54
2. Hasil Penilaian Inspeksi GRP
Hasil penilaian penerapan GRP menurut form inspeksi ABC Retail Food Inspection Guide
dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12. Tabel 11. Hasil Penilaian Inspeksi terhadap Aspek Mayor GRP
Aspek Mayor Nilai Pelanggaran
Tindakan
MAJ OUT
NO NA
1. Penguasaan pengetahuan oleh karyawan
- 2
- -
2. Kesehatan karyawan dan praktik higiene
- 2
1 -
3. Pencegahan kontaminasi oleh tangan
4 -
- -
4. Hubungan antara waktu dan suhu
- 2
- 3
5. Perlindungan terhadap kontaminasi
4 -
- -
6. Produk pangan dari sumber yang telah
- -
1 1
Disetujui 7.
Kesesuaian dengan prosedur yang telah -
- -
- disetujui
8. Pemberitahuan kepada konsumen
- -
- -
9. Populasi yang sangat rentan
- -
- 1
10. Ketersediaan air
4 -
- -
11. Pembuangan limbah
- -
- -
12. Pencegahan dan pengendalian hama
- 2
- -
Total nilai pelanggaran 12
8
Tabel 12. Hasil Penilaian Inspeksi terhadap Aspek Minor GRP Aspek Minor
Nilai Pelanggaran Keterangan
OUT
1. Tindakan supervisi
1 1 parameter dilanggar
2. Kebersihan personal
- 3.
Persyaratan umum keamanan pangan 1
1 parameter dilanggar 4.
Penyimpanan pangan, pemajangan, atau -
pelayanan 5.
Peralatan, perlengkapan, dan kain 4
4 parameter dilanggar 6.
Fasilitas fisik bangunan 2
2 parameter dilanggar 7.
Fasilitas makanan permanen 1
1 parameter dilanggar 8.
Syarat tanda -
9. Pemenuhan dan pelaksanaan
-
Total nilai pelanggaran 9
Berdasarkan tabel di atas, jumlah parameter GRP yang dilanggar adalah sebanyak 12 aspek, terdiri dari 7 aspek mayor dan 5 aspek minor. Dengan rumus perhitungan poin, maka nilai
penerapan GRP di Hero Gatsu dapat diketahui sebagai berikut:
Skor maksimal = 100 poin
Total poin pelanggaran = 29 poin –
Skor akhir
= 71 poin
55 Hasil inspeksi GRP menunjukkan perolehan nilai sebesar 71 poin. Angka ini didapat dari hasil
pengurangan skor maksimal yaitu 100 dengan total nilai pelanggaran, baik aspek mayor dan aspek minor yaitu sebesar 29 poin. Menurut klasifikasi skala penerapan GRP oleh ABC Retail
Food Inspection Guide , Hero Gatsu berada pada skala 70-79 atau status “C” yang berarti secara
umum tidak dapat diterima dalam hal praktik penanganan makanan maupun keseluruhan upaya pemeliharaan dan sanitasi fasilitas yang umum untuk makanan. Status ini menunjukkan bahwa
industri ritel sebenarnya sudah baik dalam menerapkan praktik penanganan makanan dan pemeliharaan fasilitas makanan dan sanitasi, hanya saja perlu memperbaiki bagian-bagian yang
dianggap kritis sebagai penyebab terjadinya bahaya asal makanan foodborne hazard. Ada dua parameter yang tidak terobservasi saat proses inspeksi berlangsung NO, yaitu
keluarnya kotoran dari bagian tubuh, seperti mata, hidung, dan mulut pada aspek mayor “kesehatan karyawan dan praktik higiene” dan pemenuhan syarat label stok, kondisi, dan display
bagi produk kerang pada aspek mayor “produk pangan dari sumber yang telah disetujui”. Masing- masing parameter bernilai 2 poin karena tergolong ke dalam pelanggaran minor.
Ada lima parameter yang tidak dapat diaplikasikan di dalam gerai NA. Tiga parameter termasuk aspek mayor “hubungan antara waktu dan suhu”, yaitu metode pendinginan, suhu dan
waktu pemasakan, dan prosedur pemanasan ulang yang tepat untuk menjaga kestabilan panas makanan. Satu parameter termasuk aspek mayor “produk pangan diperoleh dari sumber yang
telah disetujui”, yaitu pemenuhan syarat regulasi produk tiram laut oyster gulf. Dan lainnya termasuk aspek mayor “populasi yang sangat rentan”, yaitu pemberian lisensi oleh badan
pemerintahan atau unit pelayanan kesehatan yang berwenang; produk olahan yang berisiko tinggi terhadap pertumbuhan mikroba tidak disediakan.
3. Analisis Pelanggaran Aspek-aspek GRP