10
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Deskripsi Teoritis 1.
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis a.
Pengertian Berpikir Kreatif Matematis
Manusia diciptakan oleh Allah swt dengan berbagai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk Allah lainnya. Salah satu kelebihan yang manusia miliki
yang tidak makhluk lain miliki adalah akal. Akal ini yang digunakan oleh manusia untuk berpikir dan memahami kebesaran-kebesaran Allah yang tersebar di dunia
ini. Manusia juga menggunakan kemampuannya berpikir untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan dan untuk menciptakan hal-hal baru
yang akan bermanfaat untuk kehidupan. Plato mendefinisikan bahwa berpikir adalah berbicara dalam hati.
1
Sedangkan Bigot et al mendefinisikan berpikir dengan menekankan pada tujuan berpikir, yaitu berpikir adalah meletakkan hubungan antara bagian-bagian
pengetahuan kita, dimana pengetahuan kita mencakup segala sesuatu yang telah kita ketahui, dapat berupa pengertian-pengertian dalam batas tertentu ataupun
tanggapan-tanggapan.
2
Pendapat tersebut menyatakan bahwa berpikir merupakan aktivitas menghubungkan segala sesuatu yang kita ketahui sehingga pengetahuan-
pengetahuan tersebut menjadi mempunyai koneksi satu sama lain. Berbeda dengan pendapat di atas Ruggiero mengartikan berpikir sebagai
suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan.
Pendapat ini menunjukkan bahwa ketika seseorang merumuskan dan memecahkan
1
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grafindo, 2008, h. 54
2
Ibid.
masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia dapat dikatakan sedang melakukan aktivitas berpikir.
3
Berdasarkan pada beberapa pengertian berpikir di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir adalah proses pengolahan pengetahuan yang berupa konsep,
gagasan, dan pengertian yang dimiliki oleh seseorang untuk meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan-pengetahuan tersebut demi tercapainya
pemahaman yang lebih baik dan sesuatu pengetahuan baru yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah.
Kreativitas berpikir kreatif atau berpikir divergen menurut Utami adalah “kemampuan berdasarkan informasi yang tersedia menemukan banyak jawaban
terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
”
4
Jadi, terdapat tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu kuantitas jawaban, yaitu siswa bisa menemukan jawaban lebih
dari satu. Selanjutnya aspek ketepatgunaan, yaitu siswa tidak hanya menemukan banyak jawaban tetapi juga jawaban-jawaban yang diberikan sesuai dengan
permasalahan yang ada. Kemudian aspek keragaman jawaban, yaitu terdapat banyak jawaban yang tidak sejenis.
Selanjutnya Wirawan mendefinisikan “berpikir kreatif yaitu berpikir untuk
menemukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya.”
5
Sedangkan menurut Isakson et al, berpikir kreatif merupakan proses mengkonstruksi ide yang
menekankan pada aspek kelancaranfluency, keluwesan flexibility, keaslian originality, dan keterincian elaboration dalam berpikir.
6
Sejalan dengan pendapat di atas Utami menyatakan pengertian kreativitas secara operasional
adalah “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan fleksibilitas,
3
Tatag Yuli Eko Siswono, Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif, Surabaya:Unesa
University Press, 2008, h. 13
4
S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: Gramedia, 1992, h. 48.
5
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi,Jakarta: Bulan Bintang,2000, cet. 8, h. 47.
6
Grieshober, Continuing A Dictionary of Creativity Terms and Definitions, 2012, h. 31, http:www.buffalostate.eduorgscbirreadingroomthesesGrieswep.pdf