Karakteristik Petani Responden Analisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditas Jeruk Siam di Kabupaten Garut (Studi Kasus : Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat)

Penduduk Desa Cintaasih berdasarkan data terakhir hasil Sensus Penduduk Tahun 2010 tercatat sebanyak 5.322 jiwa, Tahun 2009 sebanyak 4.521 Jiwa, mengalami kenaikan setiap tahunnnya rata-rata sebesar 0,85 . Jumlah angkatan kerja pada tahun 2010 sebanyak = 238 orang. Jumlah pencari kerja yang dapat tersalurkan dan ditempatkan di perusahaan-perusahaan maupun jenis pekerjaan lainnya sebanyak = 1.242 orang, sedangkan sisanya sebesar = 537 orang belum mendapatkan perkerjaan. Kemudian dari segi pendidikan, lulusan SD menempati urutan tertinggi dari jumlah persentase pencari kerja yang berhasil ditempatkan terhadap total pencari kerja, yaitu menurut tingkat pendidikan mencapai angka 86 .

5.3. Karakteristik Petani Responden

Lokasi penelitian di Kabupaten Garut yaitu di Kecamatan Samarang, merupakan kecamatan penghasil jeruk siam terbesar di Kabupaten Garut. Penelitian di Kecamatan Samarang ini dilakukan di dua desa dimana merupakan sentra budidaya jeruk siam di Kecamatan Samarang. Identitas responden dalam penelitian ini meliputi beberapa aspek yang dilihat dari usia responden, tingkat pendidikan, dan luas lahan. Karakteristik tersebut dianggap penting karena mempengaruhi pelaksanaan usahatani jeruk siam di lokasi penelitian. Sebagian besar petani jeruk siam di kedua desa tersebut menjadikan usahatani jeruk siam sebagai mata pencaharian utama dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Sumber modal berasal dari petani responden sendiri itu sendir, seringkali dari hasil keuntungan pengusahaan jeruk siam yang disishkan, begitu juga dengan status kepemilikan lahan, dimana semua petani responden di kedua desa memiliki status kepemilikan lahan sebagai pemilik. 1 Aspek Usia Faktor usia terkadang mempengaruhi produktivitas dan semangat dalam bekerja. Usia muda seringkali memiliki semangat dan tingkat produktivitas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena fisik yang masih sehat dan kuat. Berdasarkan data di lapangan diketahui bahwa sebagian besar petani resonden dalam penelitian ini berusia antara 54 hingga 65 tahun 32,65 persen. Kemudian sebanyak 30,61 dan 22,45 persen petani responden usia 42-53 dan 66-90 tahun. Selain itu, sebanyak 14,29 persen petani responden usia 30-41 tahun dan sebanyak 0 persen petani berusia 18-29 tahun. Hal ini dapat dilihat bahwa generasi muda di lokasi penelitian kurang tertarik dengan usahatani jeruk siam. Berikut data sebaran responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Sebaran Responden berdasarkan Usia di Desa Cintaasih dan Desa Sukarasa No. Usia Desa Cintaasih Desa Sukarasa Total Responden n=49 Jumlah Petani Jumlah Petani Jumlah Petani 1 18-29 0,00 0,00 0,00 2 30-41 3 11,54 4 17,39 7 14,29 3 42-53 4 15,38 11 47,83 15 30,61 4 54-65 11 42,31 5 21,74 16 32,65 5 66-90 8 30,77 3 13,04 11 22,45 Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa usia petani responden yang paling dominan di Desa Cintaasih adalah 54-65 tahun dengan proporsi sebesar 42,31 persen. Kemudian usia petani responden yang paling dominan di Desa Sukarasa adalah usia 32,65 dengan proporsi sebesar 32,65 persen. 2 Tingkat Pendidikan Faktor pendidikan akan berpengaruh terhadap penyerapan teknologi baru yang ada. Berdasarkan data di lapangan petani responden di lokasi penelitian pernah mengikuti pendidikan formal, namun sebagian besar tingkat pendidikan petani responden masih tergolong rendah. Tabel 13 menunjukkan sebagian besar tingkat pendidikan petani responden di lokasi penelitian merupakan lulusan Sekolah Dasar dengan proporsi sebesar 87,76 persen dari total responden. Sebanyak 6,12 persen merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama, 4,08 persen merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas dan 2,04 persen merupakan lulusan Diploma atau Sarjana. Berikut data mengenai sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan ditampilkan pada Tabel 13. Tabel 13. Sebaran Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Cintaasih dan Desa Sukarasa No. Tingkat Pendidikan Desa Cintaasih Desa Sukarasa Total Responden n=49 Jumlah Petani Jumlah Petani Jumlah Petani 1 SD 23 88,46 20 86,96 43 87,76 2 SMP 0,00 3 13,04 3 6,12 3 SMA 2 7,69 0,00 2 4,08 4 D1-D3S1 1 3,85 0,00 1 2,04 Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang paling dominan pada petani responden di Desa Cintaasih adalah Sekolah Dasar, dengan tingkat proporsi sebesar 88,46 persen, begitu juga di Desa Sukarasa tingkat pendidikan yang dominan adalah lulusan Sekolah Dasar, dengan proporsi sebesar 86,96 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa baik di Desa Cintaasaih maupun di Desa Sukarasa tingkat pendidikan petani responden masih tergolong rendah. Oleh sebab itu diduga petani responden masih kurang mampu dalam menyerap dan mengaplikasikan baik teknologi ataupun ilmu pengetahuan baru yang mereka dapat. 3 Luas Lahan Petani responden di lokasi penelitian sebagian besar memiliki luasan lahan sebesar 0,1-0,3 hektar, dengan proporsi sebesar 67,35 persen. Sebanyak 20,41 persen petani yang memiliki luasan lahan sebesar kurang dari 0,1 hektar, kemudian 8,14 persen petani yang memiliki luasan lahan seluas 0,3-0,5 hektar dan 4,08 persen untuk petani yang memiliki luasan lahan lebih dari 0,5 hektar. Berdasarkan data pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani responden baik di Desa Cintaasih maupun di Desa Sukarasa memiliki luasan lahan sebesar 0,1-0,3 hektar, dengan proporsi masing-masing sebesar 73,07 persen dan 60,87 persen. Data tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar pengusahaan jeruk siam di kedua desa dilakukan pada skala yang sama besar. Data sebaran responden berdasarkan luasan lahan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Sebaran Responden berdasarkan Luas Lahan di Desa Cintaasih dan Desa Sukarasa No. Luas Lahan Ha Desa Cintaasih Desa Sukarasa Total Responden n=49 Jumlah Petani Jumlah Petani Jumlah Petani 1 0,1 6 23,08 4 17,39 10 20,41 2 0,1-0,3 19 73,07 14 60,87 33 67,35 3 0,3-0,5 0,00 4 17,39 4 8,16 4 0,5 1 3,85 1 4,35 2 4,08

5.4. Gambaran Umum Usahatani Jeruk Siam di Lokasi Penelitian