pohon, sementara jumlah pohon yang ukuran tingginya melebihi tinggi lampu jalan adalah 63 pohon atau sebesar 48,84 dari total keseluruhan pohon yang
diamati.
5.1.2.3. Evaluasi dan Analisis Diameter Batang
Hasil penilaian diameter batang pohon di setiap segmen jalan terdapat pada Tabel 26 yang menunjukkan bahwa sebagian besar pohon memiliki ukuran
diameter batang yang berada pada stadium tiang kecil, yaitu sebanyak 61 pohon atau sebesar 47,29 dari total seluruh pohon yang diamati. Pohon dengan ukuran
diameter batang kecil banyak terdapat pada Segmen III hingga V. Jumlah pohon dengan ukuran diameter batang yang berada pada stadium semai adalah 19 pohon
14,73 dari total 129 pohon, 33 pohon 25,58 dari total 129 pohon berukuran diameter batang stadium sedang, dan hanya 16 pohon 12,40 dari total pohon
yang diteliti yang ukuran diameter batangnya termasuk dalam stadium dewasa. Jumlah pohon dengan ukuran diameter batang pada stadium semai paling banyak
terdapat di Segmen III, sementara pohon dengan ukuran diameter batang sedang dan besar banyak terdapat di Segmen I dan II.
Tabel 26. Hasil Pengukuran Diameter Batang pada Setiap Segmen Jalan
Segmen Jumlah
Tanaman Diameter Batang cm
Semai Tiang Kecil Sedang Dewasa
I 25 0 5
13 7
II 20 0 2
11 7
III 23 11
12 0 0 IV 22
6 16 0 0 V 22
2 18 1
1 VI 17
0 8 8 1 Total pohon
129 19
61 33
16 Persentase
14,73 47,29
25,58 12,40
5.1.2.4. Evaluasi dan Analisis Kerusakan Pohon
Hasil penilaian kerusakan pohon pada setiap segmen terdapat pada tabel berikut ini Tabel 27. Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar pohon mengalami kerusakan ringan, yaitu sebanyak 62 pohon atau sebesar 49,61 dari total 129 pohon yang diamati. Sementara itu, sebanyak 26 pohon atau
19,38 dari total pohon yang diamati mengalami kerusakan sedang, dan pohon yang berada dalam kondisi sehat berjumlah 41 pohon 31,01 dari total 129
pohon.
Tabel 27. Hasil Penilaian Kerusakan Pohon pada Setiap Segmen Jalan
Segmen Jumlah
Tanaman Tingkat Kerusakan Pohon
Sehat Ringan Sedang Berat I 25
7 14
4 II 20
4 10
6 III 23
15 7
1 IV 22
8 11
3 V 22
5 11
6 VI 17
1 11
5 Total pohon
129 40
64 25
Persentase 31,01
49,61 19,38
0,00 Tipe kerusakan pohon baik yang disebabkan oleh serangan
hamapenyakit tanaman maupun aktivitas manusia ditunjukkan oleh Gambar 15.
Gambar 15. Diagram Identifikasi Tipe Kerusakan Pohon
Sebagian besar tipe kerusakan dari 308 kasus kerusakan pohon adalah kanker. Penyakit kanker dapat disebabkan oleh berbagai agen, tetapi lebih sering
disebabkan oleh jamur Mangold 1997 dalam Miardini 2006. Kerusakan daun, dan cabang yang patah atau mati menempati posisi kedua setelah kanker.
Kerusakan daun umumnya disebabkan oleh hama serangga Miardini 2006, dan cabang yang patah atau mati dapat disebabkan oleh penyakit parasit, non parasit,
atau hama Pracaya 2003 dalam Miardini 2006. Tipe kerusakan konk atau busuk hati, dan indikator lapuk lanjut
menempati posisi ketiga, yaitu sebesar 11. Tipe kerusakan ini disebabkan oleh jamur yang mengakibatkan meningkatnya risiko penurunan penyerapan air dan
unsur hara Miardini, 2006. Posisi berikutnya ditempati oleh kerusakan berupa batang yang patah, yaitu 10 yang dapat disebabkan oleh aktivitas manusia atau
hewan Mangold 1997 dalam Miardini 2006. Sementara persentase brum percabangan berlebihan pada akar atau batang menempati posisi yang sama
dengan persentase luka terbuka. Penyebab timbulnya brum adalah serangan hama ulat pada pucuk tanaman Soetrisno, 2001, sementara penyebab luka terbuka
adalah tergores benda tajam Khoiri, 2004. Persentase mati ujung sama dengan persentase perubahan warna daun,
yaitu 6. Kematian pada bagian pucuk tanaman atau mati ujung dapat disebabkan oleh aktivitas jamur atau hama serangga, dan absorpsi zat-zat beracun oleh
tanaman. Persentase akar yang patah atau mati adalah sebesar 2, dan persentase tipe kerusakan berupa eksudasi resinosis atau gumosis menempati posisi yang
sama dengan brum broom pada cabang atau daerah di dalam tajuk, yaitu hanya sebesar 1. Akar yang patah atau mati disebabkan oleh kegiatan pembuatan
saluran drainase. Faktor genetik menjadi penyebab utama pada cabang atau daerah dalam tajuk, sementara penyebab eksudasi adalah organisme patogen yang
menginfeksi luka terbuka Khoiri, 2004. Lokasi kerusakan pada tubuh pohon di mana semua tipe kerusakan tersebut berada ditunjukkan oleh Gambar 16 berikut
ini.
Gambar 16. Diagram Identifikasi Lokasi Kerusakan Pohon
Hasil pengamatan terhadap 308 kasus menunjukkan bahwa sebagian besar kerusakan terdapat pada cabang tanaman, yaitu sebesar 22. Kerusakan
pada daun menempati posisi kedua dengan persentase sebesar 18. Kemudian, kerusakan pada bagian atas batang menempati posisi ketiga dengan persentase
sebesar 13. Posisi berikutnya ditempati oleh kerusakan pada bagian atas dan batang dengan persentase sebesar 12. Kerusakan pada permukaan akar
menempati posisi yang sama dengan kerusakan pada batang tajuk dengan besarnya persentase pada masing-masing lokasi adalah 10. Kerusakan pada akar
dan batang bagian bawah menempati posisi berikutnya dengan persentase sebesar 9. Kemudian, jumlah kerusakan paling sedikit terdapat pada bagian bawah
batang dengan persentase sebesar 6.
5.2. Sintesis dan Rekomendasi
Penanaman tanaman pada lanskap jalan berfungsi untuk mendukung aktivitas pengguna jalan. Oleh karena itu, penentuan jenis tanaman yang akan
ditanam perlu memperhatikan berbagai pertimbangan, antara lain, pertimbangan ekologis iklim, tanah, cahaya matahari, drainase, dan kondisi lokasi, bentuk
tanaman, dan manfaat. Tanaman jalan tersebut harus ditata pada tempat atau daerah yang sesuai dengan rencana perancangan dan tetap memperhatikan aspek
fungsi, keselarasan, keharmonisan, keindahan, dan keselamatan pengguna. Pemilihan jenis tanaman untuk penanaman tepi jalan juga harus memenuhi