Metode Pembelajaran Langkah Pembelajaran

E. Cerpen Wordless Picture Books Perlakuan I - IV

1. Cerpen WPB Perlakuan I

Matahari di Sudut Jakarta Di pinggiran kota Jakarta tinggalah sebuah keluarga kecil yang sederhana. Keluarga tersebut terdiri dari seorang ibu dan kedua anaknya. Anak yang pertama bernama Surya, ia duduk di bangku kelas satu SMP. Anak yang kedua bernama Sarah, ia masih berusia lima tahun. Ayah dari kedua anak tersebut telah meninggal tiga bulan yang lalu karena menjadi korban tabrak lari. Sang ibu kini tak lagi bekerja karena penyakit paru-paru basah. Karena ibunya tak lagi bekerja Suryalah yang harus mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sudah sebulan ini surya tak pernah lagi masuk ke sekolah karena sibuk mencari uang. Di pagi hari Surya membantu para sopir angkot mencari penumpang lalu siang harinya ia menjadi ojek payung. Penghasilan Surya yang tak seberapa itu digunakan untuk membeli makan malam keluarganya dan sisanya ia tabung. Rasa lelah yang ia rasakan setiap hari selalu terbayar bila ia melihat wajah ibu dan adiknya yang selalu menyambut hangat kepulangannya. Surya sangat sayang pada ibu dan adiknya, terlebih saat ini ia menyadari jika ialah yang berperan menggantikan ayahnya. Siang ini tak seperti biasanya, ojek payungnya masih sepi. Surya pun memilih beristirahat di halte bus sembari menawarkan jasanya pada orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Matahari terasa sangat menyengat di kulit, rasa haus dan lapar mulai terasa. Akan tetapi semua itu hanya bisa ditepis Surya dengan membasuh wajahnya di keran air dekat halte. “Dik, bisa sewa payungnya?” tanya seorang ibu muda pada Surya. “Mari Bu, mau kemana? Biar saya antar,” kata Surya pada ibu muda itu. “Kita ke toko buku dekat taman kota itu ya?” kata ibu muda itu dengan ramah. “Boleh, Bu. Mari saya bawakan belanjaanya,” kata surya. Selama perjalanan dari halte menuju toko buku si ibu muda tersebut banyak bertanya mengenai kehidupan Surya. “ Sepertinya kamu masih beusia belasan, sekolah atau tidak?” tanya ibu muda tersebut pada Surya. “Usia saya tahun ini tiga belas tahun, Bu. Saya sekolah di SMP Permata Bangsa 02. Tapi sekarang sedang cuti karena saya harus cari uang untuk keluarga,” kata Surya. “Loh, memang ayah dan ibu kamu tidak bekerja?” tanya ibu muda itu. “Ayah saya korban tabrak lari tiga bulan lalu, sebulan kemudian ibu saya jatuh sakit. Jadi saya yang harus mencari uang untuk kebutuhan sehari- hari,” kata Surya. “Ibu minta maaf ya kalau pertanyaan ibu tadi menyinggung. Ibu bangga sama kamu. Kamu anak yang sangat berbakti,” kata ibu muda itu sambil menepuk lembut bahu Surya. “Oh tidak apa-apa kok, Bu. Saya tidak merasa tersinggung sama sekali,” kata Surya sopan. “Wah sebentar lagi kita sampai. Oh iya nama kamu siapa, Nak?” tanya ibu muda. “Panggil saja saya Surya Bu,” kata Surya pada ibu muda tersebut. “Begini, nak Surya bisa tunggu ibu sebentar di luar toko tidak? Ibu hanya ada perlu sebentar saja di toko,” kata ibu muda tersebut pada Surya. “ Baik, Bu. Saya akan tunggu di luar toko,” kata Surya.