C. Pruritus Senilis
1. Definisi Pruritus Senilis
Pruritus senilis merupakan gatal-gatal yang biasanya ringan dan setempat atau menyeluruh dengan sebab yang tidak pasti pada lanjut
usia, diagnosa pruritus senilis biasa ditegakan dengan menyingkirkan diagnosa lain yang menyebabkan gatal pada kulit lansia Obraun,
1991.
2. Etiologi.
a. Penuaan dan sistem imun Perubahan yang terjadi pada sistem imun disebut dengan
“immunosenescense”. Ada dua fenomena yang terjasi pada sistem imun yang mengalami penuaan. Pertama adanya proinflamatory dan
kedua adanya abrasi yang signifikan dari sel T dan sel B. Beberapa pasien juga mengalami respon “alergic” semu dengan Th2 dominan.
Adanya respon
alergik semu
disebabkan karena
reaksi proinflamatory dan Th2 dominan kehilangan sel T naiv. Cohen,
2012. b. Penuaan dan pelindung epidermal.
Penuaan menyebabkan perubahan pada pelindung epidermal. Mendekati usia 55 tahun, permukaan pH epidermis menjadi lebih
asam. Enzim yang menerima proses pembentukan lemak pembentuk pelindung epidermal air sedikit lebih asam sehingga menyebabkan
berkurangnya proses perbaikan pelindung. Pasien lansia lebih rentan
untuk teriritasi dan gatal yang berasal dari produk detergent dan lebih sulit mentoleransi antigen daripada orang yang lebih muda.
Asam dan symphomyelinase alami, synthase ceramide dan asam ceramides merupakan enzim yang berfungsi memproduksi ceramise
dengan struktur pelindung epidermal. Pada lansia ceramide berkurang di lapisan dalam epidermis. Aquaporin-3 adalah gliserol
dan kanal membran air yang penting dalam hidrasi kulit dengan memperkuat konsentrasi gliserol lapisan statum korneum. Gen
aquaporin-3 berkurang pada seseorang dengan usia lebih dari 60 tahun. Semua langkah yang terjadi dalam pelindung epidermal dan
hidrasi pada lansia menimbulkan xerosis. Kerusakan pelindung mengakibatkan pertama gagalnya
pelindung untuk menurunkan resiko dermatitis karna rusaknya pelindung menyebabkan mudahnya antigen masuk. Setelah
pelindung gagal, pengeluaran sitokin untuk menginduksi pelindung untuk memperbaikinya juga menyebabkan dermatitis sehingga
menyebabkan masalah pada kulit Berger, 2011
3. Patofisiologi