Masalah pruritus senilis merupakan masalah yang sering dihadapi lansia. Lansia wanita lebih banyak mengalami pruritus dibandingkan
lansia laki-laki karena setelah seorang wanita mengalami menopause, ia akan banyak mengalami penurunan fungsi organ termasuk sistem imun.
Penyebab gatal yang belum diketahui secara pasti membuat masalah ini sulit disembuhkan sampai ke akarnya, selama ini pengobatan pruritus
senilis hanya dibarikan sesuai gejala dan pencegahan terhadap gatal yaitu dengan pemberian anti histamin, pemberian omeolin atau biasanya di
PSTW Budhi Mulya 03 mendapatkan lotion atau kayu putih untuk mengurangi sensasi gatalnya.
B. Gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Masalah Pruritus Senilis
1. Gambaran Kualitas Hidup Umum Pada Masalah Pruritus Senilis
Gambaran kualitas hidup umum lansia dengan masalah pruritus senilis secara umum baik pada semua karakteristik lansia.
Kualitas hidup umum lansia dilihat dari penanganan pruritus senilisnya juga menunjukan bahwa sebagian besar lansia memiliki
kualitas hidup yang baik, bahkan untuk mereka yang mengaku tidak melakukan penanganan khusus terhadap pruritusnya juga memiliki
kualitas hidup umum yang baik. Sesuai dengan penelitian Ertruck tahun 2012 yang menjelaskan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara pruritus dan kualitas hidup P0.05. Kualitas hidup umum dilihat dari persepsi tentang kehidupan
yang sedang dialaminya dilihat dari aspek kesehatan umum, kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Kualitas hidup
70
yang baik didapatkan dari persepsi baik seseorang terhadap aspek kualitas hidup diatas Venkatesh, 2015.
Berdasarkan karakteristik
jenis kelaminya
peneliti menemukan bahwa kualitas hidup umum lansia laki-laki dengan
masalah pruritus senilis yang buruk cenderung lebih besar jumlah dan presentasenya dibandingkan dengan perempuan. Berbeda dengan
penelitian Pradono dkk 2009 yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik
dibandingkan lansia perempuan. Sumarni 2015 menjelaskan bahwa tidak ada hubunganya antara jenis kelamin dan gambaran kualitas
hidup . Gambaran kualitas hidup umum seseorang mengalami
pruritus akut lebih baik dibandingkan dengan lansia dengan masalah pruritus senilis kronik. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Ertruck 2005 bahwasanya Pruritus kronik dapat menurunkan kualitas hidup. Pruritus senilis kronik lebih menunjukan gejala yang
persisten dan semakin memburuk sehingga hal ini semakin memperburuk kualitas hidup seseorang
Pada penanganan masalah pruritus senilis sebenarnya dijelaskan dalam penelitian Ishak 2011 bahwa penanganan
farmakoterapi bagi lansia mampu untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang Ishak, 2011. Teori adaptasi Roy juga menjelaskan
bahwasanya seseorang yang memiliki mekanisme koping yang baik dalam menangani stressor dalam hal ini masalah pruritus senilis akan