Berpikir lancar fluency Pembahasan Penelitian

Sedangkan sebagian besar siswa belum memahami soal dan belum memiliki kemampuan berpikir lancar yang baik. Dilihat dari jawaban pada gambar 4.8a sampai gambar 4.8d, kemampuan berpikir lancar fluency siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen, terjadi aktifitas dimana siswa mengungkapkan gagasan ataupun pemahaman berdasarkan bahasa mereka sendiri. Selain itu siswa di kelas eksperimen mempunyai kesempatan untuk menggali potensi berpikir lancar mereka secara individu pada tahap formulate sehingga siswa mampu menyelesaikan soal berpikir lancar berdasarkan pengalaman mereka pada saat mengerjakan LKS. Berbeda dengan kelas kontrol, siswa menyelesaikan soal berpikir lancar hanya berdasarkan materi yang mereka terima dari gurunya. Padahal materi yang guru berikan tidak cukup untuk bisa menggali potensi berpikir kreatif mereka.

b. Berpikir luwes flexibility

Indikator berpikir luwes flexibility diwakili oleh soal post test nomor 3 dan 7. Nilai rata-rata indikator berpikir luwes siswa kelas eksperimen adalah 75 dan kelas kontrol 66,39. Rata-rata skor pada kelas eksperimen 6 dan kelas control 5,31. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator berpikir luwes kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil pekerjaan post test yang dikerjakan siswa. Di bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dari hasil jawaban post test yang telah dikerjakan oleh siswa, sebagai berikut: Soal no. 3 : Sebuah bangun datar berbentuk seperti gambar dibawah ini. Tentukanlah keliling dan luas bangun datar tersebut Soal di atas merupakan persoalan menentukan luas bangun datar yang ada pada gambar dengan lebih dari satu cara. Cara menjawab siswa kelas eksperimen: Gambar 4.9a Jawaban soal no 3 yang benar pada Kelas Eksperimen Gambar 4.9b Jawaban soal no 3 yang salah pada Kelas Eksperimen Pada gambar 4.9a, jawaban siswa pada kelas eksperimen di atas tampak bahwa siswa menjawab soal lebih dari 1 cara. Proses menemukan luas bangun datar antara cara 1 dan cara ke 2 juga berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa siswa ini mampu berpikir luwes atau menemukan jawaban dengan banyak cara. Sedangkan Jawaban siswa pada gambar 4.9b terlihat bahwa siswa bisa menjawab hanya dengan satu cara tetapi jawabannya belum tepat. Hal ini diduga karena siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal. Jika dilihat dari proses mencari jawaban sudah benar. Siswa kelas eksperimen rata-rata menjawab seperti pada gambar 4.9a. sedangkan beberapa siswa menjawab serupa dengan jawaban pada gambar 4.9b. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian siswa di kelas eksperimen mempunyai kemampuan berpikir luwes yang baik, sedangkan beberapa siswa masih belum mengerti cara mengerjakan soal berpikir luwes. Cara menjawab siswa kelas kontrol: Gambar 4.9c Jawaban soal no 3 yang benar pada kelas kontrol Gambar 4.9d Jawaban soal no 3 yang salah pada kelas kontrol Gambar 4.9c menunjukkan bahwa siswa menjawab soal nomor 3 dengan cara lebih dari satu. Tetapi terdapat kesalahan pada saat menghitung keliling bangun datar. Sedangkan pada gambar 4.9d menunjukkan bahwa siswa tidak memahami maksud dari pertanyaan soal nomor 3. Hal tersebut terlihat karena siswa tidak mencari luas bangun datar secara keseluruhan tetapi bangun datar dibagi dan siswa mencari luas masing-masing bagian dari bangun datar itu tanpa menjumlahkan luas-luas bangun datar tersebut kembali. Sebagian siswa pada kelas kontrol menjawab seperti pada gambar 4.9c sedangkan sebagian yang lain menjawab seperti pada gambar 4.9d. Beberapa siswa bahkan ada yang tidak menjawab. Ada juga siswa yang menjawab namun jawabannya tidak berhubungan dengan pertanyaan pada soal. Berdasarkan hasil postes siswa pada gambar 4.9a sampai dengan gambar 4.9d maka dapat terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada indikator berpikir luwes lebih baik pada kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan siswa kelas ekperimen lebih terbiasa menyelesaikan soal-soal berpikir luwes. Selain itu pada proses formulate siswa dilatih untuk menyelesaikan soal berpikir luwes secara individu sehingga pada saat menemui soal yang meminta jawaban dengan cara lebih dari satu siswa sudah terbiasa.

c. Berpikir Orisinil Originality

Indikator berpikir orisinil originality diwakili oleh soal post test nomor 4a dan 6a. Nilai rata-rata indikator berpikir orisinil siswa kelas eksperimen adalah 69,44 dan kelas kontrol 58,61. Rata-rata skor pada kelas eksperimen 5,56 dan kelas control 4,69. Sehingga dapat dikatakan bahwa indikator berpikir orisinil kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh hasil pekerjaan post test yang dikerjakan siswa. Di bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dari hasil jawaban post test yang telah dikerjakan oleh siswa, sebagai berikut: Soal no. 4a Sebuah persegi mempunyai panjang sisi 3x + 1 cm dan kelilingnya 28 cm. Buatlah persamaan keliling dan luas persegi dalam x Cara menjawab siswa kelas eksperimen : Gambar 4.10a Jawaban soal no 4a yang benar pada Kelas Eksperimen

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh pembelajaran Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) terhadap kemampuan representasi visual matematis siswa

4 21 185

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

4 13 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

0 3 46

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DITINJAU DARI PENALARAN MATEMATIS SISWA DI SMPIT AT-TAQWA SURABAYA.

0 2 168

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) - repository UPI T MAT 1201409 Title

0 1 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INFORMAL TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK SMPN 19 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 122

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PURWOJATI

0 0 16