EVALUASI PENERAPAN GRP METODOLOGI

21

2. Supervisi

Kegiatan magang yang dilakukan di Hero Gatsu berada di bawah supervisi Bapak Wahyu Hidayat selaku Store Manager Hero Gatsu dan dibantu oleh dua Section Manager, yaitu Bapak Nalim Saputra selaku Fresh Manager dan Bapak Sulaeman selaku Grocery Manager. Tugas supervisi dilakukan secara bergantian menurut jadwal kerja masing-masing manajer. Seluruh karyawan bekerja sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh pihak pusat Hero Supermarket dan di bawah pengawasan para manajer. Manajer sesekali turut berpartisipasi dalam kegiatan operasional yang dilakukan oleh para karyawan, seperti melakukan penyortiran dan pengecekan tanggal kadaluarsa produk. Dalam melaksanakan tugasnya, para manajer dituntut memiliki dua fungsi secara bersamaan, yaitu fungsi manajemen dan fungsi kepemimpinan. Fungsi manajemen yang telah dijalankan para manajer Hero Gatsu adalah melalui tindakan perencanaan kebijakan, pengaturan dan pengendalian seluruh aktivitas gerai, koordinasi antar sesama manajer dan karyawan, serta tindakan monitoring yang rutin dilaksanakan setiap hari. Seorang manajer menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan memberikan pengarahan dan motivasi kepada seluruh karyawan terkait visi dan misi perusahaan yang hendak dicapai pada setiap kegiatan briefing serta memberikan contoh yang baik dan benar bagi seluruh karyawan termasuk dalam pelaksanaan kegiatan operasional. Kedua fungsi tersebut sudah terlaksana dengan baik karena penyampaian informasi dari atas pihak pusat Hero Supermarket ke bawahannya seluruh karyawan Hero Gatsu secara vertikal maupun ke manajer yang setingkat secara horizontal terjalin cukup efektif. Sistem pengambilan keputusan yang melibatkan karyawan terjalin secara demokratis sehingga karyawan berhak mengeluarkan ide, saran, maupun kritik yang bertujuan membangun perusahaan.

3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan praktik kerja langsung dilaksanakan di Divisi Produce yang khusus menangani produk hortikultura segar. Divisi Produce merupakan bagian dari Departemen Fresh Hero Gatsu. Selain Divisi Produce, penulis diperbolehkan bekerja di divisi lain namun atas izin manajer dan supervisor sebelumnya. Bobot pekerjaan disesuaikan dengan keahlian penulis dalam menjalankan kegiatan operasional yang ada.

4. Jam Kerja

Waktu kerja dimulai dari hari Senin sampai hari Jumat dengan jam kerja antara pukul 07.00-15.00 WIB shift satu. Waktu kerja tersebut bersifat fleksibel mengingat penulis masih memiliki tanggung jawab untuk mengikuti sejumlah kegiatan wajib seminar dan pengambilan data yang dilaksanakan di luar waktu kerja.

C. EVALUASI PENERAPAN GRP

Evaluasi penerapan GRP diawali dengan pencarian standar dan pedoman inspeksi GRP berdasarkan studi literatur dari berbagai sumber, seperti buku-buku, jurnal, dan dokumentasi instansi atau badan tertentu. Standar dan pedoman inspeksi GRP belum tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, penilaian penerapan GRP atau evaluasi di Hero Gatsu menggunakan pedoman inspeksi yang diadopsi dari County of San Bernardino Environmental Health Service, California, Amerika Serikat, yang disebut juga dengan ABC Retail Food Inspection Guide. Tahapan yang dilakukan selama proses evaluasi GRP seperti terlihat pada Gambar 1. 22 Gambar 1. Diagram Alir Proses Evaluasi Penerapan GRP Evaluasi dilakukan terhadap lokasi-lokasi yang digunakan selama proses penanganan produk pangan segar, mulai dari penerimaan sampai penjualan. Waktu pelaksanaan inspeksi sebanyak dua hari di tiap divisi produk pangan segar hortikultura, perikanan, dan daging. Evaluasi memakai alat bantu berupa form yang berisi parameter penilaian dan kolom nilai pelanggaran Lampiran 1. Secara sederhana, metode inspeksi ABC Retail Food Inspection Guide dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Skema Klasifikasi Penilaian pada ABC Retail Food Inspection Guide Evaluasi penerapan GRP Mulai Studi pustaka Adopsi pedoman inspeksi GRP Melakukan inspeksi GRP Selesai Pedoman inspeksi GRP ABC Retail Food Inspection Guide Aspek mayor Aspek minor Pelanggaran mayor Pelanggaran minor 1 Pelanggaran minor 2 Bentuk penilaian 23 Rincian kategori aspek mayor dan aspek minor, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kategori Aspek Mayor dan Minor GRP Kategori Aspek Mayor Kategori Aspek Minor 1. Penguasaan pengetahuan oleh karyawan 1. Tindakan supervisi 2. Kesehatan karyawan dan praktik higiene 2. Kebersihan personal 3. Pencegahan kontaminasi oleh tangan 3. Persyaratan umum keamanan pangan 4. Hubungan antara waktu dan suhu 4. Penyimpanan pangan, pemajangan, 5. Perlindungan terhadap kontaminasi atau pelayanan

6. Produk pangan dari sumber yang telah

5. Peralatan, perlengkapan, dan kain disetujui 6. Fasilitas fisik bangunan

7. Kesesuaian dengan prosedur yang telah

7. Fasilitas makanan permanen disetujui 8. Syarat tanda

8. Pemberitahuan kepada konsumen

9. Pemenuhan dan pelaksanaan

9. Populasi yang sangat rentan

10. Ketersediaan air

11. Pembuangan limbah

12. Pencegahan dan pengendalian hama

Tidak dimasukan dalam penilaian karena kurangnya data Sumber: County of San Bernardino Environmental Health Service 2010 Adapun parameter penilaian aspek mayor 23 parameter dan aspek minor 31 parameter, dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Cara pengisian form inspeksi GRP mengikuti petunjuk yang dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Petunjuk Pengisian Form Inspeksi GRP Jenis Cara Penandaan pada Form Keterangan IN Diisi berdasarkan kondisi di lapangan NO Diisi berdasarkan kondisi di lapangan NA Diisi berdasarkan kondisi di lapangan COS + Karyawan melakukan tindakan koreksi terhadap pelanggaran tepat pada saat inspeksi berlangsung MAJ Wajib diisi OUT Wajib diisi Sumber: County of San Bernardino Environmental Health Service 2010 Keterangan: Š Parameter yang telah ditandai dengan pilihan “IN” wajib menandai pilihan “NO”, “NA”, “COS”, “MAJ”, atau “OUT” sesuai hasil inspeksi di lapangan. Š Paramater yang telah ditandai dengan pilihan “NO” dan “NA” tidak diperbolehkan untuk menandai pilihan “COS”, “MAJ”, atau “OUT”. Š Parameter yang memiliki kemungkinan terjadinya pelanggaran mayor MAJ dan minor OUT, hanya boleh ditandai salah satu dari keduanya. 24 Š Pilihan “COS” hanya diberikan pada parameter yang mengalami pelanggaran mayor MAJ dan minor OUT untuk menunjukkan adanya perbaikan pada pelanggaran yang terjadi saat inspeksi dilakukan. Hasil penilaian kegiatan inspeksi GRP menurut ABC Retail Food Inspection Guide menggunakan sistem skoring dan grading untuk menyatakan status pelaksanaan GRP di suatu industri ritel Lampiran 4. Tata cara penilaian merujuk pada jenis pelanggaran yang ditunjukkan oleh Gambar 2. Sebelum inspeksi dilakukan, skor maksimal adalah 100 poin atau bebas dari segala bentuk pelanggaran. Apabila selama inspeksi diketahui telah terjadi pelanggaran, maka poin skor awal akan dikurangi dengan poin pelanggaran tersebut. Kemudian, poin skor akhir akan disesuaikan dengan sistem grading yang tertera pada Tabel 5. Rumus perhitungan poin : Skor maksimal = 100 poin Total poin pelanggaran = x poin – Skor akhir = y poin Sistem pemberian poin pelanggaran di tiap parameter: Š Pelanggaran mayor = 4 poin Š Pelanggaran minor 1 = 2 poin Š Pelanggaran minor 2 = 1 poin Tabel 5. Sistem Grading yang Menunjukkan Klasifikasi Penerapan GRP Skala Huruf Keterangan 90- 100 A Secara umum sangat baik dalam hal praktik penanganan makanan maupun keseluruhan upaya pemeliharaan dan sanitasi fasilitas makanan. 80-89 B Secara umum diterima dalam hal praktik penanganan makanan maupun keseluruhan upaya pemeliharaan dan sanitasi fasilitas makanan. 70-79 C Secara umum tidak dapat diterima dalam hal praktik penanganan makanan maupun keseluruhan upaya pemeliharaan dan sanitasi fasilitas yang umum untuk makanan. 0-69 Closure Buruk dalam praktik penanganan makanan maupun keseluruhan upaya pemeliharaan dan sanitasi fasilitas makanan. Sumber: County of San Bernardino Environmental Health Service 2010 25

IV. TINJAUAN UMUM

PERUSAHAAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

PT. Hero Supermarket Hero Supermarket merupakan perusahaan ritel modern pertama di Indonesia. Pendirinya adalah Muhammad Saleh Kurnia, seorang pedagang sukses yang menuruni bakat bisnis kedua orangtuanya. Hero Supermarket didirikan pada tanggal 23 Agustus 1971 melalui akta notaris Djoko Mulyadi S.H. No.19 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No.J.A.516911 pada tanggal 5 Agustus 1972. Awalnya Hero Supermarket membuka gerai outlet dengan nama Hero Mini Supermarket yang berlokasi di Jl. Faletehan I No. 23, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan luas gedung kurang lebih 251 meter persegi. Skala produk yang dijual cukup besar mencakup berbagai jenis produk pangan dan non pangan lokal maupun impor. Melihat potensi pasar produk impor yang semakin besar serta belum adanya tempat belanja keluarga yang modern dan memadai bagi orang asing pada waktu itu, menjadi alasan utama didirikannya Hero Supermarket. Untuk menunjang kenyamanan dan peningkatan perusahaan, pada tahun 1987 kantor pusat Hero Supermarket menempati gedung di Jl. Gatot Subroto Kav.64 No.177A, Tebet, Jakarta Selatan. Pada tahun ini pula perusahaan membuktikan kinerjanya dengan mendapatkan piala ARTA dari kamar dagang Indonesia sebagai pasar swalayan terbaik di Indonesia. Upaya lain yang dilakukan oleh Hero Supermarket adalah mencoba go public melalui penjualan sahamnya secara bebas kepada masyarakat luas di pasar modal Bursa Efek Jakarta pada tahun 1987. Oleh sebab itu, berdirilah PT. Hero Supermarket Tbk. dimana Hero Supermarket termasuk bagian di dalamnya. Tahun 1998 merupakan masa restrukturisasi perusahaan dan manajemen kepemilikan saham PT. Hero Supermarket Tbk. Hal ini ditandai dengan adanya aliansi strategis dengan Dairy Farm Hongkong, anggota Jardine Matheson. Jalinan kerjasama ini juga diwujudkan dengan bergabungnya eksekutif Dairy Farm dalam jajaran Direksi dan Komisaris PT. Hero Supermarket Tbk. Selain itu, beberapa usaha yang tergabung dalam Hero Grup dipersatukan dalam PT. Hero Supermarket Tbk. yang meliputi PT. Hero Supermarket Hero Supermarket, PT. Wiramaju Karismajaya Mitra Toko Discount, PT. Catur Abadi Jayasakti Shop In, Start Mart, dan Dairy Farm kini dikenal dengan nama Guardian serta yang lainnya dijual. Penyatuan berbagai perusahaan tersebut menimbulkan upaya ekspansi gerai secara besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia. Sampai tahun 2008, PT. Hero Supermarket Tbk. memiliki 399 gerai yang terdiri dari enam jenis gerai ritel, antara lain Hero Supermarket 68 gerai, Giant Supermarket dan Giant Hypermarket 62 gerai, Star Mart Convenience Store 91 gerai, Guardian Toko Kecantikan dan Apotik 168 gerai, serta Mitra Toko Discount 10 gerai. Kekuatan PT. Hero Supermarket Tbk. terletak pada keterpaduan operasi supply chain management antara pihak ritel, distributor, dan pemasok produk. PT. Hero Supermarket Tbk. memiliki gudang penyimpanan pusat terbesar yang dinamakan Hero Supermarket Distribution Center HSDC yang terletak di kawasan industri Cibitung, Jawa Barat. HSDC berdiri pada tanggal 28 Maret 2005 dan telah menggantikan beberapa gudang penyimpanan terdahulu. HSDC juga berfungsi sebagai distributor yang menyalurkan produk-produk ke seluruh gerai di Indonesia, sehingga sangat membantu dalam mengefisienkan jalur tataniaga produk dari pemasok utama. Dari semua jenis ritel yang tergabung dalam PT. Hero Supermarket Tbk., kunci kesuksesan Hero Supermarket adalah menyediakan mutu produk dan pelayanan yang terbaik kepada