Hetoroskedasitas selanjutnya diuji dengan uji White untuk memastikan tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji White dilakukan dengan melihat nR
2
dengan Chi- square χ
2
, jika nR
2
χ
2
maka hipotesis adanya heteroskedastisitas ditolak. Berdasarkan hasil pengujian model diperoleh nR
2
= 15.33 dan χ
2 0.0543
= 48.602 nR
2
χ
2
, maka dugaan model menghasilkan ragam sisaan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
VII. ANALISIS PENDAPATAN PEMBUDIDAYA UDANG VANAME MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN
Pada penelitian yang dilakukan, pembudidaya tambak udang vaname dikelompokan menjadi dua kelompok. Pengelompokan pembudidaya berdasarkan
modal usaha dalam membudidayakan tambak udang vaname, pembudidaya dengan modal sendiri dan modal pinjaman dari tengkulak. Sebelum menganalisis
biaya dan pendapatan dapat dilihat rata-rata pengunaan input dan output pada kedua kelompok pembudidaya.
Tabel 19. Pengunaan Input dan Output Produksi Pembudidaya Modal Sendiri dan Modal Pinjaman
Uraian Pembudidaya Udang Vaname
Modal Sendiri Modal Pinjaman
Luas lahan m
2
9 126.19 6 875.00
Benur ekor 84 761.90
39 555.56 Padat tebaran ekorm
2
9.29 5.75
Solar liter 56.38
63.06 Pakan kg
216.19 141.94
Umur panen hari 42.00
57.00 Produksi kg
398.00 314.44
Harga udang Rpkg 30 952.38
40 000.00
Sumber : Data primer diolah 2014
Dapat dilihat pada Tabel 19 bahwa rata-rata luas lahan, jumlah benur yang ditebar, padat tebaran, solar yang digunakan dan pengunaan pakan pada
pembudidaya modal sendiri lebih besar dibanding pembudidaya peminjam. Lama pemeliharaan pada pembudidaya modal pinjaman rata-rata pemeliharaannya lebih
lama, yaitu selama 57 hari dibandingkan dengan pembudidaya modal sendiri yang hanya 42 hari. Produksi rata-rata pembudidaya modal sendiri lebih tinggi yaitu
398.00 kg permusim tanam sedangkan produksi rata-rata pembudidaya modal sendiri hanya 314.44 kg permusim tanam, dengan rata-rata harga per kg udang
pada pembudidaya modal sendiri sebesar Rp 30 952.38kg dan pembudidaya modal pinjaman sebesar Rp 40 000.00kg. Rata-rata harga jual udang vaname
pada pembudidaya modal pinjaman lebih tinggi dikarenakan size udang vaname besar dibandingkan size udang vaname pembudidaya modal sendiri.
7.1. Analisis Biaya Usaha Budidaya Udang Vaname
Pembudidaya peminjam modal meminjam modal dari tengkulak berupa benur, pakan, solar, dan obat-obatan. Pembayaran akan dilakukan setelah udang
dipanen dan dijual kepada tengkulak yang meminjamkan modal. Dari 39 responden 18 responden merupakan pembudidaya modal pinjamn kepada
tengkulak dan 21 pembudidaya modal sendiri. Perbandingan harga input produksi antara pembudidaya modal sendiri dan peminjam modal dapat dilihat pada Tabel
20. Harga pakan yang dibeli tunai oleh pembudidaya modal sendiri sebesar Rp 7 298.81kg dan pembudidaya modal pinjaman sebesar Rp 8 966.67kg.
Selisih untuk harga untuk benur rata-rata adalah Rp 3.70ekor, benur yang dibeli secara tunai adalah Rp 24.00 per kg dan benur yang dibeli secara tidak tunai
adalah Rp 27.70 per kg. Untuk harga salor selisih jika dibeli secara tunai dan tidak tunai adalah Rp 500.00liter.
Tabel 20. Perbandingan Harga Input Produksi
Uraian Pembudidaya Udang Vaname
Modal Sendiri Modal Pinjaman
Harga pakan Rpkg 7 298.81
8 966.67 Harga benur Rpkg
24.00 27.70
Harga solar Rpliter 5 000.00
5 500.00
Sumber : Data primer diolah 2014
Biaya pembelian benur pada pembudidaya modal sendiri merupakan komponen biaya terbesar, yaitu sebesar Rp 2 161 703, sedangkan pada
pembudidaya modal pinjaman biaya yang dikeluarkan untuk benur hanya sebesar Rp 1 639 022. Walaupun harga satuan benur pembudidaya modal pinjaman lebih
tinggi, tetapi jumlah benur yang ditebar per hektar permusim tanam lebih sedikit 57 535 ekorhektarmusim tanam dibandingkan pembudidaya udang modal
sendiri 92 877 ekorhektarmusim tanam. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh pembudidaya modal pinjaman terbesar
adalah biaya pembelian pakan, yaitu sebesar Rp 2 155 893 per hektar permusim tanam. Biaya pembelian pakan oleh pembudidaya modal pinjaman lebih tinggi
dibandingkan pembudidaya modal sediri dikarenakan pengunaan pakan lebih