Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

3 Memberikan jawaban yang benar tetapi merincinya kurang detail 4 Memberi jawaban yang benar dan merincinya secara detail Adapun pedoman penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi acuan penskoran pada tabel 3.4 dengan penjelasan sebagai berikut. Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Tes KBKM Materi Segiempat No. Item Aspek Skor Kriteria 1. Fluency Berpikir Lancar Tidak memberikan jawaban sama sekali 1 Menemukan pasangan diagonal layang-layang namun tidak sesuai dengan luas yang diketahui 2 Menemukan hanya satu pasangan diagonal layang- layang yang sesuai. 3 Menemukan banyak pasangan diagonal yang sesuai namun ada pasangan diagonal yang salah. 4 Menemukan banyak pasangan diagonal yang sesuai dan semuanya benar. 2. Fluency Berpikir Lancar Tidak memberikan jawaban sama sekali 1 Menemukan satu bangun datar namun luasnya tidak sama dengan persegipanjang ABCD 2 Menemukan satu bangun datar yang luasnya sama dengan persegipanjang ABCD 3 Menemukan banyak bangun datar yang luasnya sama dengan persegipanjang ABCD tetapi ada yang tidak sesuai. 4 Menemukan banyak bangun datar yang luasnya sama dengan persegipanjang ABCD dan semuanya benar. 3 , 7 Flexibility Berpikir Luwes Tidak memberikan jawaban sama sekali 1 Menentukan luas bangun datar hanya dengan satu cara tetapi salah. 2 Menentukan luas bangun datar hanya dengan satu cara. 3 Menentukan luas bangun datar dengan banyak cara tetapi ada cara yg salah. 4 Menentukan luas bangun datar dengan banyak cara dan semuanya benar. 4a ,6a Berpikir Orisinil Originality Tidak memberikan jawaban sama sekali 1 Menemukan formula baru untuk luas dan keliling dalam x tetapi hasil dan prosesnya salah 2 Menemukan formula baru untuk luas dan keliling dalam x dengan hasil benar tetapi prosesnya salah 3 Menemukan formula baru untuk luas dan keliling dalam x dengan hasil benar tetapi prosesnya ada yang salah 4 Menemukan formula baru untuk luas dan keliling dalam x dengan benar. 4b,6b Elaboration Berpikir Rinci Tidak memberikan jawaban sama sekali 1 Memberikan jawaban namun tidak sesuai dengan soal atau tidak dapat menemukan nilai x. 2 Memberikan jawaban yang rinci namun tidak sesuai dengan soal atau hanya dapat menemukan nilai x. 3 Menemukan nilai x dan luas persegi dengan cara dengan hasilnya benar namun ada kesalahan dalam proses. 4 Menemukan nilai x dan luas persegi dengan cara yang jelas dan rinci, proses dan hasilnya benar. 5 Elaboration Berpikir Rinci Tidak memberikan jawaban sama sekali. 1 Menemukan panjang diagonal dengan proses tidak lengkap dan hasilnya salah 2 Menemukan panjang diagonal dengan cara yang dengan hasilnya benar namun prosesnya kurang lengkap. 3 Menemukan panjang diagonal dengan cara yang rinci dan jelas dengan proses benar tetapi hasilnya salah 4 Menemukan panjang diagonal dengan cara yang rinci dan jelas serta proses dan hasilnya benar. Untuk mengetahui instrumen yang akan digunakan dalam penelitian sudah memenuhi persyaratan atau belum, maka sebelum instrumen tersebut digunakan harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Selain uji validitas dan reliabilitas, instrumen juga perlu diuji tingkat kesukaran dan daya pembeda soalnya. Setelah instrumen tersebut memenuhi persyaratan instrumen yang baik dan layak untuk digunakan maka instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diinginkan. Instrumen dalam bentuk uraian tersebut dapat diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Validitas

Validitas adalah salah satu ciri yang menandai instrumen baik. Validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas perbutir soal, yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Pengujian validitas item menggunakan rumus Product Moment dari Pearson sebagai berikut: 2                   } }{ { 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy 2 Sumarna Suryapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2010, Cet. Ke-3, h.65 Keterangan: r xy = koefisien korelasi anatara variabel X dan Y X = skor per item yang diuji Y = jumlah nilai setiap siswa ∑ = jumlah hasil kali X dengan Y = kuadrat dari X = kuadrat dari Y N = banyaknya subjek skor X dan skor Y Validitas suatu instrumen tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien r. Penafsirannya ada dua cara yaitu dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya kolerasi tinggi, cukup, dan sebagainya. Kemudian dengan membandingkan harga � dan � � �� . Harga � � �� dapat diperoleh dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya menggunakan rumus df = n – 2 , derajat kebebasan dikonsultasikan kepada tabel “r” pada taraf signifikansi α = 0,05. Dengan ketentuan: Jika � � � �� , maka soal tersebut valid Jika � � � �� , maka soal tersebut tidak valid.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketelitian suatu instrumen dalam mengukur variabel yang diinginkan. Untuk menguji reliabilitas instrument penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu 3 : � = − 1 − ∑ � � � � dengan varians : � = ∑ − ∑ � � � Keterangan: 11 r = koefisien reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal yang valid ∑ � = jumlah varians butir 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Edisi Revisi VI, Cet. 13, h. 196. � � = varians total x = skor tiap soal N = banyaknya siswa

3. Daya Pembeda

Pengujian daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah. Rumus yang digunakan adalah 4 : D = BA JA − BB JB = PA − PB Keterangan: D : Daya Beda J : Jumlah peserta tes JA : Jumlah peserta kelompok atas JB : Jumlah peserta kelompok bawah BA : Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah: D = 0,00 – 0,20 : jelek poor D = 0,21 – 0,40 : cukup satisfactory D = 0,41 – 0,70 : baik good D = 0,71 – 1,00 : baik sekali excellent Untuk butir soal yang ideal, daya bedanya berkisar antara 0,2 hingga 1,00, sehingga apabila ditemukan daya beda butir yang negatif, sebaiknya guru mengganti butir tersebut apabila hendak dimunculkan dalam tes berikutnya.

4. Taraf Kesukaran

Dilakukannya uji taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui apakah soal- soal pada penelitian ini adalah soal yang mudah, sedang, dan sukar. Uji taraf 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta:Bumi Aksara, 2008, Edisi Revisi Cet.8, h. 211. kesukaran soal ditentukan dengan menghitung indeks besarnya, untuk itu digunakan rumus: P = B JS Keterangan: P : indeks kesukaran B : jumlah peserta tes yang menjawab soal dengan benar JS : jumlah seluruh peserta tes Indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Dan klasifikasi indeks kesukaran yang sering digunakan adalah 5 : P = 0,00 sampai 0,30 : soal sukar P = 0,31 sampai 0,70 : soal sedang P = 0,71 sampai 1,00 : soal mudah

D. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Setelah data terkumpul baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol, kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat penelitian. Uji prasyarat yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka dalam menguji kesamaan dua rata-rata digunakan uji t. Dalam penelitian ini pengujian normalitas menggunakan uji chi kuadrat Chi Square. Langkah-langkah uji normalitas adalah 6 : 5 Ibid., h. 208. 6 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,Jakarta : Rosemata Sampurna, 2010, h.111. a. Tentukan Hipotesis Statistik H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 1 H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. b. Tentukan taraf signifikansi α = 0,05. c. Tentukan statistik uji   2 2 i i i e e o     Keterangan: 2  = statistik uji chi kuadrat i o = frekuensi pengamatan ke-i i e = frekuensi harapan ke-i d. Tentukan kriteria uji Jika � � � �� maka H diterima Jika � � � �� maka H ditolak e. Kesimpulan � � � �� : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. � � � �� : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal .

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki varian yang sama atau tidak homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan Uji Fisher dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hipotesis: H : kedua varians homogen H : kedua varians tidak homogen Hipotesis statistik: H : � = � H a : � ≠ � Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus statistik uji F Fisher sebagai berikut: 7 F = varians terbesar varians terkecil Kriteria pengujiannya yaitu: H diterima jika � ℎ�� �� ≤ � � �� , artinya varians kedua kelompok homogen. H ditolak jika � ℎ�� �� � � �� , artinya varians kedua kelompok tidak homogen. Langkah-langkah uji homogenitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Hipotesis H : � = � H a : � ≠ � 2 Cari F hitung dengan menggunakan rumus: F = � � �� � � � �� � �� 3 Tetapkan taraf signifikan � 4 Hitung F tabel dengan rumus: F tabel = F 12 � n1-1, n2-1 5 Tentukan kriteria pengujian H yaitu: Jika F hitung F tabel , maka H diterima homogen dan H 1 ditolak. Jika F hitung F tabel , maka H ditolak tidak homogen dan H a diterima.

2. Pengujian Hipotesis Statistik

Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan, untuk mengetahui apabila rata- rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa untuk kelompok kontrol. Untuk Uji hipotesis, peneliti menggunakan rumus uji t. rumus yang digunakan yaitu: 7 Ibid., h.118 a. Jika varians sampel homogen 8 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 n X X dan n X X dengan n n S X X t gab        Sedangkan � � = √ � − � + � − � � + � − Keterangan: t hitung = harga t hitung 1 X = nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen 2 X = nilai rata-rata hitung data kelompok control 2 1 S = varians data kelompok eksperimen 2 2 S = varians data kelompok kontrol gab S = simpangan baku kedua kelompok 1 n = jumlah siswa pada kelompok eksperimen 2 n = jumlah siswa pada kelompok control Setelah harga t hitung dioeroleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingakn besarnya t hitung dengan t tabel , dengan trelebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus dk = n 1 + n 2 – 2 dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf kepercayaan 95 atau taraf siginifikansi � = 5 Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika t hitung ≤ t tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak Jika t hitung t tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima b. Namun, jika varians sampel tak homogen 9 8 Ibid., h,195 9 Ibid., h.201

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh pembelajaran Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) terhadap kemampuan representasi visual matematis siswa

4 21 185

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

4 13 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC).

0 3 46

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DITINJAU DARI PENALARAN MATEMATIS SISWA DI SMPIT AT-TAQWA SURABAYA.

0 2 168

PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN SELF-CONCEPT SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) - repository UPI T MAT 1201409 Title

0 1 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF INFORMAL TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK SMPN 19 BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 122

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE SHARE LISTEN CREATE (FSLC) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 PURWOJATI

0 0 16