untuk mencari pasangan diagonalnya. Jawaban yang didapat lebih dari satu dan semuanya benar. Sedangkan Jawaban siswa pada gambar 4.8b siswa bisa menjawab hanya dengan satu jawaban. Selain proses menemukan formulanya kurang tepat sehingga siswa tidak menemukan banyak jawaban. Sebagian besar siswa menjawab seperti siswa pada gambar 4.8a, sedangkan sebagian kecil siswa menjawab seperti yang terlihat pada gambar 4.8b.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh pembelajaran Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) terhadap kemampuan representasi visual matematis siswa

4 21 185

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

4 13 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

0 3 46

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DITINJAU DARI PENALARAN MATEMATIS SISWA DI SMPIT AT-TAQWA SURABAYA.

0 2 168

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) - repository UPI T MAT 1201409 Title

0 1 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INFORMAL TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK SMPN 19 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 122

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PURWOJATI

0 0 16