2. struktur horizontal distribusi spatial populasi jenis dan individu, yaitu
individu yang pertumbuhannya menyebar pada kawasan tersebut, yang dipengaruhi oleh jarak antara satu individu tanaman dengan individu lain;
3. struktur kuantitatif, yang meliputi kelimpahan atau keanekaragaman jenis,
dengan distribusi dari masing-masing jenis yang mencakup kerapatan, frekuensi, dominansi, dan sebagainya.
2.6. Kerusakan Pohon
Kerusakan pohon biasanya disebabkan oleh bakteri patogen, hama serangga, polusi udara, serta faktor-faktor alam maupun buatan yang
mempengaruhi pertumbuhan dan ketahanan pohon Nuhamara et al., 2001. Menurut Arifin dan Arifin 2005, kerusakan tanaman dapat disebabkan oleh
penyakit tanaman menular infectious plant diseases dan penyakit tanaman tidak menular non-infectious plant diseases. Penyakit menular pada tanaman biasanya
disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, mikroplasma, dan nematoda. Sementara itu, penyakit yang tidak menular pada tanaman dapat disebabkan oleh kekurangan zat
hara, O
2
, CO
2
, atau cahaya; kekurangan atau kelebihan air tanah; terkena polusi udara; atau pH tanah yang tidak sesuai. Hal tersebut juga dikemukakan oleh
Soeratmo 1974 yang menyatakan bahwa beberapa unsur lingkungan yang berpengaruh terhadap kerusakan pohon, yaitu sebagai berikut.
1. Polutan Industri
Kerusakan pohon dapat disebabkan oleh asap atau gas-gas beracun dari suatu industri atau pabrik. Tingkat kerusakan pohon akan tinggi bila pohon
berlokasi dekat dengan sumber polutan. Gejala kerusakan yang umum terlihat adalah perubahan warna daun. Saat intensitas polutan tinggi, daun-daun akan
mengalami kekeringan, dan berguguran hingga akhirnya tanaman mati. 2.
Kerusakan Mekanis Kerusakan mekanis pada pohon biasanya berupa luka terbuka pada kulit
pohon. Namun, pada beberapa kasus kerusakan mekanis ditandai dengan cabang yang patah. Kerusakan mekanis ini dapat disebabkan oleh sambaran petir maupun
aktivitas manusia dalam membuat saluran irigasi, memasang kabel listrik, atau memasang kabel telepon.
Kerusakan pohon pada tingkat lanjut mengakibatkan kematian pada bagian-bagian pohon seperti batang, cabang, dahan, dan ranting. Kematian tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal berikut ini Arifin dan Arifin, 2005: a.
kekurangan nutrisi. b.
kerusakan pada sistem perakaran. c.
kelembaban suhu udara atau tanah yang tidak sesuai. d.
adanya unsur beracun pada udara atau tanah. e.
aerasi pada sistem perakaran yang kurang baik. f.
tajuk pohon tumbuh berlebihan. g.
adanya serangan jamur, bakteri, dan hama, serta h.
luka mekanik atau luka bakar pada batangcabang dan akar.
2.7. Evaluasi