orang lain yang mungkin lebih baik sehingga siswa dapat memodifikasi jawaban menjadi lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Formulate-Share-Listen-Create dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ledlow yang dinyatakan sebelumnya yaitu “It’s called Formulate-Share-Listen-Create, and it’s
a good strategy for use with problems or questions that could be addressed in a variety of ways
”. Jadi menurut Ledlow FSLC merupakan strategi yang baik untuk digunakan dalam memecahakan masalah dengan jawaban atau cara yang
bervariasi. Sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC lebih baik dengan yang diajar model pembelajaran konvensional. Kerangka berpikir tersebut dapat disajikan
dalam bentuk bagan sebagai berikut:
Berpengaruh positif Bagan 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian
Formulate
Fluency Flexibility
Elaboration
Share
Elaboration
Listen
Originality
Create
Originality
Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas,
maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC lebih tinggi dari
kemampuan berpikir kreatif matematis yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional”.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMPN 3 Tangerang Selatan yang berada di Jl. Ir. H. Juanda Ciputat dan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
20122013 yaitu pada tanggal 09 April sampai dengan 08 Mei. Adapun jadwal persiapan dan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Agenda Penelitian
No Jenis Kegiatan
Feb Mar
Apr Mei
Jun 1
Persiapan dan perencanaan V
2 Observasi studi lapangan
V 3
Pelaksanaan Pembelajaran V
V 4
Analisis Data V
5 Laporan Penelitian
V
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen eksperimen semu yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
pengontrolan secara penuh terhadap sampel penelitian. Pada kelas eksperimen dalam proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
FSLC. Sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian two group randomized subjects post test only. Desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut: