23
b. Departemen Gudang
Sebelum mengeluarkan bahan baku, Departemen Gudang akan mengecek TPB Tanda Pengeluaran Barang terlebih dahulu. Jumlah dan jenis bahan yang
dikeluarkan harus sesuai dengan TPB tersebut. Selanjutnya, dilakukan persiapan terhadap bahan baku yang akan dikeluarkan lebih dulu.
c. Departemen Produksi
Departemen Produksi mengolah rencana harian sebagai acuan untuk mengeluarkan bahan baku dari gudang, dengan sebelumnya melakukan pengecekan
stok di gudang. Selanjutnya Departemen Produksi akan mengecek jumlah dan size run sebelum dikirim ke bagian produksi untuk digunakan.
Gambar 6. Mekanisme pengeluaran bahan baku buah segar di PT Amanah Prima Indonesia
Purchasing
Instruksi Pengeluaran Material
Bahan Baku di Gudang
Rencana Harian
Cek TPB Ya
Tidak
Persiapan Pengeluaran
Bahan Baku Tidak
Cek jumlah dan size run
Ya Cek stok
Ya
Tidak
Pengiriman ke Produksi
Proses
Warehouse Produksi
Produksi
24 Metode pengaturan pengeluaran bahan baku yang digunakan di PT Amanah Prima
Indonesia adalah metode FIFO First In First Out, yaitu bahan baku yang lebih dulu masuk ke gudang penyimpanan akan terlebih dahulu digunakan untuk proses produksi.
Hal ini bertujuan agar bahan baku yang digunakan untuk proses produksi tidak melewati
batas kadaluarsa.
4.2.2 Bahan Baku
4.2.2.1 Jenis Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Dalam hal ini, bahan baku berupa buah segar diproses dan diubah menjadi puree sebagai
bahan baku lanjutan untuk produksi jus. Buah segar yang digunakan oleh PT Amanah Prima Indonesia berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, perusahaan juga mengimpor
buah dari luar negeri untuk jenis buah tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh buah lokal. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini hanya pada lima jenis bahan baku dengan tingkat
permintaan yang cukup besar oleh konsumen yaitu jambu biji merah, sirsak, apel, nanas dan strawberi.
Sebelum digunakan untuk produksi, bahan baku berupa buah harus disortir terlebih dahulu. Proses penyortiran harus terus diawasi untuk mendapatkan kualitas buah sebagai
bahan baku yang terjamin. Penyortiran buah dilakukan berdasarkan tingkat kematangan buah. Buah yang telah lulus sortir dan telah dicuci diolah menjadi puree atau bubur buah.
Pada saat tertentu, ketika jumlah persediaan buah segar jumlahnya berlimpah, maka sebagian dari bahan baku buah segar tersebut diolah menjadi puree bubur buah. Adanya
persediaan puree ini bertujuan untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku buah segar untuk proses produksi berikutnya.
4.2.2.2 Supplier Bahan Baku
Bahan baku buah segar tersebut dipasok dari petani yang sudah terikat kerja sama dengan perusahaan. Buah jambu biji merah dipasok dari Depok, Bogor dan Majalengka.
Buah sirsak dan apel dipasok dari daerah Jawa Timur. Buah nanas berasal dari Palembang, sedangkan untuk buah strawberi, dipasok dari Bandung. Variasi buah segar dan asalnya dapat
dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis, asal dan supplier buah segar
Buah Asal Supplier
Jambu biji merah Depok, Bogor, dan Majalengka
- Sirsak Mojokerto
Pasar Induk
Apel Malang Pasar
Induk Nanas Palembang
Pasar Induk
Strawberi Bandung Pasar
Induk
Sumber: Departemen Purchasing
25
4.3 KEBIJAKAN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi berlangsungnya kelancaran suatu produksi. Pengendalian persediaan bahan baku pada
produk minuman jus merupakan salah satu sistem yang dapat menjamin kelancaran ketersediaan bahan baku, sehingga proses produksi pun berjalan lancar. Tujuan lain dari sistem pengendalian
bahan baku adalah untuk meminimumkan biaya persediaan bahan baku. PT Amanah Prima Indonesia merupakan perusahaan yang menjalankan proses
produksinya dengan menggunakan bahan baku bersifat mudah rusak dan ketersediaannya juga berdasarkan kondisi musim. Untuk itu, pengelolaan persediaan bahan baku perlu dilakukan
dengan baik dan terpadu oleh perusahaan untuk mendukung aktivitas produksi dan untuk mencapai tingkat efektifitas pengadaan bahan baku yang tinggi.
4.3.1 Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Buah Segar
Dalam menentukan jumlah bahan baku yang akan dipesan, PT Amanah Prima Indonesia melakukan perhitungan jumlah kebutuhan baku sesuai dengan target produksi berdasarkan
permintaan konsumen. Perhitungan besarnya jumlah bahan baku yang akan dipesan dilakukan berdasarkan MRS BOM yang berisi jumlah dan jenis bahan baku yang diperlukan untuk
melakukan proses produksi. Selanjutnya, Departemen Purchasing melakukan pemesanan bahan baku langsung ke supplier, dengan sebelumnya melakukan pengecekan persediaan bahan baku
di gudang. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya jumlah bahan baku yang dipesan, ditentukan oleh besarnya kebutuhan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi, jumlah persediaan
yang ada di gudang dan rencana produksi. Manajemen yang tepat dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan bahan baku di gudang. Jika perusahaan melakukan
pemesanan buah dalam jumlah kg yang besar dengan frekuensi pemesanan rendah, dan terjadi kelebihan persediaan, maka kondisi yang terjadi adalah perusahaan akan mengeluarkan biaya
menahan persediaan yang tinggi meskipun biaya pemesanannya rendah. Sebaliknya, jika perusahaan melakukan pemesanan buah dalam jumlah kg yang kecil dengan frekuensi
pemesanan tinggi, maka kondisi yang terjadi adalah perusahaan akan mengeluarkan biaya pemesanan yang tinggi meskipun biaya menahan persediaannya rendah. Frekuensi dan rata-rata
jumlah per pesan untuk setiap jenis buah segar dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Frekuensi pemesanan buah segar
Jenis Frekuensi Rata-Rata Jumlah per Pesan
kg Apel 46
220,3 Jambu
194 906,3
Nanas 34 532,4
Sirsak 83 624,4
Strawberi 24 235,6
Total 381 2.519
Ket: Data diolah berdasarkan data selama 2 tahun 2009-2010
26 Berdasarkan Tabel 4 tersebut, dalam dua tahun, frekuensi pemesanan bahan baku apel
sebanyak 46 kali, jambu biji merah sebanyak 194 kali, nanas sebanyak 34 kali, sirsak sebanyak 83 kali dan strawberi sebanyak 24 kali. Frekuensi pemesanan terbanyak dilakukan untuk bahan
baku jambu biji merah karena kebutuhannya yang sangat tinggi. Rata-rata jumlah per pesan untuk masing-masing bahan baku: apel sebesar 220,3 kg,
jambu biji merah sebesar 906,3 kg, nanas sebesar 532,4 kg, sirsak sebesar 624,4 kg, dan strawberi sebesar 235,6 kg.
4.3.2 Waktu Tunggu Pengadaan Bahan Baku Buah Segar
Waktu tunggu pengadaan bahan baku merupakan waktu yang dibutuhkan dari bahan baku dipesan hingga bahan baku tersebut diterima atau tiba di gudang. PT Amanah Prima Indonesia
melakukan pemesanan bahan baku dari berbagai pemasok. Waktu tunggu untuk bahan baku buah segar berbeda-beda berdasarkan pemasoknya. Secara lebih jelas, waktu tunggu pengadaan
bahan baku untuk masing-masing buah segar dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Waktu tunggu pengadaan bahan baku buah segar
Jenis Buah Segar Lead Time hari
Order Apel 2
Strawberi 3 Nanas 2
Jambu 1 Sirsak 2
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
Waktu tunggu untuk pengadaan bahan baku segar apel, nanas dan sirsak adalah selama 2 hari. Sedangkan waktu tunggu untuk pengadaan buah strawberi dan jambu masing-masing yaitu
3-4 hari dan 1-2 hari.
4.3.3 Pembelian Bahan Baku Buah Segar
PT Amanah Prima Indonesia melakukan pembelian bahan baku berupa buah segar dari beberapa petani buah dan supplier di pasar induk Kramat Jati. Data yang diperoleh dari
perusahaan tentang pembelian bahan baku buah segar pada 2009 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 6 dan 7.
Tabel 6. Pembelian bahan baku buah segar per bulan 2009 Bulan
Pembelian kg Apel Jambu Nanas Sirsak Strawberi
Januari 200 10.551
375 810
228 Februari 160
215 250
Maret 200 450
1.663 235
April 200 5.034
750 4.069
165 Mei 200
3.941,5 750
5.808 Juni 393
8.097 654
4.414 180
27 Tabel 6. Pembelian bahan baku buah segar per bulan 2009 lanjutan
Bulan Pembelian kg
Apel Jambu Nanas Sirsak Strawberi Juli 180
9.678,5 1.325
247,5 Agustus 193
16.561,5 786
2.333 255
September 538 4.267
860 1.248
236 Oktober 380
8.650 988
257 November 190
1.063 2.381
267 Desember 430
5.075 375
3.017 293
Total 3.264 71.855,5
6.063 28.271
2.613,5
Rata-rata 272 5.988
505,3 2.355,9
217,8
Sumber: Departemen Purchasing
Tabel 7. Pembelian bahan baku buah segar per bulan 2010 Bulan
Pembelian kg Apel Jambu
Nanas Sirsak
Strawberi Januari 190
9.063 874
2.580 235
Februari 190 2.569
874 3.418
338 Maret 1.015
2.758 223
1.854 261
April 440 8.127
1.100 517
335 Mei 440
3.317 688
1.991 300
Juni 300 7.159
495 2.420
204 Juli 546
8.865 1.574
2.749 202
Agustus 490 54.836
995 1.804
197 September 800
5.153 1.992
337 299
Oktober 800 550
4.121 250
November 800 348
1.625 237
Desember 860 1.763
1.050 1.763
183
Total 6.871 103.958
12.040 23.554
3.041
Rata-rata 572,6 8.663,2
1.033,3 1.962,8
253,4
Sumber: Departemen Purchasing
Berdasarkan Tabel 6 dan 7 tersebut dapat dilihat bahwa pembelian buah jambu biji merah merupakan pembelian dengan jumlah yang terbanyak dibanding pembelian terhadap jenis buah
lainnya. Hal ini disebabkan jumlah permintaan terhadap jus buah berbahan baku jambu biji merah cukup tinggi dibanding yang lain. Jumlah buah segar yang dibeli untuk sirsak, nanas dan
jambu biji merah cukup bervariasi tiap bulannya, sedangkan pembelian buah apel dan strawberi relatif stabil setiap bulan.
4.3.4 Tingkat Pemakaian Bahan Baku Buah Segar
Sistem pemakaian bahan baku yang digunakan di PT Amanah Prima Indonesia adalah metode FIFO First In First Out, yaitu bahan baku yang lebih dulu masuk ke gudang
penyimpanan akan terlebih dahulu digunakan untuk proses produksi. Tingkat pemakaian buah segar pada dasarnya merupakan jumlah pemakaian buah segar untuk diproduksi menjadi puree.
Jumlah pemakaian bahan baku buah segar setiap bulannya bersifat fluktuatif berdasarkan ketersediaan buah segar itu sendiri.
28 Buah segar yang tersedia di tempat penyimpanan, sebagian besar langsung digunakan
untuk proses produksi puree. Sebagian kecil lainnya terdapat buah segar yang disimpan dulu beberapa hari jika kondisi kematangannya belum memenuhi syarat untuk dapat digunakan dalam
proses produksi. Data tentang pemakaian bahan baku buah segar pada 2009 dan 2010 di PT Amanah Prima Indonesia dapat disajikan dalam Tabel 8 dan 9.
Tabel 8. Rata-rata pemakaian buah segar per bulan 2009 Bulan
Pemakaian kg Apel Jambu Nanas Sirsak Strawberi
Januari 200 10.551
375 810
228 Februari 0
215 250
Maret 160 450
721 235
April 260 4.760,5
750 4.414
Mei 340 4.215
569 6.093
165 Juni 393
4.413 835
4.658 Juli 180
13.352 1.393
427,5 Agustus 193
16.479,6 786
2.311 255
September 538 4.359,4
860 1.270
236 Oktober 380
8.650 988
257 November 190
1.063 2.378
267 Desember 430
5.075 375
3.020 293
Total 3.264 71.855,5
6.063 28.271
2.613,5
Rata-rata 272 5.987,96
505,25 2.355,92
217,79 Standar Deviasi
141,4 5.085,9
352,5 1.769,4
113,4
Sumber: Departemen Produksi
Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa selama tahun 2009, PT Amanah Prima Indonesia menggunakan bahan baku apel sebesar 3.264 kg, jambu biji merah sebesar 71.855,5
kg, nanas sebesar 6.063 kg, sirsak sebesar 28.271 kg dan strawberi sebesar 2.613,5 kg. Rata-rata pemakaian buah segar per bulan masing-masing yaitu: apel sebesar 272 kg, jambu sebesar
5.987,9 kg, nanas sebesar 505,2 kg, sirsak sebesar 2.355,9 kg dan strawberi sebesar 113,4 kg. Pemakaian bahan baku jambu biji merah merupakan pemakaian bahan baku terbesar dibanding
bahan baku buah segar lainnya. Pemakaian buah jambu biji segar di bulan pertama cukup besar yaitu sebesar 10.551 kg. Dua bulan berikutnya yaitu pada bulan Februari dan Maret, tidak ada
buah jambu biji yang digunakan untuk proses produksi. Pemakaian buah jambu biji selanjutnya terjadi pada bulan April hingga Oktober dengan jumlah yang cukup besar. Puncak pemakaian
tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 16.479,6 kg.
29 Gambar 7. Grafik tingkat pemakaian bahan baku buah segar tahun 2009
Pada grafik di atas Gambar 7, dapat dilihat bahwa untuk bahan baku apel, pemakaian tertinggi terjadi pada September dan terendah pada Maret. Pemakaian bahan baku jambu biji
merah tertinggi pada Agustus dan terendah pada Mei, sedangkan untuk bahan baku nanas, pemakaian tertinggi terjadi pada November dan terendah pada Januari. Bahan baku sirsak
banyak digunakan pada Mei dan terendah digunakan pada Februari. Untuk bahan baku strawberi, pemakaian tertinggi terjadi pada Juli dan terendah pada Mei. Besarnya pemakaian
bahan baku yang berbeda-beda disebabkan adanya ketidakpastian ketersediaan bahan baku buah segar yang terjadi berdasarkan musim panen.
Tabel 9. Rata-rata pemakaian buah segar per bulan 2010 Bulan
Pemakaian kg Apel Jambu Nanas Sirsak Strawberi
Januari 190 8.956
874 2.580
235 Februari 190
2.569 874
3.239 338
Maret 1.015 2.865
223 2.033
261 April 440
8.126,5 1.100
517 335
Mei 320 3.317,5
688 1.772
300 Juni 420
7.159 495
2.639 204
Juli 546 8.865 1.574 2.059 202
Agustus 490 25.985
995 1.885
197 September 800
8.975 1.992
946 299
Oktober 800 7.334
550 2.789
250 November
800 7.985 1.625 1.332 237 Desember 860
11.821 1.050
1.763 183
Total 6.871 103.958
12.040 23.554
3.041
Rata-rata 572,58 8.663,17 1.003,33 1.962,83 253,42
Standar Deviasi 264,3
5.876,2 492,2
751 51,6
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
30 Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa selama tahun 2010, PT Amanah Prima
Indonesia menggunakan bahan baku apel sebesar 6.871 kg, jambu biji merah sebesar 103.958 kg, nanas sebesar 12.040 kg, sirsak sebesar 23.554 kg dan strawberi sebesar 3.041 kg. Rata-rata
pemakaian buah segar per bulan masing-masing yaitu: apel sebesar 264,3 kg, jambu sebesar 8.663,17 kg, nanas sebesar 1.003,3 kg, sirsak sebesar 1.962,8 kg dan strawberi sebesar 253,4 kg.
Pemakaian bahan baku jambu biji merah merupakan pemakaian bahan baku terbesar dibanding bahan baku buah segar lainnya. Puncak pemakaian jambu biji tertinggi terjadi pada bulan
Agustus yaitu sebesar 25.985 kg.
Gambar 8. Grafik tingkat pemakaian bahan baku tahun 2010 Berdasarkan Gambar 8, untuk bahan baku apel, pemakaian tertinggi terjadi pada Maret
dan terendah pada Januari dan Februari. Pemakaian bahan baku jambu biji merah tertinggi pada Agustus dan terendah pada Februari, sedangkan untuk bahan baku nanas, pemakaian tertinggi
terjadi pada September dan terendah pada Maret. Bahan baku sirsak, banyak digunakan pada Februari dan sedikit digunakan pada April. Untuk bahan baku strawberi, pemakaian tertinggi
terjadi pada Februari dan terendah pada Desember.
4.3.4.1 Apel
Pemakaian rata-rata apel selama tahun 2009 sebesar 272 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata apel sebesar 572,6 kg per bulan. Dalam satu bulan, rata-rata
bahan baku berupa buah segar yang diterima langsung digunakan untuk proses produksi. Hal ini menyebabkan persediaan bahan baku di gudang tiap bulannya tidak sama. Bahkan di beberapa
bulan tertentu, tidak ada persediaan bahan baku berupa apel segar di tempat penerimaan awal. Rincian tingkat persediaan apel segar dapat dilihat dalam Tabel 10.
31 Tabel 10. Tingkat persediaan apel segar 2009 dan 2010
Bulan Persediaan
Awal kg Penerimaan kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Januari 0 200
190 200
190 Februari 0
160 190
190 160
Maret 160 200
1.015 160
1.015 200
April 200 200
440 260
440 140
Mei 140 0 200 440 340 320 0 120
Juni 0 120
393 300
393 420
Juli 0 180
546 180
546 Agustus 0
193 490
193 490
September 0 0 538 800
538 800
0 0 Oktober 0
380 800
380 800
November 0 0 190
800 190
800 0 0
Desember 0 0 430
860 430
860 0 0
Total - -
3.264 6.871
3.264 6.871
- -
Rata-rata per bulan
41,7 10 272 572,6 272 572,6 41,7 10
Rata-rata per minggu
10,4 2,5 68 143,1 68 143,1 10,4 2,5
Standar deviasi per
bulan 73,2 33,2 121,4 265,1 141,4 264,3 73,2 33,2
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
Berdasarkan Tabel 10 di atas, selama tahun 2009, persediaan rata-rata apel segar sebesar 41,7 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata apel segar sebesar 10 kg
per bulan. Standar deviasi persediaan apel segar per minggu pada 2009 sebesar 73,2 kg dan pada 2010 sebesar 33,2 kg.
4.3.4.2 Jambu Biji Merah
Pemakaian rata-rata jambu biji merah selama tahun 2009 sebesar 5.988 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata jambu biji sebesar 8.663,2 kg per bulan.
Rincian jumlah persediaan jambu biji merah segar dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tingkat persediaan jambu biji segar 2009 dan 2010
Bulan Persediaan
Awal kg Penerimaan kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009
2010 2009 2010 2009 2010
Januari 0 0 10.551 9.063 10.551 8.956 0 107
Februari 0 107 0 2.569 0 2.569 0 107 Maret 0
107 2.758
2.865 April 0
5.034 8.127
4.760,5 8.126,5
273,5 0,5
32 Tabel 11. Tingkat persediaan jambu biji segar 2009 dan 2010 lanjutan
Bulan Persediaan
Awal kg Penerimaan kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009
2010 2009 2010 2009 2010
Mei 273,5 0,5 3.941,5 3.317 4.215 3.317,5 0
Juni 0 8.097
7.159 4.413
7.159 3.684
Juli 3.684 9.678,5
8.865 13.352
8.865 10,5
Agustus 10,5 0 16.561,5 54.836 16.479,6 25.985 92,4 28.851
September 92,4
28.851 4.267 5.153 4.359,4
8.975 0 25.029
Oktober 0 25.029 8.650
8.650 7.334 0 17.695 November
17.695 0 348 0
7.985 10.058
Desember 0 10.058
5.075 1.763 5.075 11.821
0 0
Total - - 71.856
103.958 71.856
71.856 - -
Rata-rata per bulan
339 6.821 5.988 8.663 5.988 8.663 339 6.821 Rata-rata
per minggu
85 1.706 1.497 2.166 1.497 2.166 85 1.706 Standar
deviasi per bulan
1.012 10.468 4.781 14.28
5.086 5.877 1.012 10.468
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia pembulatan
Berdasarkan Tabel 11, selama tahun 2009, persediaan rata-rata jambu biji segar sebesar 339 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata jambu biji segar sebesar
6.821 kg per bulan. Standar deviasi persediaan jambu biji merah segar per minggu pada 2009 sebesar 1.012 kg dan pada 2010 sebesar 10.468 kg.
4.3.4.3 Nanas
Pemakaian rata-rata nanas selama tahun 2009 sebesar 505,3 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata nanas adalah sebesar 1.003,3 kg per bulan. Rincian
persediaan nanas segar dijelaskan pada Tabel 12. Tabel 12. Tingkat persediaan nanas segar 2009 dan 2010
Bulan Persediaan
Awal kg Penerimaan kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009 2010
2009 2010
2009 2010 Januari 0
375 874
375 874
Februari 0 0 874 0 874 0 0
Maret 0 450
223 450
223 April 0
750 1.100
750 1.100
Mei 0 750
688 569
688 181
Juni 181 654
495 835
495 Juli
0 0 0 1.574 0 1.574 0 0 Agustus 0
786 995
786 995
33 Tabel 12. Tingkat persediaan nanas segar 2009 dan 2010 lanjutan
Bulan Persediaan
Awal kg Penerimaan kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009 2010
2009 2010
2009 2010 September 0
860 1.992
860 1.992
Oktober 0 0 550 0 550 0 0
November 0 1.063
1.625 1.063
1.625 Desember 0
375 1.050
375 1.050
Total - -
6.063 12.040
6.063 12.040
- -
Rata-rata per bulan
15,1 0 505,3 1.033,3 505,3 1.033,3 15,1 0
Rata-rata per minggu
3,8 0 126,3
250,8 126,3 250,8 3,8 0
Standar deviasi per bulan
50 0 348,9 492,2 352,5 492,2 50 0
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
Berdasarkan Tabel 12 di atas, selama tahun 2009, persediaan rata-rata nanas segar sebesar 15,1 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, tidak ada persediaan nanas segar di tempat
penyimpanan karena seluruh bahan baku yang diterima di tempat penyimpanan tersebut, langsung digunakan untuk proses produksi. Standar deviasi persediaan nanas segar per minggu
sebesar 50 kg pada 2009.
4.3.4.4 Sirsak
Pemakaian rata-rata sirsak segar selama tahun 2009 sebesar 2.355,9 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata sirsak segar adalah sebesar 1.962,8 kg per
bulan. Selama tahun 2009, persediaan rata-rata sirsak segar sebesar 162 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata sirsak segar sebesar 252,4 kg per bulan. Rincian
persediaan sirsak segar dijelaskan pada Tabel 13. Tabel 13. Tingkat persediaan sirsak segar 2009 dan 2010
Bulan Persediaan
Awal kg Penerimaan kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009
2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Januari 0 0 810 2.580 810 2.580 0 0
Februari 0 0 215 3.418 215 3.239 0 179
Maret 0 179
1.663 1.854
721 2.033
942 April
942 0 4.069 517 4.414 517 597 0 Mei
597 0 5.808 1.991 6.093 1.772 312 219 Juni
312 219 4.414 2.420 4.658 2.639 68 0 Juli
68 0 1.325 2.749 1.393 2.059 0 690 Agustus
0 690 2.333 1.804 2.311 1.885 22 609 September 22 609
1.248 337 1.270 946 0 0 Oktober
0 0 988 4.121 988 2.789 0 1.332 November 0
1.332 2.381 0 2.378
1.332 3 0 Desember
3 0 3.017 1.763 3.020 1.763 0 0
34 Tabel 13. Tingkat persediaan sirsak segar 2009 dan 2010 lanjutan
Persediaan Awal kg
Penerimaan kg Pemakaian kg
Persediaan Akhir kg
2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009
2010
Total -
- 28.271 23.554 28.271 23.554 - -
Rata-rata per bulan
162 252,4 2.355,9 1.962,8 2.355,9 1.962,8 162 252,4 Rata-rata per
minggu 40,5
63,1 589 490,7 589 490,7 40,5
63,1 Standar
deviasi per bulan
293,2 401,7 1.610,9 1.177,8 1.769,4 751 293,2 401,7
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
4.3.4.5 Strawberi
Pemakaian rata-rata strawberi selama tahun 2009 sebesar 217,8 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata strawberi adalah sebesar 253,4 kg per bulan. Rincian
jumlah persediaan strawberi segar dijelaskan dalam Tabel 14. Tabel 14. Tingkat persediaan strawberi segar 2009 dan 2010
Bulan Persediaan
Awal kg Penerimaan kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009
2010 2009
2010 2009
2010 Januari
0 0 228 235 228 235
Februari 0 0 250 338 250
338 Maret
0 0 235 261 235 261
April 0 0 165 335 0
335 165
Mei 165
300 165
300 Juni
0 0 180 204 0 204 180 Juli
180 0 247,5 202 427,5 202 0 0 Agustus
0 0 255 197 255 197 0 0 September
0 0 236 299 236 299 0 0 Oktober
0 0 257 250 257 250 0 0 November
0 0 267 237 267 237 0 0 Desember
0 0 293 183 293 183 0 0
Total - -
2.613,5 3.041
2.613,5 3.041
- -
Rata-rata per bulan
28,8 0 217,8 253,4 217,8 253,4 28,8 0 Rata-rata per
minggu 7,2 0 54,4 63,4 54,4 63,4 7,2 0
Standar deviasi per bulan
64,4 0 73,8 51,6 113,4 51,6 64,4 0
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
Berdasarkan Tabel 14 di atas, selama tahun 2009, persediaan rata-rata strawberi sebesar 28,8 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010,
tidak ada persediaan strawberi segar yang terjadi karena seluruh bahan baku yang diterima langsung digunakan untuk proses produksi.
35
4.3.5 Tingkat Pemakaian Puree
Dalam proses produksi yang dilakukan oleh PT Amanah Prima Indonesia, buah segar diolah menjadi puree untuk langsung diproses lebih lanjut menjadi jus dan untuk dijadikan
sebagai persediaan. Adanya persediaan berupa puree ini bertujuan agar ketersediaan bahan baku tetap dapat dijaga ketika buah segar tidak dapat dipenuhi oleh pemasok akibat kondisi panen
yang tidak pasti. Jumlah puree yang dihasilkan dari proses produksi buah segar pada 2009 dan 2010 dijelaskan dalam Tabel 15 dan 16.
Tabel 15. Produksi puree yang dihasilkan dari buah segar per bulan 2009 Bulan
Puree kg Apel Jambu Nanas Sirsak
Strawberi Januari 184
8.651,8 292,5
704,7 216,6
Februari 0 187,1
237,5 Maret 147,2
351 627,3
223,3 April 239,2
3.903,6 585
3.840,2 Mei 312,8
3.456,3 443,8
5.300,9 156,8
Juni 361,6 3.618,7
651,3 4.052,5
Juli 165,6 10.948,6
1.211,9 406,1
Agustus 177,6 13.513,3
613,1 2.010,6
242,3 September 494,9
3.574,7 670,8
1.104,9 224,2
Oktober 349,6 7.093
859,6 244,2
November 174,8 0 829,1 2.068,9
253,7 Desember 395,6
4.161,5 292,5
2.627,4 278,4
Total 3.002,9 58.921,5
4.729,1 24.596
2.483,1
Rata-rata 250,2 4.910,1
394,1 2.049,7
206,9
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
Tabel 16. Produksi puree yang dihasilkan dari buah segar per bulan 2010 Bulan
Puree kg Apel Jambu Nanas Sirsak
Strawberi Januari 174,8
7.343,9 681,7
2.244,6 223,3
Februari 174,8 2.106,6
681,7 2.817,9
321,1 Maret 933,8
2.349,3 173,9
1.768,7 248
April 404,8 6.663,7
858 449,8
318,3 Mei 294,4
2.720,4 536,6
1.541,6 285
Juni 386,4 5.870,4
386,1 2.295,9
193,8 Juli
502,3 7.269,3 1.227,7 1.791,3 191,9 Agustus 450,8
21.307,7 776,1
1.640 187,2
September 736 7.359,5
1.553,8 823
284,1 Oktober
736 6.013,9 429 2.426,4 237,5 November
736 6.547,7 1.267,5 1.158,8 225,2 Desember
791,2 9.693,2 819 1.533,8 173,9
Total 6.321,3 85.245,6
9.391,9 20.491,8
2.889,3
Rata-rata 526,8 7.103,8
782,6 1.707,7
240,8
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
36
4.3.5.1 Puree Apel
Pemakaian rata-rata puree apel sebagai bahan baku untuk produksi jus selama tahun 2009 sebesar 294,8 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata puree apel
sebesar 532,2 kg per bulan. Tabel 17. Tingkat persediaan puree apel 2009 dan 2010
Bulan Persediaan Awal
kg Produksi kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Januari 636,1 101,5
184 174,8
438,1 185
382 91,3
Februari 382 91,3 0 174,8
296,7 215,9
85,3 50,1
Maret 85,3 50,1
147,2 933,8
147,1 869,5
85,3 114,4
April 85,3 114,4
239,2 404,8
311,8 447,8
12,7 71,4
Mei 12,7 71,4
312,8 294,4
299,8 363,9
25,7 1,9
Juni 25,7 1,9
361,6 386,4
288,7 364,1
98,5 24,2
Juli 98,5 24,2
165,6 502,3
189,9 465
74,2 61,5
Agustus 74,2 61,5
177,6 450,8
224,7 483,8
27,1 28,5
September 27,1 28,5 495 736 421,2 728,2 100,8 36,3
Oktober 100,8 36,3 349,6 736 411,6 716,5 38,9 55,8 November 38,9 55,8 174,8 736 197,4 708,5 16,2 83,4
Desember 16,2 83,4 395,6 791,2 310,4 837,8 101,5 36,7
Total - -
3.002,9 6.321,3
3.537,5 6.386,1
- -
Rata-rata 131,9 60 250,2 526,8 294,8 532,2 87,3
54,6
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
Berdasarkan Tabel 17 di atas, selama tahun 2009, persediaan rata-rata puree apel sebesar 87,3 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata puree apel sebesar 54,6
kg per bulan.
4.3.5.2 Puree Jambu Biji Merah
Pemakaian rata-rata puree jambu biji merah sebagai bahan baku untuk produksi jus selama tahun 2009 sebesar 4.571,3 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-
rata puree jambu sebesar 7.415,9 kg per bulan. Rincian jumlah persediaan puree jambu biji merah dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Tingkat persediaan puree jambu biji merah 2009 dan 2010 Bulan
Persediaan Awal kg
Produksi kg Pemakaian kg
Persediaan Akhir kg
2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 Januari
1.320 5.385 8.652 7.344 3.090 6.839 6.881 5.891 Februari
6.881 5.891 0 2.107
3.143 2.861
3.738 5.137
Maret 3.738
5.137 0 2.349 3.128
3.071 610
4.416 April
610 4.416 3.904 6.664 3.541 9.514 972 1.566 Mei
972 1.566 3.456 2.720 3.600 3.325 829 962
37 Tabel 18. Tingkat persediaan puree jambu biji merah 2009 dan 2010 lanjutan
Bulan Persediaan
Awal kg Produksi kg
Pemakaian kg Persediaan
Akhir kg 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Juni 829 962 3.619 5.870 3.658 6.064 789 768
Juli 789 768 10.949 7.269 8.281 7.820 3.457 217
Agustus 3.457 217 13.513 21.308 11.154 13.632 5.816 7.893
September 5.816 7.893 3.575 7.360 2.901 7.908 6.490 7.344
Oktober 6.490 7.344 7.093 6.014 4.381 8.310 9.202 5.048
November 9.202 5.048 0 6.548
3.055 9.789
6.147 1.807
Desember 6.147 1.807 4.162 9.693 4.923 9.860 5.385 1.640
Total -
- 58.922 85.246 54.856 88.991
- -
Rata-rata 3.855 3.869 4.910 7.104 4.571 7.416 4.193 3.557
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia angka pembulatan
Berdasarkan Tabel 18 di atas, selama tahun 2009, persediaan rata-rata puree jambu biji sebesar 4.193,1 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata puree jambu
biji sebesar 3.557,3 kg per bulan.
4.3.5.3 Puree Nanas
Pemakaian rata-rata puree nanas sebagai bahan baku untuk produksi jus selama tahun 2009 sebesar 407,7 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata puree
nanas sebesar 777,1 kg per bulan. Selama tahun 2009, persediaan rata-rata puree nanas sebesar 273,9 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata puree nanas sebesar
242,4 kg per bulan. Rincian persediaan puree nanas dijelaskan pada Tabel 19. Tabel 19. Tingkat persediaan puree nanas 2009 dan 2010
Bulan Persediaan Awal
kg Produksi kg
Pemakaian kg Persediaan Akhir
kg 2009
2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 Januari 292 128,9 292,5 681,7 255,2 627,8 329,3 182,8
Februari 329,3 182,8 0 681,7 205,8 603,8 123,5 260,7
Maret 123,5 260,7 351 173,9 287,4 256,8 187,1 177,8
April 187,1 177,8 585 858 493,1 750,7 279 285,1
Mei 279 285,1 443,8 536,6 355,8 710 367 111,8
Juni 367 111,8 651,3 386,1 432,3 391,6 586 106,2
Juli 586 106,2
0 1.227,7 438,6 1.049,1 147,4 284,8 Agustus 147,4
284,8 613,1 776,1 500 950,3 260,5 110,6 September
260,5 110,6 670,8 1.553,8 422,8 995,5 508,5 668,9
Oktober 508,5 668,9 0
429 369 970,9 139,5 126,9 November
139,5 126,9 829,1 1.267,5 738,2 996,7 230,4 397,8
Desember 230,4
397,8 292,5 819 394,1 1.021,7 128,9 195,1
Total -
- 4.729,1 9.391,2 4.892,3 9.325
- -
Rata-rata 287,5
236,9 394,1 782,6 407,7 777,1 273,9 242,4
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
38
4.3.5.4 Puree Sirsak
Pemakaian rata-rata puree sirsak selama tahun 2009 sebesar 2.091 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata puree nanas adalah sebesar 1.663,6 kg per
bulan. Rincian jumlah persediaan puree sirsak dijelaskan dalam Tabel 20. Tabel 20. Tingkat persediaan puree sirsak 2009 dan 2010
Bulan Persediaan
Awal kg Produksi kg
Pemakaian kg Persediaan Akhir
kg 2009
2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 Januari 915
419 705 2.245 1.127
2.328 493
336 Februari 493 336 187 2.818 339 2.735 341 419
Maret 341 419 627 1.769 616 1.778 352 409
April 352 409 3.840 450 3.478 597 714 262
Mei 714 262
5.301 1.542
4.537 1.157
1.478 647
Juni 1.478
647 4.053 2.296 4.968 2.029 563 914 Juli
563 914 1.212 1.791 914 2.036 862 670 Agustus 862 670 2.011 1.640 2.712 1.539 160 771
September 160
771 1.105 823 715 702 550 892 Oktober 550 892 860 2.426 635 2.489 774 829
November 774 829 2.069 1.159 2.451 1.175 392 813
Desember 392 813 2.627 1.534 2.600 1.399 419 948
Total - - 24.596
20.492 25.092
19.963 - -
Rata-rata 633 615 2.050 1.708 2.091 1.664 592 659
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia angka pembulatan
Berdasarkan Tabel 20, dapat dilihat bahwa selama tahun 2009, persediaan rata-rata puree sirsak sebesar 591,5 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata puree
sirsak sebesar 659,2 kg per bulan.
4.3.5.5 Puree Strawberi
Pemakaian rata-rata puree strawberi selama tahun 2009 sebesar 195,7 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, pemakaian rata-rata puree strawberi sebesar 247,4 kg per bulan.
Rincian jumlah persediaan puree strawberi dijelaskan dalam Tabel 21. Tabel 21. Tingkat persediaan puree strawberi 2009 dan 2010
Bulan Persediaan Awal
kg Produksi kg
Pemakaian kg Persediaan Akhir
kg 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Januari 35 169,8 216,6 223,3 183,3 224,9 68,3 168,1
Februari 68,3 168,1
237,5 321,1
197 303,3
108,8 186
Maret 108,8 186 223,3 248 160,2 275,9
171,8 158 April
171,8 158 0 318,3 142 325,5 29,8 150,8
Mei 29,8 150,8 156,8 285 105,1 343,8 81,5 92
Juni 81,5 92
0 193,8 62,2 184 19,3 101,7 Juli
19,3 101,7 406,1 191,9 298,3 224,8 127,2 68,9
39 Tabel 21. Tingkat persediaan puree strawberi 2009 dan 2010 lanjutan
Bulan Persediaan Awal
kg Produksi kg
Pemakaian kg Persediaan Akhir
kg 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Agustus 127,2 68,9
242,3 187,2
283,1 221,7
86,3 34,3
September 86,3 34,3 224,2 284,1 170,2 265,8 140,3 52,6 Oktober
140,3 52,6 244,2 237,5 190,8 259,5 193,6 30,6 November 193,6 30,6 253,7 225,2 293 190,8 154,3 65
Desember 154,3 65 278,4 173,9 262,8 149,2 169,8 89,6
Total -
- 2.482,8 2.889 2.348 2.969,1 -
-
Rata-rata 101,3 106,5 206,9 240,7 195,7 247,4 112,6 99,8
Sumber: PT Amanah Prima Indonesia
Berdasarkan Tabel 21 tersebut, selama tahun 2009, persediaan rata-rata puree strawberi sebesar 126,6 kg per bulan. Sedangkan selama tahun 2010, persediaan rata-rata puree strawberi
sebesar 99,8 kg per bulan.
4.3.6 Biaya-Biaya Persediaan
PT Amanah Prima Indonesia mengeluarkan sejumlah biaya atas persediaan bahan baku yang digunakan untuk proses produksi jus yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan bahan
baku. Masing-masing bahan baku yang diperhitungkan adalah bahan baku berupa buah segar dan puree.
4.3.6.1 Biaya Pemesanan Ordering Cost
Biaya pemesanan pada dasarnya terdiri dari biaya pengadaan dan biaya pemesanan tetap. Biaya pemesanan tetap per pesan untuk buah segar sebesar Rp 1.250.000, sedangkan untuk
puree sebesar Rp 480.000. Biaya pengadaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengadakan sejumlah bahan baku dalam proses produksi. Perhitungan biaya pengadaan buah
segar sebagai bahan baku dalam produksi puree, didasarkan pada harga buah segar per kg dan jumlah kg per pesan. Sedangkan perhitungan biaya pengadaan puree sebagai bahan baku dalam
produksi jus, didasarkan pada besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi puree per kg dan jumlah kg puree yang dihasilkan per periode bulan.
a. Biaya Pengadaan Buah Segar
Biaya pengadaan buah segar termasuk dalam jenis biaya pengadaan yang disebut dengan ordering cost karena pengadaan barang berasal dari pembelian. Dalam sekali pengadaan, biaya
yang dikeluarkan untuk apel sebesar Rp 907.239,50pesan, jambu biji sebesar Rp 3.201.142,00pesan, nanas sebesar Rp 1.293.306,00pesan, sirsak sebesar Rp 2.882.355,00pesan
dan strawberi sebesar Rp 2.895.925,00pesan. Total biaya pengadaan bahan baku buah segar masing-masing untuk: apel segar sebesar Rp 1.814.479,00 per bulan, jambu biji merah sebesar
Rp 25.609.138,00 per bulan, nanas sebesar Rp 2.586.612,00 per bulan, sirsak sebesar Rp 11.529.421,00 per bulan, dan strawberi sebesar Rp 2.895.925,00 per bulan. Rincian biaya
pengadaan buah segar dijelaskan dalam Tabel 22.
40 Tabel 22. Biaya pengadaan buah segar
Jenis Frekuensi Rata-
Rata Pemesanan per Bulan
Rata-Rata Jumlah per Pesan kg
Harga Rata-Rata
per kg Total Biaya
Rpbulan Apel 2 220,3 4.118,20
1.814.479 Jambu 8 906,3 3.532,10
25.609.138 Nanas 2 532,4 2.429,20
2.586.612 Sirsak 4 624,4 4.616,20
11.529.421 Strawberi 1
235,6 12.291,70 2.895.925
Ket.: Data diolah berdasarkan data 2 tahun 2009-2010
b. Biaya Produksi Puree
Biaya produksi puree ini disebut juga dengan set up cost karena pengadaan barang berasal dari produksi sendiri. Rincian biaya pengadaan puree dijelaskan dalam Tabel 23.
Tabel 23. Biaya produksi puree Jenis
Rata-Rata Jumlah Produksi per Bulan kg
Nilai Rata-Rata per kg
Total Biaya Rpbulan
Apel 388,5 25.103
9.752.515,5 Jambu 6.006,9
4.712 28.304.513
Nanas 588,3 12.558
7.387.871,4 Sirsak 1.878,7
13.689 25.717.524
Strawberi 223,9 29.748 6.660.577,2
Ket.: Data diolah berdasarkan data 2 tahun 2009-2010
4.3.6.2 Biaya Penyimpanan Holding Cost
Biaya penyimpanan terdiri dari biaya penyimpanan tetap dan biaya menahan persediaan. Biaya penyimpanan tetap per bulan untuk buah segar sebesar Rp 15.000, sedangkan untuk puree
sebesar Rp 268.524. Biaya menahan persediaan adalah biaya yang dikeluarkan atas adanya persediaan di tempat penyimpanan. Persediaan yang dimaksud adalah persediaan berupa buah
segar dan persediaan berupa puree. Biaya menahan persediaan per kg buah segar dipengaruhi oleh harga bahan baku buah segar per kg. Sedangkan biaya menahan persediaan per kg puree
dipengaruhi oleh nilai puree per kg. Kedua biaya menahan persediaan tersebut dipengaruhi pula oleh suku bunga yang berlaku saat itu. Selama tahun 2009 dan 2010, suku bunga bank yang
berlaku adalah sebesar 12 per tahun atau sekitar 1 per bulan. Hasil perhitungan biaya menahan persediaan untuk masing-masing jenis bahan baku buah dan puree dapat dilihat dalam
Tabel 24 dan rincian perhitungan tiap jenis bahan baku terlampir pada Lampiran 10a dan 10b. Tabel 24. Biaya menahan persediaan buah segar dan puree pada 2009 dan 2010
Jenis Bahan Baku
Total Biaya Menahan Persediaan Rpkgthn
Rata-Rata Biaya Menahan Persediaan Rpkg
2009 2010 2009
2010 Buah Segar
Apel 119 41
40 41
Jambu Biji 153 224
38 32
Nanas 23 0
23
41 Tabel 24. Biaya menahan persediaan buah segar dan puree pada 2009 dan 2010 lanjutan
Jenis Bahan Baku
Total Biaya Menahan Persediaan Rpkgthn
Rata-Rata Biaya Menahan Persediaan Rpkg
2009 2010 2009
2010 Sirsak
269 221 45
44 Strawberi
280 0 140
Puree Apel
2.768 4.814 231
401 Jambu Biji
548 586 46
49 Nanas
880 917 73
76 Sirsak
1.237 1.212 103
101 Strawberi
2.267 2.248 189
187
Ket: data diolah
4.3.6.3 Total Biaya Persediaan
Perhitungan total biaya persediaan menurut perusahaan dilakukan dengan menjumlahkan total biaya pemesanan persamaan 5 dan total biaya penyimpanan persamaan 6. Hasil
perhitungan total biaya persediaan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Hasil perhitungan total biaya persediaan menurut perusahaan pada 2009 dan 2010
Jenis Bahan Baku
Biaya Penyimpanan Rpthn
Biaya Pemesanan Rpthn Total Biaya Persediaan
Rpthn 2009 2010 2009 2010 2009 2010
Buah Segar Apel
199.706 184.872 21.841.152 35.994.778 22.040.858 36.179.650
Jambu 358.980
2.829.901 282.256.630 406.635.999 282.615.610 409.465.900 Nanas
184.163 180.000 19.978.240 35.897.568 20.162.403 36.077.568
Sirsak 266.639
323.664 150.597.974 114.536.591 150.864.613 114.860.255 Strawberi
228.150 180.000 36.330.504 41.579.060 36.558.654 41.759.060
Puree Apel
3.387.124 3.342.414 51.937.297 73.599.147 55.324.421 76.941.561 Jambu
5.311.890 5.073.324 535.511.372 698.822.617 540.823.262 703.895.941 Nanas
3.451.155 3.422.109 99.732.884 121.365.125 103.184.039 124.787.234 Sirsak
3.931.762 4.010.127 381.256.024 334.119.229 385.187.786 338.129.356 Strawberi
3.432.412 3.439.231 62.813.484 70.376.253 66.245.896 73.815.484
Ket: data diolah
4.4 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU