Definisi Lansia Tugas Perkembangan Lansia Perubahan Sistem Tubuh Lansia

WHOQOL-BREEF memiliki empat domain stuktur, terdapat 24 item pertanyaan dengan pertanyaan pertama berupa pertanyaan tentang kualitas hidup secara umum dan pertanyaan kedua tentang persepsi individu tentang kesehatanya. Selanjutnya rata-rata skor tiap domain dihitung dengan nilai domain. Pengkajian ini tidak digunakan untuk mengetahui tetang kondisi fisik melainkan mengetahui efek yang akan didapat dari intervensi yang tepat Oerley, 1996.

B. Lanjut Usia Lansia

1. Definisi Lansia

Definisi secara umum, seorang dikatakan lanjut usia lansia apabila usianya 65 tahun ke atas Setianto dalam Effendi, 2009. Undang – undang nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi ,” Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun enam puluh tahun ke atas” Effendi, 2009. Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan –lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dirimengganti dan mempertahan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang di derita Constntinides dalam Effendi, 2009. Lansia bukanlah suatu penyakit melainkan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beadaptasi dengan lingkungan Pudjiastuti dalam Effendi, 2009.

2. Tugas Perkembangan Lansia

Seseorang dalam tumbuh kembangnya selalu dipengaruhi oleh tumbuh kembang pada masa sebelumnya, usia lanjut biasanya melanjutkan juga tahap perkembangan sebelumnya Dewi, 2014. Tugas perkembangan lansia diantaranya: a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun b. Mempersiapkan diri untuk pensiun. c. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya. d. Mempersiapkan kehidupan baru. e. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosialmasyarakat secara santai f. Mempersiapkan diri untuk kematianya dan kematian pasaangan.

3. Perubahan Sistem Tubuh Lansia

a. Perubahan fisik Cassel, 2003 Tabel 2.1 Perubahan Fisik Lansia Organ atau sistem organ Perubahan yang terjadi Sistem endokrin Kerusakan toleransi glukosaGDP meningkat 1mgdldekade.Prostprandial meningkat 10mgdldekade Peningkatan serum insulin,peningkatan hormon pertumbuhan dimalam hari mengalami penurunan puncak, Penurunan dehydroepiandrosteron DHEA Penurunan testosterone Penurunan T3 Organ atau sistem organ Penurunan fungsi kardiovaskuler Perubahan nadi istirahat, penurunan maksimum HR. Kerusakan pengisian ventrikel kiri Penurunan fungsi pacemaker di SA node Peningkatan atrial sistole untuk pengisian ventrikel Hipertropi atrium kiri Kontraksi dan relaksasi ventrikel yang memanjang Penurunan inotropik kronik,respon lusitropik untuk stimulasi beta-adrenergik Penurunan respon cardiac output Penurunan respon hipertropi sebagai respon volume atau tekanan yang berlebihan Peningkatan serum Atrial Numeric Peptide ANP Penebalan arteri besar, lumen,panjang, distensi berkurang. Lapisan subendotel menebal dengan jaringan penghubung Ukuran dan bentuk sel endotel yang tidak teratur Fragmentasi elastin di dinding arteri Resistensi perifer meingkat. Tekanan darah Peningkatan sistole, tidak berubahnya diastole. Penurunan vasodilatasi mediasi beta-adrenergik. Tidak berubahnya vasokontriksi alfa-adrenergik. Kerusakan autoregulagi perfusi ke otak Paru-paru Peningkatan volume residu Batuk tidak efektif Kurang efektifnya aksi silia Perfusi-ventilasi kurang cocok disebabkan penurunan PaO 2 . Peningkatan diameter trakea Pembesaran saluran alveolar, kehilangan elastisitas paru, penuruan permukaan parenkim. Penurunan masa paru Perluasan rongga thorax Penurunan inpirasi dan ekspirasi maksimum Penurunan difusi CO Penurunan respon hiperkapnia Organ atau sistem organ Penurunan fungsi Renal Penuruan bersihan kreatinin dan GFR 10mldekade Penurunan 25 masa ginjal, peningkatan perfusi kortek dan sel juktaglomerulus Penungkatan penyimpanan dan pengeluranan Na Kerusakan pengeluran lemak Penurunan NO Penurunan ketergantungan renal prostaglandin untuk mempertahankan perfusi Penurunan aktivasi vitamin D Genitourinaria Ereksi memanjang pada pria Penurunan intensitas orgasme untuk laki-laki dan perempuan Pengosongan blader tidak tuntas dan peningkatan residu Penurunan sekresi prostat di urin Penurunan sekresi protein faktor antiadherence Tamm-Horsfall Suhu Kerusakan pada respon menggigil Regulasi Penurunan vasokontriksi dan vasodilatasi Penurunan produksi urin Tulang Lambatnya penyembuhan ketika fraktur Penurunan masa tulang Penurunan formasi osteoklas. Sendi Gangguan matrik kartilago Modifikasi poliglikan dan glikoaminoglikan Sistem saraf perifer Kehilangan saraf motorik spinal Penurunan sensasi terutama di kaki Penurunan sensitivitas panas Penurunan potensial amplitudo pada saraf sensorik Penurunan ukuran dan besar serat fibrin Penurunan heterogenitas akson dan mielin Sistem sarat pusat Penurunan masa otak Penurunan aliran darah ke otak, gangguan autoregulasi perfusi. Proliferasi astrosit Penurunan densitas koneksi pada dendrit Peningkatan jumlah neurofibril Peningkatan plak senilis Penurunan myelin dan total lemak otak Peningkatan aktivitas monoamin oksida Peningkatan reseptor hipokaampal glukokortikoid Organ atau sistem organ Penurunan fungsi Gastrointesinal Penurunan ukuran liver dan aliran darah Kerusakan pembersihan liver. Penurunan induktivitas liver sebagai fubgsi menggabungkan enzim oksidasi, penurunan bilirubin Penurunan sedang asam pada lambung Kerusakan pada mukosa gastric. Penurunan masa pankreas dan enzim nya Penurunan efektifitas kontraksi kolon Penurunan penyerapan kalsium Penglihatan Gangguan pada adaptasi gelap Kuning pada lensa Kesulitan fokus pada jarak dekat Penurunan sensitivitas kontas Penurunan lakrimal Penghidu Deteksi berkurang 50 Haus Penurunan haus Gangguan pengontrolan haus oleh endorpin Keseimbangan Peningkatan respon vertibular Penurunan jumlah sel organ korti. Pendengaran Penurunan pemrosesan sentral Kesulitan membedakan sumber bunyi Sistem imun Penurunan mediasi sel imunitas Rendahnya produksi antibodi Peningkatan autoantibodi Fasilitasi produksi anti-idiotypr antibodies Peningkatan terjasinya MGUS Monoclonal Gammathopathy Of Unknownn Significance Penurunan delay hipersensitivitas Penurunan fungsi makrofag interferon agmma, TGF-brta, TNF, IL-6,IL-1. Penurunan sel proliferasi. Atropi timus dan penurunan hormon tiroid Akumulasi memori sel T Peningkatan sirkulasi IL-6 Penurunan respon IL-2 Penurunan produksi sel B Penuaan Sistem Integumen Stanley 2006 menjelaskan bahwa hal-hal yang terjadi pada epidermis lansia diantaranya: a. Stratum korneum Stratu Korneum merupakan lapisan luar epidermis yang terdiri dari sel keratinosit. Jumlah sel dan lapisam secara esensial tidak berubah namun kohesi sel mengalami penurunan. Perbaikan lapisan sel menjadi lebih lambat, menghasilkan waktu penyembuh yang lama. Penurunan kohesivan sel berhubungan dengan penggantian sel. Pelembab pada stratum korneum berkurang tetapi status perlindungan air tetap sehingga kulit lansia menjadi tampak kering dan kasar. b. Epidermis Epidermis terjadi perlambatan dalam perbaikan sel, jumlah basal yang lebih sedikit dan penurunan jumlah kedalaman rete ridge yang dibentuk dari penonjolan epidermal dari lapisan basal yang mengarah ke bawah. Pendataran rate ridge mengurangi area kontak antara epidermis dan pemisahan antara lapisan kulit. Penurunan kompetensi imun merupakan hasil keseluruhan penurunan jumlah sel langerhans karena bertambahnya usia. Kerusakan sel keratinosit dapat dilihat dari kulit yang mengalami penuaan. Gangguan ini mungkin mencerminkan perubahan kecepatan proliferasi sel. Tabel 2.2 Perubahan Pada Epidermis Perubahan Konsekuensi klinis Waktu penggantian sel meningkat Waktu penyembuhan lama Penurunan melanosit Perlindungan dari sinar UV kurang Penurunan sel langerhans Respon terhadap pemeriksaan kulit berkurang Pendataran rate ridge Kulit mudah terpisah dan mengalami kerusakan Kerusakan nukleus keratinosit Kecenderungan kearah pertumbuhan sel abnormal. c. Dermis Volume dermal mengalami penurunan, dermis mengalami penurunan jumlah sel dan menjadi lebih tipis. Perubahan degenerative dimulai sejak usia 30 tahun, serabut elastis dan jaringan kolagen secara bertahap dihancurkan oleh enzim. Elastisitas yang menurun membuat dermis meningkatkan kemampuan perenggangganya, sehingga kulit melentur saat terkena tekanan, turgor kulit hilang dan organisasi kolagen jadi tidak teratur. Vaskularisasi menurun dengan lebih sedikit pembuluh darah kecil. Demis jadi berisi sedikit fibroblas, makrofag, sel batang. Kulit jadi kurang mampu mengatur termoregulasi. d. Subkutis Lapisan subkutis mengalami penipisan sehingga kulit tampak lebih kendur dan menggantung siatas tulang rangka. Penuruna lemak menimbulkan peningkatan resiko cedera. Lemak lebih banyak terdistribusi di bagian perut dan paha sehingga mengganggu citra tubuh lansia. b. Perubahan mental Faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunanhereditas, lingkungan , tingkat kecerdasan Intelegensi quotient –I.Q dan kenangan memory. Kenangan dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang berjam –jam sampai berhari– hari yang lalu mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek atau seketika 0-10 menit biasanya berupa kenangan buruk Efendi, 2009. c. Perubahan psikososial Perubahan psikososial yang terjasi terutama setelah seseorang mengalami pensiun, berikut ini adalah hal –hal yang akan terjadi pada masa pensiun 1. Kehilangan sumber fiannsial atau pemasukan income berkurang 2. Kehilangan status karena dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala fasilitasnya 3. Kehilangan teman atau realsi 4. Kehilangan pekerjaan atau kegiatan 5. Merasaakn atau kesadaran akan kematian sense of awarness of mortality Efendi, 2009.

C. Pruritus Senilis