Kebijakan Output Kebijakan Pemerintah

54 Suatu kebijakan subsidi dan kebijakan perdagangan menyebabkan terjadinya transfer antara produsen, konsumen, dan anggaran pemerintah. 3 Tipe Komoditi Tujuan dengan adanya pengklasifikasian tipe komoditi adalah untuk membedakan komoditi mana yang dapat diekspor dan komoditi yang dapat diimpor. Tidak adanya kebijakan harga, maka harga domestik akan sama dengan harga internasional, sehingga harga yang digunakan untuk ekspor adalah fob atau harga pelabuhan, sedangkan harga yang digunakan untuk impor adalah cif atau harga di pelabuhan pengekspor. Namun apabila diberlakukan kebijakan untuk barang ekspor dan impor maka harga yang terjadi di pasar domestik akan berbeda dengan harga fob dan cif.

3.1.4.1. Kebijakan Output

Kebijakan pemerintah terhadap output dijelaskan dengan menggunakan Transfer Output TO dan Koefisien Proteksi Output Nominal Nominal Protection Coefficient on Output NPCO. Kebijakan terhadap output dapat diterapkan pada barang ekspor maupun impor baik berupa subsidi positif maupun subsidi negatif atau pajak. Berikut dampak yang diberikan dengan adanya subsidi positif terhadap produsen pada barang impor dan ekspor dapat dilihat pada Gambar 1. P P Pp H B S S Pw G E F A Pp A Pw C B D D Q 1 Q 2 Q 3 Q Q 2 Q 1 Q 3 Q 4 Q a S+PI b S+PE Gambar 1. Dampak Subsidi Positif Terhadap Produsen Barang Impor dan Ekspor Sumber : Monke and Pearson 1989 55 Gambar 1a merupakan gambar subsidi positif yang ditujukan untuk produsen barang impor. Adanya subsidi positif ini menyebabkan output produksi dalam negeri meningkat, sedangkan jumlah impor akan menurun. Hal ini disebabkan barang yang seharusnya diimpor menjadi diproduksi sendiri di dalam negeri. Pada Gambar 1a output produksi dalam negeri meningkat dari Q 1 menjadi Q 2 dan jumlah impor menurun dari Q 3 -Q 1 menjadi Q 3 -Q 2, sedangkan konsumsi tetap pada Q 3 . Besarnya subsidi per output sebesar Pp - Pw pada tingkat output Q 2, sehingga transfer total dari pemerintah kepada produsen sebesar Q 2 x Pp - Pw atau PpABPw. Biaya korbanan jika barang yang seharusnya diimpor menjadi diproduksi sendiri di dalam negeri adalah sebesar Q 1 CAQ 2 , sedangkan jika barang tersebut diimpor adalah sebesar Q 1 CBQ 2 . Sehingga efesiensi yang hilang dengan adanya subsidi tersebut adalah sebesar CAB. Gambar 1b menunjukkan subsidi untuk produsen barang ekspor. Adanya subsidi dari pemerintah menyebabkan harga yang diterima produsen lebih tinggi dari harga yang berlaku di pasar dunia. Harga yang tinggi mengakibatkan output produksi dalam negeri dan jumlah ekspor meningkat yakni dari Q 3 ke Q 4 , sedangkan konsumsi menurun dari Q 1 ke Q 2. Tingkat subsidi yang diberikan pemerintah adalah sebesar GABH.

3.1.4.2. Kebijakan Input