Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Bentuk tajuk

Nilai n dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: n = ND + 1 N L ∑ N i б 2 i i=1 L ∑ N i б 2 i i=1 Variabel L merupakan jumlah sampel pada tapak yang dalam hal ini besarnya adalah 6 Segmen I -- VI. Sementara itu, D adalah variabel yang ditentukan oleh variabel B sebagai batas kesalahan bound of error sehingga nilai D dapat dihitung dengan rumus: 4 B 2 D = Perhitungan besarnya ragam populasi б 2 adalah sebagai berikut: б 2 = L L ∑ xi - µ 2 i=1 Variabel µ adalah nilai tengah dari suatu populasi yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: µ = L L ∑ xi i=1

a. Bentuk tajuk

Pengamatan terhadap bentuk tajuk pohon pada lanskap Jln. Kapten Muslihat -- Terminal Laladon dilakukan dengan mengidentifikasi setiap bentuk tajuk pohon yang telah ditentukan sebelumnya melalui pengambilan contoh acak berlapis.

b. Diameter Batang

Pengamatan terhadap diameter batang dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan rollmeter setinggi dada rata-rata orang dewasa diameter at breast height DBH, yaitu antara 140-145 cm dari permukaan tanah.

c. Tinggi Pohon

Pengamatan tinggi pohon dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan clinometer untuk mencari besarnya sudut elevasi α dan delevasi β antara pengamat dengan pohon Gambar 7. Pengukuran tinggi pohon ini juga dilakukan berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 yang menyatakan bahwa ketinggian pohon di sepanjang ruas jalan tidak boleh melebihi kabel tiang listrik dan kabel telepon. Besarnya tinggi pohon diperoleh melalui perhitungan dengan rumus sebagai berikut: T = D Tan α + Tan β dengan T : tinggi pohon D : jarak pengamatan α : sudut elevasi º β : sudut delevasi º Gambar 7. Sketsa Pengukuran Tinggi Pohon

d. Kerusakan Pohon

Pengamatan terhadap kerusakan pohon dilakukan melalui metode Forest Health Monitoring FHM. FHM merupakan metode akurat dalam menilai kerusakan pohon yang dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, yaitu melalui perhitungan kuantitatif kerusakan spesifik pohon, penilaian status kerusakan berdasarkan indikator kerusakan pohon, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya penyebab kematian pohon Nuhamara et al., 2001. Variabel kerusakan pohon yang diamati meliputi tipe kerusakan, lokasi kerusakan, dan kelas keparahan. Jika dalam satu pohon terdapat lebih dari tiga kerusakan, yang dicatat adalah tingkat kerusakan yang paling parah. Jika nilai kerusakan suatu pohon dinyatakan dalam suatu fungsi, dapat dinyatakan sebagai berikut Nuhamara et al., 2001: Kerusakan = fA, B, C dengan A : tipe kerusakan B : lokasi kerusakan C : keparahan kerusakan 1 Tipe Kerusakan Tipe-tipe kerusakan pohon menurut Nuhamara 2002 terdiri atas kanker, busuk hati konk, luka terbuka, resinosis atau gumosis, batang patah, brum pada akar atau batang, akar patah atau mati, mati ujung, cabang patah atau mati, brum pada cabang atau daerah di dalam tajuk, kerusakan daun, dan perubahan warna daun yang disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3. Tipe-Tipe Kerusakan pada Tubuh Pohon Keterangan: Gejala dan penyebab tipe kerusakan berdasarkan keterangan Khoiri 2004, Miardini 2006, dan Soetrisno 2001. Setiap tipe kerusakan tersebut dinyatakan dengan kode berupa angka yang telah ditetapkan di dalam Nuhamara et al., 2001. Seluruh kode tipe kerusakan pohon ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Kode Tipe Kerusakan pada Tubuh Pohon No. Tipe Kerusakan Kode 1 Kanker, gol puru 1 2 Busuk hati, tubuh buah badan buah, dan indikator lapuk lanjut 2 3 Luka terbuka 3 4 Eksudasi resinosis atau gumosis 4 5 Batang patah kurang dari 0,91 m 11 6 Brum pada akar atau batang 12 7 Akar patah atau mati lebih dari 0,91 m 13 8 Hilangnya ujung dominan mati ujung 21 9 Cabang patah atau mati 22 10 Brum pada cabang atau daerah dalam tajuk 23 11 Kerusakan daun 24 12 Daun berubah warna tidak hijau 25 2 Lokasi Kerusakan Lokasi kerusakan yang diamati adalah seluruh bagian tubuh pohon dari daun hingga akar, seperti permukaan akar dengan tinggi 30 cm di atas permukaan tanah, akar dan batang bagian bawah, batang bagian bawah setengah bagian bawah dari batang antara pangkal akar tunggak dan dasar tajuk hidup, bagian bawah dan bagian atas batang, bagian atas batang setengah bagian atas dari batang antara pangkal akar tunggak dan dasar tajuk hidup, batang tajuk batang utama di dalam daerah tajuk hidup dan di atas dasar tajuk hidup, cabang lebih besar 2,54 cm pada titik percabangan terhadap batang utama atau batang tajuk di dalam daerah tajuk hidup, dan daun Lampiran 3. Selanjutnya, setiap lokasi kerusakan pohon dinyatakan dengan kode berupa angka yang telah ditetapkan dalam Nuhamara et al., 2001 sebagai berikut Tabel 5. Sumber: Nuhamara et al., 2001 kasi Kerusakan pada Tubuh Pohon Kode 1. Sehat tidak ada kerusakan r dengan tinggi h bawah 3 dan sar taju hidup 6. 5 ajuk hi up dup 9. erakhir 8 10. 9 S n fisik pohon berdasarkan nilai ambang batas Tabel 5. Kode Lo No. Lokasi Kerusakan 2. Akar terbuka dan pangkal aka 1 30 cm di atas permukaan tana 3. Akar dan batang bagian bawah 2 4. Batang bagian bawah setengah bagian dari batang antara pangkal akar da k 5. Bagian bawah dan bagian atas batang 4 Bagian atas batang setengah bagian atas dari batang antara pangkal akar dan dasar t d 7. Batang tajuk batang utama di dalam daerah 6 tajuk hidup dan di atas dasar tajuk hidup 8. Cabang lebih besar 2.54 cm pada titik 7 percabangan terhadap batang utama atau batang tajuk di dalam daerah tajuk hi Kuncup dan tunas pertumbuhan tahun t Daun umber: Nuhamara et al., 2001 3 Keparahan Kerusakan Penilaian kerusaka keparahan dilakukan dengan mengklasifikasikan kode tipe kerusakan berdasarkan nilai ambang batas keparahan yang diperoleh ke dalam kelas interval 10 hingga 99 Tabel 6. Nilai keparahan kerusakan yang diamati pada setiap tipe kerusakan adalah minimal 20, kecuali pada mati ujung nilai keparahan kerusakan yang diamati adalah minimal 1. Untuk beberapa tipe kerusakan seperti busuk hati, brum atau percabangan yang berlebihan, dan patah pada batang yang berlokasi kurang dari 0,91 m dari batang, nilai kerusakan yang diamati adalah lebih dari atau sama dengan 20. Tabel 6. Kualifikasi Kelas Keparahan Menurut Kode Tipe Kerusakan kan 1. 20 1 Ket ≥ 0 unt ang, atau caban jika 0,91 m unt Ke udian, nilai keparahan kerusakan yang telah diperoleh diklasifi No. Kelas Keparahan 10 -- 99 Kode Tipe Kerusa 2. Nihil 2 3. 20 3 4. 20 4 5. Nihil 11 6. Nihil 12 7. 20 13 8. 1 21 9. 20 22 10. 20 23 11. 20 24 12. 30 25 erangan : 2 uk akar, bat g uk batang dan 0,91 m berdasa kan ket uan N ara untuk akar r ent uham et al ., 2001 m kasikan ke dalam kode keparahan kerusakan berdasarkan kelas keparahan menurut Nuhamara et al. 2001 sebagai berikut Tabel 7. Tabel 7. Kode Kelas Keparahan Kerusakan Pohon No. Kelas Kode S : N hamara ., 2 1. 01 -- 19 1 2. 20 -- 29 2 3. 30 -- 39 3 4. 40 -- 49 4 5. 50 -- 59 5 6. 60 -- 69 6 7. 70 -- 79 7 8. 80 -- 89 8 9. 90 -- 99 9 umber u et al 001

3.3.4. Analisis

dilakukan terhadap hasil evaluasi fungsi dan struktur pohon Analisis lanskap

3.3.4.1. Analisis Fungsi Pohon

i pohon lanskap jalan dilakukan dengan jalan. Analisis terhadap fungs mengklasifikasikan hasil evaluasi setiap kriteria fungsi pohon ke dalam kategori buruk hingga s 41 - 60 kriteria terpenuhi. uhi. . 3 Analisis struktur pohon lanskap jalan dilakukan terhadap hasil angat baik nilai 1 -- 4 berdasarkan persentase dari kriteria masing-masing fungsi terhadap total bobot keseluruhan kriteria fungsi yang terpenuhi sebagai berikut Wungkar, 2005: 1. bernilai 1 buruk, jika ≤ 40 kriteria terpenuhi. 2. bernilai 2 sedang, jika 3. bernilai 3 baik, jika 61 - 80 kriteria terpen 4. bernilai 4 sangat baik, jika ≥ 81 kriteria terpenuhi .3.4.2. Analisis Struktur Pohon pengamatan tinggi pohon, diameter batang, dan kerusakan pohon. empat

a. Diameter Batang

Hasil pengukuran diameter batang diklasifikasikan ke dalam kelas Tabel 8, yang meliputi semai Kelas D1, tiang Kelas D2, hampir elas D4 berdasarkan keterangan Daniel et dewasa Kelas D3, dan dewasa K al. , 1995. Kualifikasi Diameter cm Tabel 8. Kualifikasi Diameter Batang Pohon Kelas D1 Semai DBH 10 D2 Tiang kecil 10 ≤ DBH 30 D3 Hampir dewasa sedang 30 ≤ DBH 60 D4 Dewasa besar DBH ≥ 60 Sum Dan ber : iel et al., 1995

b. gg

Hasil pengukuran tinggi pohon diklasifik tegori tinggi, sarkan keterangan Booth 1983, sebagai berikut Tabel 9. i Tinggi Pohon T2 Sedang 6 T 12 T3 Tinggi Dewasa T ≥ 12 c asil e aluasi ruh ariabel kerusakan pohon tipe kerusakan, Tin i Pohon asikan ke dalam ka sedang, dan rendah berda Tabel 9. Kualifikas Kelas Kualifikasi Tinggi m T1 Rendah Semai T ≤ 6 Sumber: Booth 1983 . Kerusakan Pohon H v dari selu v lokasi kerusakan, dan kelas keparaha n d mengg n dia alisis engan unakan bobot indeks kerusakan sebagai berikut Tabel 10. akan Pohon Kode Bobot 1 1,9 1,5 0 1,5 2 1 1,1 3. 3 1,5 2 2 2 1,2 5. r: Tabel 10. Bobot Indeks Kerus No. Tipe Kerusakan Lokasi Kerusakan Keparahan Kerusakan Kode Bobot Kode Bobot 1. 2. 2 1,7 1 4. 4 1,5 3 1,8 3 1,3 11 1,6 4 1,8 4 1,4 6. 12 1,3 5 1,6 5 1,5 7. 13 1 6 1,2 6 1,6 8. 21 1 7 1 7 1,7 9. 22 1 8 1 8 1,8 10. 23 1 9 1 9 1,9 11. 24 1 12. 25 1 Sumbe Nuhamara et al., 2001