Produk Pangan dari Sumber yang Telah Disetujui Kesesuaian dengan Prosedur yang Telah Disetujui Pemberitahuan Konsumen

13 tumbuhan dan hewan, sisa makanan yang masih melekat, kotoran atau debu, logam yang lepas, minyak pelumas, bahan bakar, dan lain-lain. Karena itu, upaya pembersihan dan sanitasi peralatan memerlukan fasilitas penunjang bahan sanitaiser dan alat kebersihan dan metode pembersihan agar dapat berjalan efektif. Kegiatan pembersihan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa proses pengolahan dan kotoran yang melekat debu, tanah, dan sebagainya. Untuk mencegah kemungkinan adanya mikroorganisme, setelah proses pembersihan dilakukan tindakan sanitasi menggunakan bahan sanitaiser yang sesuai. Mengingat pentingnya kedua proses ini, maka dapat disusun suatu program pembersihan dan sanitasi yang bersifat rutin dan spesifik berdasarkan bahan dan peralatan yang digunakan, metode dan frekuensi, serta perencanaan tindakan monitoring. Obyek sanitasi sebaiknya dimonitor secara rutin melalui kegiatan inspeksi, pengambilan sampel produk dan peralatan untuk uji mikrobiologi, serta mengkaji hasil uji yang diperoleh untuk mengetahui kondisi lingkungan di sekitar area penanganan produk.

6. Produk Pangan dari Sumber yang Telah Disetujui

Penerimaan produk pangan oleh ritel harus dalam kondisi aman untuk dikonsumsi manusia, tidak mengganggu kesehatan, dan diperoleh dari sumber yang sesuai dengan regulasi keamanan pangan. Produsen pangan perlu memperhatikan hal-hal berikut selama produksi primer berlangsung, seperti pemakaian lahan budidaya yang tidak berpotensi bahaya pada produk, pengendalian sumber kontaminan termasuk saat penanganan, penyimpanan, dan transportasi produk, penggunaan pestisida yang aman, pencegahan penyakit asal hewan dan tanaman, serta perlakuan pembersihan, pemeliharaan, dan higiene personal selama produksi primer berlangsung CAC 2003.

7. Kesesuaian dengan Prosedur yang Telah Disetujui

Seluruh proses penanganan produk pangan perlu disusun suatu standar prosedur operasi SOP yang telah disetujui manajemen perusahaan. Prosedur tersebut berisi tata cara yang baik dan benar mengenai tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan. SOP perusahaan dapat diterapkan bersamaan dengan prosedur baku lain, seperti HACCP, panduan spesifik terkait metode penanganan produk pangan, dan lainnya. Pelaksanaan prosedur yang tepat dapat meningkatkan mutu produk yang dihasilkan termasuk keefektifan penerapan GRP di dalam gerai.

8. Pemberitahuan Konsumen

Informasi mengenai produk pangan harus disampaikan dengan jujur kepada konsumen agar tidak terjadi penyalahgunaan dan dampak buruk lainnya. Pemberitahuan dapat disampaikan secara lisan oleh karyawan atau melalui tulisan dalam bentuk label atau leaflet. Gerai yang menyediakan jasa pengolahan produk siap konsumsi atau ready to eat wajib memberitahu konsumen terkait tingkat kematangan, proses pengawetan produk pasteurisasi, sterilisasi, dan sebagainya, penggunaan BTP, serta cara penanganan dan konsumsi produk yang benar. Tata cara pelabelan tercantum dalam UU Nomor 69 Tahun 1999 dan khusus produk yang dikemas sendiri prepackaged tercantum dalam pedoman internasional, yaitu CODEX STAN 1-1985. Label yang tertera dalam bahan pengemas berisi informasi antara lain nama produk, berat produk, tanggal pengemasan, asal pemasok atau distributor, catatan penanganan kondisi penyimpanan, aturan penanganan yang tepat, dan nama bahan pengawet produk, keterangan sertifikasi produk HACCP, dan sertifikasi halal untuk produk tertentu. Informasi produk sangat dibutuhkan oleh pihak yang akan menangani atau menyajikan produk, termasuk 14 konsumen. Tujuannya agar tidak terjadi penyalahgunaan penanganan maupun penggunaan produk yang dapat menurunkan mutu dan membahayakan konsumen.

9. Populasi yang Sangat Rentan