Gambaran Persepsi Kesehatan Psikologis pada Masalah Pruritus

masalah pruritus senilisnya memiliki kualitas kesehatan psikologis yang secara umum baik dibandingkan dengan merak yang tidak melakukan penanganan. Beberapa faktor yang dihadapi lansia dan mampu mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut: penurunan kodisi fisik, penurunan dan fungsi potensi seksual, perubahan aspek psikososial, perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan, penurunan kondisi fisik Kartinah dkk, 2008. Kondisi pruritus senilis kronik juga bisa berpengaruh pada konsep diri seseorang, sebagaimana penelitian Zulfitri 2015 menyimpulkan bahwa kondisi kronis mampu mempengarui konsep diri seseorang. Lansia dengan masalah pruritus senilis akut sebagian besar memiliki kualitas psikologis yang baik Widakdo, Giri dan Basal : 2013. Dalam kualitas hidup seseorang, dimensi kesehatan psikolgis dapat dilihat dari persepsi lansia terhadap kenikmatan hidupnya, rasa berarti dalam hidupnya, kemampuanya untuk berkonsentrasi, kepuasan terhadap dirinya dan perasan negative yang muncul pada lansia tersebut. Adanya kondisi kronik menyebabkan seseorang cenderung memiliki ketidakstabilan emosi dan resiko masalah pada kesehatan psikologisnya, seiring dengan bertambahnya usia, penurunan fungsi fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan psikologis. Konsep diri seseorang dengan masalah pruritus senilis kronis juga menjadi lebih menurun. Proses adaptasi yang dialami lansia akibat kondsi kroniknya menyebabkan lansia tersebut meminimalkan harapanya untuk mengatasi masalah pruritus senilisnya. Hal ini juga semakin menurunkan konsep diri dan kualitas psikologis seorang lansia. Usaha yang dilakukan lansia dalam upaya menangani pruritusnya, secara perlahan akan mempengaruhi kesehatan fisiknya dan selanjutnya juga akan berdampak pada kesehatan sosial. Dengan melakukan penanganan, masalah ketidaknyamanaan yang dirasakan lansia juga sedikit berkurang dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan penanganan.

5. Gambaran Persepsi Hubungan Sosial pada Masalah Pruritus

Senilis Data hasil penelitian disebutkan bahwa sebagian besar lansia memiliki kualitas hubungan sosial yang baik dengan presentase 55 dan lansia yang mengalami hubungan sosial yang buruk sebanyak 45. Pada katagori penanganan pruritus juga digambarkan bahwasanya lansia dengan penanganan ataupun tanpa penanganan pruritus memiliki kualitas hubungan sosial yang baik. Dilihat dari katagori lamanya lansia mengalami pruritus senilis dapat digambarkan bahwa sebagian besar lansia dengan masalah pruritus senilis kronis memiliki kualitas hubungan sosial yang buruk, sekitar 77 persen dari total responden dengan masalah pruritus senilis kronik. Gambaran serupa juga nampak pada katagori jenis kelamin lansia dimana sebagian besar lansia laki-laki dan perempuan memiliki kualitas hubungan sosial yang baik. Dibandingkan dengan lansia laki-laki, presentase lansia wanita dengan kualitas dimensi hubungan sosial yang buruk lebih banyak dibandingkan laki-laki hal ini dikarenakan pada lansia wanita lebih rentan dalam mengalami kesepian dibandingkan dengan lansia laki-laki Sanjaya:Rusdi, 2012. Banyak diantara responden wanita yang lebih senang menyendiri daripada berkumpul dan berbincang dengan wanita lainya. Lansia wanita lebih cenderung tenggelam dalam kesendirian terutama apabila mereka telah ditinggalkan orang-orang yang mereka sayangi. Adanya masalah pruritus senilis semakin membuat lansia merasa segan untuk berkumpul dengan teman lainya karena untuk mengaruk di depan umum, lansia wanita masih merasa malu. Kehidupan lansia di panti sosial adalah kehidupan lansia yang jauh dari angota keluarganya terutama anak dan cucu, kecenderungan lansia untuk mengisolasi diri, engan bergaul dengan yang lainya menyebabkan lansia sangat rentan mengalami ganguan fisik dan psikis akibat perasan terpingirkan dalam kelompok Sari, 2012. Lansia dan proses penuaan yang dialaminya akan menyebabkan lansia tersebut menghindari proses interaksi dengan keluarga, teman sebaya hingga ahirnya menjalani kehidupanya sendiri Heiken Et all, 1995; Amalia, 2013. Gatal yang sering dirasa oleh lansia menyebabkan mereka tidak memiliki kepercayan diri ketika bersama temanya, seringkali mereka harus menyembunyikan rasa gatalnya atau menahan gatal