Deskripsi Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.2 Nilai Statistik Kelas Eksperimen Statistik Nilai Nilai Terendah 47 Nilai tertinggi 100 Mean Rata-rata hitung � ̅ 73 Simpangan Baku S 11,91 Varians S 2 141,95 Median Me 73,82 Modus Mo 76,5 Tingkat kemiringan Sk -0, 2068 Keruncingan Kurtosis � 4 0,27

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol

Data hasil tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 45 orang yang dalam pembelajarannya menggunakan model konvensional diperoleh nilai terendah 39 dan nilai tertinggi 97. Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol No Interval Frekuensi Absolut Relatif Kumulatif 1 39 – 48 5 11,11 5 2 49 – 58 10 22,22 15 3 59 – 68 16 35,56 31 4 69 – 78 7 15,56 38 5 79 – 88 5 11,11 43 6 89 – 98 2 4,44 45 Jumlah 45 100 Mengacu pada distribusi frekuensi hasil tes tersebut dapat diketahui nilai rata-rata 64,17, median 63,19 dan modus 62,5. Siswa yang nilai postesnya rendah, yaitu sebanyak 5 orang siswa yang berada pada interval 39-58, sedangkan siswa yang nilai postesnya rendah tinggi yaitu sebanyak 2 orang siswa berada pada interval 89-98. Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok kontrol pada pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional dapat dilihat pada ogive pada gambar 4.2 Gambar 4.2 : Grafik Ogive Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelompok Kontrol Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa sebanyak 62,22 siswa kelompok kontrol mendapat nilai lebih rendah dari rata-rata kelas yaitu 64. Sedangkan siswa yang mendapat nilai lebih tinggi dari rata-rata sebanyak 37,78 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian siswa di kelompok kontrol mendapat nilai di bawah rata-rata. Koefisien tingkat kemiringan kelas kontrol ini sebesar 0,23 karena nilai sk 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan dan dikatakan kurva menceng ke kiri, dengan kata lain kecenderungan data mengumpul di bawah rata- 62.22 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 44 54 64 74 84 94 104 Fr e ku e n si Ku m u latif Batas Atas Kelas Ogive Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kontrol rata. Nilai ketajaman kurtosisnya sebesa 0,2455 yang berarti kurang dari 0,263 dengan kurva berbentuk platikurtis mendatar, sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata lampiran 18. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel nilai statistik berikut ini. Tabel 4.4 Nilai Statistik Kelas Kontrol Statistik Nilai Nilai Terendah 39 Nilai tertinggi 97 Mean Rata-rata hitung � ̅ 64,17 Simpangan Baku S 13,04 Varians S 2 170 Median Me 63,19 Modus Mo 62,5 Tingkat kemiringan Sk 0,23 Keruncingan Kurtosis � 4 0,2455 Perbandingan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe FSLC dengan kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan model konvensional dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Perbandingan KBKM Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol Statistika Kelompok Eksperimen Kontrol Jumlah Siswa 45 45 Maksimum Xmaks 100 97 Minimum Xmin 47 39 Rata-rata 73 64,17 Median Me 73,82 63,19 Modus Mo 76,50 62,5 Varians 141,95 170 Simpangan Baku S 11,91 13,04 Kemiringan -0,21 0,23 Ketajaman 0,27 0,25 Tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antara kedua kelompok. Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelompok kontrol dengan selisih 8,83. Nilai siswa tertinggi dari dua kelompok tersebut terdapat pada kelompok eksperimen dengan nilai 100, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelompok kontrol dengan nilai 39. Artinya kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan tertinggi terdapat di kelompok eksperimen sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan terendah terdapat di kelompok kontrol. Varians dari data kedua kelompok terlihat bahwa kelas kontrol memiliki nilai yang lebih besar dari kelas kontrol. Nilai simpangan baku juga lebih besar pada kelas control. Berarti kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas kontrol lebih menyebar dari yang rendah hingga tinggi, sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen lebih mengelompok atau hampir mempunyai kemampuan yang tidak terlalu jauh berbeda dari rata-rata kelas. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelas yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran FSLC dan kelas yang diterapkan pembelajaran secara konvensional dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Gambar 4.3 Kurva Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan kurva pada gambar 4.3 terlihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terlihat pula bahwa kurva kelompok eksperimen berada di sebelah kanan dari kurva kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok ekpserimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Nilai tertinggi pada kelompok kontrol masih lebih rendah dibandingkan nilai tertinggi pada kelompok eksperimen, karena nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 100, sedangkan kelompok kontrol adalah 97. Nilai terendah pada kelompok eksperimen masih lebih tinggi dibandingkan nilai terendah pada kelompok kontrol, karena nilai terendah pada kelas kontrol adalah 39 sedangkan kelas eksperimen adalah 47. 2 4 6 8 10 12 14 16 20 40 60 80 100 F rek u en si Nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

3. Perbandingan KBKM Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Seperti yang sudah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini kemampuan berpikir kreatif matematis yang diteliti memiliki indikator berpikir lancar fluency, berpikir luwes flexibility, berpikir orisinil originality, berpikir rinci elaboration. Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kreatif matematis tersebut, skor rata-rata KBKM pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Indikator KBKM Siswa Skor Ideal Eksperimen Kontrol x Nilai x Nilai 1 Berpikir Lancar 8 6,78 84,72 5,96 74,44 2 Berpikir Luwes 8 6,00 75,00 5,31 66,39 3 Berpikir Orisinil 8 5,56 69,44 4,69 58,61 4 Berpikir rinci 12 7,87 65,56 7,02 58,52 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh juga bahwa pada kelas eksperimen nilai tertinggi dicapai pada indikator kemampuan berpikir kreatif matematis adalah berpikir lancar fluency, yaitu sebesar 84,72 sedangkan nilai terendah yang dicapai pada indikator kemampuan berpikir kreatif matematis adalah indikator berpikir rinci flexibility, yaitu sebesar 65,56. Hal yang sama juga terjadi pada kelas kontrol, dimana nilai tertinggi pada indikator kemampuan berpikir kreatif matematis dicapai pada indikator berpikir lancar fluency yaitu sebesar 74,44 sedangkan nilai terendah pada indikator tahapan kemampuan berpikir kreatif matematis dicapai pada indikator berpikir rinci flexibility yaitu sebesar 58,52. Nilai rata-rata terkecil aspek kemampuan berpikir kreatif matematis dari kedua kelas, yaitu pada indikator berpikir rinci elaboration. Hal ini dimungkinkan karena lemahnya kemampuan siswa dalam menjawab permasalahan dengan langkah yang terperinci. Siswa terbiasa mengerjakan soal dengan langkah yang singkat dan sederhana. Sehingga ketika suatu soal membutuhkan langkah yang rumit, terperinci maka siswa tidak bisa mengerjakannya dengan baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, dengan selisih pada tiap-tiap indikatornya secara berurutan yaitu 10,28, 8,61, 10,83, dan 7,04. Secara visual nilai aspek kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam gambar 4.4. Gambar 4.4 Nilai Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

a. Uji Normalitas Kelompok Eksperimen

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil pengujian untuk kelompok eksperimen diperoleh nilai 2  hitung = 1,52 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Fluency Flexibility Originality Elaboration Kelas Eksperimen Kelas Kontrol dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel untuk n=45 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 7,81 lampiran 18.Karena 2  hitung kurang dari 2  tabel 1,52 7,81 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b. Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi kuadrat. Dari hasil pengujian untuk kelompok kontrol diperoleh nilai 2  hitung = 2,44 dan dari tabel nilai kritis uji chi kuadrat diperoleh nilai 2  tabel untuk n = 45 pada taraf signifikan 05 ,   adalah 7,81 lampiran 19. Karena hitung 2  kurang dari 2  tabel 2,44 7,81 maka H diterima, artinya data yang terdapat pada kelompok kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal Hasil dari uji normalitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok N 2  hitung 2  tabel Kesimpulan Eksperimen 45 1,52 7,81 Berdistribusi Normal Kontrol 45 2,44 7,81 Berdistribusi Normal Karena pada kedua kelompok 2  hitung kurang dari 2  tabel maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan berpikir kreatif matematis Siswa

Setelah kedua kelas sampel pada penelitian ini dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama homogen atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelompok dikatakan homogen apabila F hitung F tabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu. Hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,20 dan F tabel = 1,65 pada taraf signifikansi 05 ,   dengan derajat kebebasan pembilang 44 dan derajat kebebasan penyebut 44 lampiran 20. Hasil dari uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelas n Varians s 2 F hitung F tabel α =0,05 Kesimpulan Eksperimen 45 141,95 1,20 1,65 Terima H Kontrol 45 170 Karena F hitung kurang dari dari F tabel 1,20 1,65 maka H diterima, artinya kedua varians populasi homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan uji-t. Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, maka diperoleh t hitung = 3,35 lihat lampiran 21. Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5, atau  = 0,05 diperoleh harga t tabel = 1,99. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 Hasil Uji-t t hitung t tabel α=0,05 Kesimpulan 3,35 1,99 Tolak H Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t tabel 3,35  1,99 maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5, berikut sketsa kurvanya: Dari gambar 4.5 berarti t hitung tidak berada pada daerah penerimaan H . Sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran 1,99 3,35  = 0,05 Gambar 4.5 : Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh pembelajaran Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) terhadap kemampuan representasi visual matematis siswa

4 21 185

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

4 13 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

0 3 46

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DITINJAU DARI PENALARAN MATEMATIS SISWA DI SMPIT AT-TAQWA SURABAYA.

0 2 168

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) - repository UPI T MAT 1201409 Title

0 1 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INFORMAL TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK SMPN 19 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 122

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PURWOJATI

0 0 16