59
sebuah kebijakan. Dengan membandingkan pendapatan dan biaya sebelum dan sesudah penerapan kebijakan kita bisa menentukan dampak dari kebijakan
tersebut. Metode PAM menghitung dampak kebijakan yang mempengaruhi output maupun faktor produksi lahan, tenaga kerja dan modal Pearson et al. 2005.
Tabel 5. Matriks Analisis Kebijakan PAM
Uraian Penerimaan
Output Biaya Input
Keuntungan Tradable
Non Tradable Harga Privat
A B
C D
Harga Sosial E
F G
H Dampak
Kebijakan I
J K
L
Sumber : Monke and Pearson, 1989 Keterangan :
A : Penerimaan Privat G : Biaya Input Non Tradable Sosial
B : Biaya Input Tradable Privat H : Keuntungan Sosial
C : Biaya Input Non Tradable Privat I : Transfer Output
D : Keuntungan Privat J : Transfer Input Tradable
E : Penerimaan Sosial K : Transfer Faktor
F : Biaya Input Tradable Sosial L : Transfer Bersih
3.1.5.1. Analisis Keuntungan
1 Keuntungan Privat PP
PP = D = A - B - C Secara finansial kegiatan usahatani akan layak untuk diteruskan, jika
keuntungan privat lebih besar atau sama dengan nol, sebaliknya bila kurang dari nol maka usahatani tersebut rugi.
2 Keuntungan Sosial PS
PS = H = E - F - G Secara ekonomi pengusahaan suatu komoditas layak untuk diteruskan, jika
nilai keuntungan sosial lebih dari satu atau sama dengan nol dan jika nilainya kurang dari nol maka kegiatan usahatani tersebut tidak layak untuk diteruskan
karena dapat menimbulkan kerugian.
60
3.1.5.2. Analisis Efisiensi Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
1 Rasio Biaya Privat PCR
PCR Jika PCR memiliki nilai lebih kecil dari satu, maka suatu komoditas akan
memiliki keunggulan kompetitif, yang berarti untuk meningkatkan nilai tambah sebesar satu satuan diperlukan tambahan biaya faktor domestik yang dikeluarkan
lebih kecil dari satu satuan.
2 Rasio Biaya Sumber Daya DRC
DRC Jika DRC memiliki nilai lebih kecil dari satu, maka suatu pengusahaan
komoditas tertentu akan memiliki keunggulan komparatif, yang berarti pengusahaan komoditas tersebut memiliki efisiensi secara ekonomi.
3.1.5.3. Dampak Kebijakan Pemerintah
1 Kebijakan Output
a Transfer Output TO
TO = I = A - E Transfer Output menunjukkan kebijakan pemerintah yang diterapkan pada
output yang menyebabkan harga output privat dan sosial berbeda. Nilai Transfer Output menunjukkan besarnya intensif masyarakat terhadap produsen. Nilai
transfer Output yang positif berarti masyarakat harus membeli dengan harga yang lebih mahal dari harga yang seharusnya dibayarkan dan produsen menerima harga
yang lebih besar dari harga yang seharusnya diterima.
b Koefisien Proteksi Output Nominal NPCO
NPCO
61
Koefisien Proteksi Output Nominal digunakan untuk mengukur dampak kebijakan pemerintah yang menyebabkan terjadinya perbedaan nilai output yang
diukur dengan harga privat dan sosial. Apabila nilai NPCO lebih kecil dari satu maka menunjukkan adanya kebijakan pemerintah yang menghambat ekspor
output yang berupa pajak.
2 Kebijakan Input
a Transfer Input TI
TI = J = B - F Nilai Transfer Input yang positif menunjukkan kebijakan pemerintah pada
input tradable menyebabkan keuntungan yang diterima lebih besar dibandingkan tanpa adanya kebijakan. Nilai TI negatif menunjukkan kebijakan pemerintah
keuntungan yang diterima secara finansial llebih kecil dibandingkan tanpa adanya kebijakan.
b Koefisien Proteksi Input Nominal NPCI
NPCI = Nilai Koefisien Proteksi Input Nominal lebih dari satu menunjukkan
adanya proteksi terhadap produsen input, sementara sector yang menggunakan input tersebut akan dirugikan dengan tingginya biaya produksi. Jika nilai NPCI
lebih kecil dari satu menunjukkan adanya hambatan ekspor input, sehingga produksi menggunakan input local.
c Transfer Faktor TF
TF = K = C - G Nilai Transfer Faktor menunjukkan besarnya subsidi terhadap input non
tradable, dimana jika nilai TF positif maka terdapat subsidi negatif atau pajak
pada input non tradable, sedangkan jika TF memiliki nilai negatif maka terdapat subsidi positif pada input non tradable.
62
3.1.5.4. Kebijakan Input - Output