Evaluasi dan Analisis Setiap Fungsi Pohon pada Seluruh Segmen

Sebagian besar tipe kerusakan dari 308 kasus kerusakan pohon adalah kanker. Penyakit kanker dapat disebabkan oleh berbagai agen, tetapi lebih sering disebabkan oleh jamur Mangold 1997 dalam Miardini 2006. Kerusakan daun, dan cabang yang patah atau mati menempati posisi kedua setelah kanker. Kerusakan daun umumnya disebabkan oleh hama serangga Miardini 2006, dan cabang yang patah atau mati dapat disebabkan oleh penyakit parasit, non parasit, atau hama Pracaya 2003 dalam Miardini 2006. Tipe kerusakan konk atau busuk hati, dan indikator lapuk lanjut menempati posisi ketiga, yaitu sebesar 11. Tipe kerusakan ini disebabkan oleh jamur yang mengakibatkan meningkatnya risiko penurunan penyerapan air dan unsur hara Miardini, 2006. Posisi berikutnya ditempati oleh kerusakan berupa batang yang patah, yaitu 10 yang dapat disebabkan oleh aktivitas manusia atau hewan Mangold 1997 dalam Miardini 2006. Sementara persentase brum percabangan berlebihan pada akar atau batang menempati posisi yang sama dengan persentase luka terbuka. Penyebab timbulnya brum adalah serangan hama ulat pada pucuk tanaman Soetrisno, 2001, sementara penyebab luka terbuka adalah tergores benda tajam Khoiri, 2004. Persentase mati ujung sama dengan persentase perubahan warna daun, yaitu 6. Kematian pada bagian pucuk tanaman atau mati ujung dapat disebabkan oleh aktivitas jamur atau hama serangga, dan absorpsi zat-zat beracun oleh tanaman. Persentase akar yang patah atau mati adalah sebesar 2, dan persentase tipe kerusakan berupa eksudasi resinosis atau gumosis menempati posisi yang sama dengan brum broom pada cabang atau daerah di dalam tajuk, yaitu hanya sebesar 1. Akar yang patah atau mati disebabkan oleh kegiatan pembuatan saluran drainase. Faktor genetik menjadi penyebab utama pada cabang atau daerah dalam tajuk, sementara penyebab eksudasi adalah organisme patogen yang menginfeksi luka terbuka Khoiri, 2004. Lokasi kerusakan pada tubuh pohon di mana semua tipe kerusakan tersebut berada ditunjukkan oleh Gambar 16 berikut ini. Gambar 16. Diagram Identifikasi Lokasi Kerusakan Pohon Hasil pengamatan terhadap 308 kasus menunjukkan bahwa sebagian besar kerusakan terdapat pada cabang tanaman, yaitu sebesar 22. Kerusakan pada daun menempati posisi kedua dengan persentase sebesar 18. Kemudian, kerusakan pada bagian atas batang menempati posisi ketiga dengan persentase sebesar 13. Posisi berikutnya ditempati oleh kerusakan pada bagian atas dan batang dengan persentase sebesar 12. Kerusakan pada permukaan akar menempati posisi yang sama dengan kerusakan pada batang tajuk dengan besarnya persentase pada masing-masing lokasi adalah 10. Kerusakan pada akar dan batang bagian bawah menempati posisi berikutnya dengan persentase sebesar 9. Kemudian, jumlah kerusakan paling sedikit terdapat pada bagian bawah batang dengan persentase sebesar 6.

5.2. Sintesis dan Rekomendasi

Penanaman tanaman pada lanskap jalan berfungsi untuk mendukung aktivitas pengguna jalan. Oleh karena itu, penentuan jenis tanaman yang akan ditanam perlu memperhatikan berbagai pertimbangan, antara lain, pertimbangan ekologis iklim, tanah, cahaya matahari, drainase, dan kondisi lokasi, bentuk tanaman, dan manfaat. Tanaman jalan tersebut harus ditata pada tempat atau daerah yang sesuai dengan rencana perancangan dan tetap memperhatikan aspek fungsi, keselarasan, keharmonisan, keindahan, dan keselamatan pengguna. Pemilihan jenis tanaman untuk penanaman tepi jalan juga harus memenuhi kriteria teknik peletakan tanaman dan disesuaikan dengan lebar jalur tanaman Direktorat Jenderal Bina Marga, 1996;2010. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim dan Utomo 2003 yang menyatakan bahwa pemilihan jenis tanaman untuk lanskap jalan harus memperhatikan fungsi dan tata letak tanaman. 5.2.1.Sintesis dan Rekomendasi Fungsi Pohon Secara umum, sebagian besar penanaman pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon memenuhi kriteria fungsi pohon, terutama penanaman pohon yang berfungsi sebagai pengarah, pembatas, peneduh, kontrol cahaya, kontrol bunyi, kontrol angin, kontrol polusi, dan konservasi dengan kategori dari sedang hingga sangat baik di setiap fungsinya. Sintesis dan rekomendasi untuk fungsi pohon berdasarkan kategori penilaian fungsi adalah sebagai berikut.

a. Kategori Sangat Baik

Hasil penilaian dengan kategori sangat baik hanya terdapat pada Segmen I. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah pohon dewasa yang memiliki massa daun yang padat, batang dan cabang bertekstur kasar, dan perakaran yang kuat dan dalam. Selain itu, penanaman pohon dilakukan secara berbaris dan berkesinambungan dengan jarak tanam yang rapat. Konsep penanaman dengan spesifikasi tersebut harus tetap dipertahankan agar fungsi pohon dapat terus berkelanjutan sekaligus sebagai karakteristik penanaman pohon pada segmen ini.

b. Kategori Baik

Hasil penilaian dengan kategori baik terdapat pada Segmen II. Sebagian besar tanaman pada segmen ini merupakan pohon dewasa yang ditanam secara massal, berbaris, cukup berkesinambungan, dan dengan jarak tanam rapat. Selain itu, penanaman didominasi oleh pohon yang bermassa daun padat, bertekstur kasar, dan memiliki perakaran yang kuat dan dalam. Kondisi ini sebaiknya ditingkatkan melalui penanaman tanaman dengan kombinasi kontras antara pohon, perdu, dan semak dengan tema penanaman yang disesuaikan dengan kondisi sosial dan lingkungan lanskap jalan.. Hal ini bertujuan memaksimalkan