Pengukuran Kinerja pada PT X

Gaji dan tunjangan PT X terbagi ke dalam enam kelompok dan untuk kelompok Rp. 500.000,00 – 1.000.000,00 tidak terdapat persentase responden. Hal ini menandakan PT X telah menetapkan upah yang disesuaikan dengan kebijakan Pemerintah mengenai minimal Upah Minimum Regional UMR yang diterima oleh setiap karyawan yaitu sebesar Rp. 1.400.000,00. Mayoritas gaji yang didapat oleh karyawan PT X sebesar Rp 2.000.001,00 – 3.000.000,00, menyusul gaji sebesar Rp 4.000.001,00 – 5.000.000,00, lalu di urutan ketiga ada kelompok gaji sebesar 1.000.001,00 – 2.000.000,00. Rentang gaji terbesar yaitu Rp. 5.000.001,00 menjadi urutan terbesar keempat dan kemudian urutan terakhir adalah Rp 3.000.001,00 – 4.000.000,00.

5.4 Pengukuran Kinerja pada PT X

Persaingan yang semakin ketat dalam memperebutkan pangsa pasar asuransi menyebabkan PT X perlu memperhatikan strategi bisnisnya. Melalui perencanaan strategis yang tepat dapat membantu perusahaan mewujudkan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Suatu perencanaan strategis mengacu pada model manajemen strategis yang terbagi pada tiga tahap, yaitu formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Pada tahap formulasi atau perumusan strategi, perusahaan perlu membuat suatu perencanaan strategi yang baik, yang mengandung nilai-nilai untuk tercapainya tujuan, realistis, wajar, dan efisien. Setelah perencanaan matang, strategi perlu ditindaklanjuti dengan suatu implementasi agar efektif dan bisa ditinjau hasilnya. Tahap terakhir adalah evaluasi, yaitu memastikan semua perencanaan dapat terlaksana dengan baik dan tidak terjadi penyimpangan atau keluar dari batas toleransi. Evaluasi ini juga memberikan informasi bagi perusahaan mengenai seberapa jauh target yang telah berhasil dijangkau, seberapa banyak sasaran strategis yang telah dicapai, serta apakah visi dan misi perusahaan telah tercapai berdasarkan pencapaian sasaran strategis. PT X sendiri selalu melakukan evaluasi strategi guna membandingkan hasil yang telah dicapai dengan hasil yang sudah ditentukan sebelumnya. Dari hasil evaluasi inilah yang dijadikan dasar untuk penentuan rencana dan target selanjutnya. Pengukuran kinerja yang digunakan oleh PT X adalah aspek profitabilitas yang meliputi pendapatan premi, perolehan laba, dan peningkatan modal.

1. Pendapatan Premi

Target premi yang ingin dicapai oleh PT X bukan berasal dari seberapa banyak nasabah baru yang bergabung dengan PT X melainkan dalam jumlah nominal seberapa banyak premi yang harus didapat setiap bulannya oleh Divisi Marketing. Namun setiap karyawan Divisi Marketing mempunyai target yang berbeda-beda dalam target pencapaian premi, disesuaikan dengan tingkat jabatan. Berikut disajikan Tabel 6 mengenai target pendapatan premi dari setiap karyawan Divisi Marketing PT X. Tabel 6. Target pendapatan premi PT X Untuk jajaran staf, premi maksimum yang harus dicapai setiap bulan per orangnya adalah sebanyak Rp. 5.000.000,00bulan. Setiap staf diberi otoritas untuk mencapai target ini, baik itu hanya didapat dari 1 orang nasabah saja atau 2 orang atau bahkan lebih asalkan memenuhi target yang telah ditetapkan perusahaan. Sedangkan untuk jajaran Supervisor, target pencapaian lebih besar lagi yaitu sebanyak Rp. 10.000.000,00bulan dan untuk Manager Marketing, target pencapaian sebesar Rp. 15.000.000,00bulan. Kenaikan target untuk setiap satu jenjang level jabatan yang lebih tinggi ini didasarkan pada kebijakan perusahaan bahwa semakin tinggi jabatan seorang karyawan di PT X, maka semakin tinggi pula tanggung jawab dan pencapaian yang wajib dicapai oleh karyawan tersebut. Hal ini juga supaya menjadi contoh bagi karyawan yang berada satu level di bawah mereka agar senantiasa bersemangat untuk mencapai target. Karena keuntungan dari pencapaian target bukan hanya untuk Jabatan Karyawan Penjualan Premi rupiahbulanorang Staf 5.000.000 Supervisor 10.000.000 Manager 15.000.000 Total 30.000.000 kepentingan perusahaan saja melainkan untuk karyawan itu sendiri sebab PT X telah menyiapkan beberapa bonus menarik bagi karyawannya yang berprestasi. PT X menargetkan pencapaian penjualan premi pada tahun 2009 ini sebesar 67 persen atau mencapai angka Rp. 167 milyar dari total pencapaian pada tahun 2008 sebesar Rp. 100 milyar. Pada tahun 2008 lalu, PT X mencapai penjualan sebesar Rp. 100 milyar atau memenuhi target yang telah direncanakan sebelumnya pada tahun 2007 yaitu pertumbuhan sebesar 50 persen. Target pencapaian premi PT X memang selalu berubah setiap tahunnya, hal ini didasarkan pada keadaan pasar asuransi dan peningkatan penjualan premi yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya. Namun target pencapaian premi ini selalu mengalami peningkatan baik dari sisi persentase maupun nominal pencapaian. Peningkatan ini didukung oleh keadaan pasar asuransi yang sedang mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB per kapita, yang secara teoritis menandakan peningkatan daya beli masyarakat. Walaupun masyarakat Indonesia belum begitu sadar akan pentingnya asuransi namun celah pangsa pasar konsumen asuransi masih terbuka lebar www.kontan.co.id. Peningkatan premi yang terjadi setiap tahun tidak membuat PT X puas begitu saja. Manajemen PT X justru semakin menggiatkan karyawan marketing perusahaan untuk mencapai keuntungan premi yang sebesar- besarnya. Perbaikan kinerja pun senantiasa dilakukan, seperti diadakannya in house training bagi karyawan bagian Klaim dan Marketing dan mengikutsertakan karyawan ke beberapa pelatihan keterampilan dan peningkatan motivasi diri.

2. Perolehan Laba

Perolehan laba merupakan aspek yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Laba yang diperoleh PT X pada tahun 2008 lalu sebesar Rp. 200 milyar atau meningkat sebanyak 50 persen dari pencapaian 2007 lalu sebesar Rp. 100 milyar. Persentase 50 persen ini merupakan angka pencapaian target yang direncanakan pada 2007 lalu dan PT X dapat mencapai targetnya kembali. Maka pada 2009 ini, PT X menyatakan ingin menaikkan perolehan laba perusahaan sebesar 66,5 persen dari pencapaian 2008 lalu atau sebesar Rp. 333 milyar. Namun laba yang diperoleh adalah laba kotor yang belum dikurangi pos biaya-biaya produksi jasa.

3. Peningkatan Modal Mandiri

Dalam pengelolaan modalnya, PT X tidak melibatkan pihak luar melainkan keseluruhan modal berasal dari pemilik Rekan Group. Adapun para pemegang saham antara lain PT Rekan Umum Pratindo sebesar 99,99 persen dan sisanya sebesar 0,01 persen dipegang oleh PT Rekan Pratama. Sejak awal berdirinya, PT X memperoleh seluruh modalnya dari holding companynya yaitu Rekan Group. Jadi PT X termasuk kategori perusahaan swasta dengan modal mandiri. Pada 2008 lalu, PT X menerima penghargaan sebagai Perusahaan Asuransi Swasta dengan Modal Mandiri diatas Rp. 50 milyar. Pada tahun 2009 ini, PT X menginginkan adanya kenaikan modal mandiri sebesar 100 persen atau menjadi Rp. 100 milyar. Kinerja yang dicapai oleh PT X terutama dari segi profitabilitasnya selalu menunjukan pencapaian total dari target yang direncanakan pada awal tahun berjalan. Namun pencapaian ini hanya dari sisi perspektif finansial saja berdasarkan Balance Scorecard BSC dan