Tahapan Menulis Cerpen Deskripsi Teoretis

karya fiksi adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Jadi, dapat disimpulkan bahwa alur adalah tahapan- tahapan atau deretan peristiwa yang saling berkaitan hingga membentuk sebuah cerita. c. Latar Latar dapat dipahami sebagai landasan tumpu berlangsungnya berbagai peristiwa dan kisah yang diceritakan dalam cerita fiksi. Peristiwa dan kisah dalam cerita fiksi tidak dapat terjadi begitu saja tanpa kejelasan landasan tumpu. Apalagi dalam cerita fiksi anak, yang dalam banyak hal memerlukan rincian konkret yang lebih menjelaskan apa dan bagaimana peristiwa yang dikisahkan Nurgiyantoro, 2010:216. Latar dalam sebuah cerita fiksi adalah mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya cerita. Latar dalam prosa fiksi dibedakan menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial Sayuti, 2000:127. d. Sudut pandang Sudut pandang pada hakikatnya adalah sebuah cara, strategi atau siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengungkapkan cerita dan gagasannya Nurgiyantoro, 2010:269. Lebih lanjut Sayuti 2000:159, menyatakan bahwa sudut pandang dibedakan menjadi sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Masing-masing sudut pandang tersebut dibedakan lagi menjadi: 1 Sudut pandang first person central atau akuan sertaan. 2 Sudut pandang first person peripheral atau akuan tak sertaan. 3 Sudut pandang third person omniscient atau diaan maha tahu. 4 Sudut pandang third person limited atau diaan terbatas. e. Tema Sumardjo 1997:56, mengemukakan bahwa tema adalah ide sebuah cerita. Dalam menulis cerita pengarang bukan sekedar ingin bercerita, tetapi ingin mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa suatu masalah kehidupan, pendangan hidupnya tentang kehidupan ini, atau komentar terhadap kehidupan ini. Tema dalam sebuah cerita dapat dipahami sebagai sebuah makna, makna yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita tersebut hadir sebagai sebuah kesatuan yang padu Nurgiyantoro, 2010:80. Tema diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu; i tema jasmani merupakan tema yang cenderung berkaitan dengan kedaan jasmani seorang manusia, ii tema organik merupakan tema yang mencakup hal-hal yang berhubungan dengan moral manusia, yang wujudnya tentang hubungan antarmanusia, antarpria-wanita, iii tema sosial merupakan tema yang meliputi hal-hal yang berada di luar masalah pribadi, misalnya masalah masyarakat, masalah politik, masalah pendidikan dan propaganda, iv tema egoik merupakan tema yang mencakup reaksi-reaksi pribadi yang pada umumnya menentang pengaruh sosial, dan v tema ketuhanan merupakan