Iklim Tanah dan Topografi

berbagai arah serta memiliki beberapa fungsi, seperti fungsi pertanian, pemukiman, pendidikan, perdagangan, dan fungsi sejarah, Jln. Kapten Muslihat -- Terminal Laladon dapat dikatakan cukup strategis. Jalur jalan tersebut juga dilalui oleh dua macam trayek angkutan umum, yaitu 02 dan 03 yang merupakan trayek utama dari dan menuju pusat kota. Menurut Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2007, panjang Jalan Kapten Muslihat -- Letjen Ibrahim Adjie adalah 5,40 km dan memiliki lebar jalur lalu lintas jalan yang bervariasi, yaitu 12,5 m pada Jalan Kapten Muslihat; 14 m pada Jalan veteran; 6,5 m pada Jalan Mayor Jenderal Ishak Djuarsa; 7 m pada Jalan Letnan Jenderal Ibrahim Adjie.

4.2. Iklim

Badan Meteorologi dan Geofisika Kota Bogor 2009 menyatakan bahwa kondisi iklim rata-rata Kota Bogor pada tahun 2001 -- 2008 adalah sebagai berikut Gambar 8. 1. Suhu udara rata-rata adalah 27,17ºC dengan suhu minimum rata-rata 21,77ºC, dan suhu maksimum rata-rata 31,87ºC. 2. Kelembaban udara rata-rata sebesar 83,99, dengan kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Februari, yaitu 89,31, dan kelembaban udara minimum pada bulan Juli, yaitu 79,50. 3. Curah hujan rata-rata adalah 321,54 mm, dengan curah hujan maksimum terjadi pada bulan Maret, yaitu 506,16 mm, dan curah hujan minimum pada bulan Agustus, yaitu 162,16 mm. 4. Intensitas penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Juli, yaitu 85,66 dan terendah pada bulan Februari, yaitu 27,19, sementara intensitas penyinaran rata-rata sebesar 64,02. 5. Kecepatan angin rata-rata adalah 2,39 kmjam, dengan kecepatan angin maksimum terjadi pada bulan Februari, yaitu 3,04 kmjam, dan kecepatan angin minimum pada bulan Juni, yaitu 1,93 kmjam. Gambar 8. Grafik Iklim Kota Bogor Tahun 2001 -- 2008

4.3. Tanah dan Topografi

Struktur tanah yang terdapat di wilayah Bogor dan sekitarnya adalah Latosol, yaitu golongan tanah yang telah mengalami perkembangan profil, bersifat gembur, dan agak asam. Kota Bogor juga memiliki daya dukung tanah yang besarnya kurang lebih 1,5 kgcm 2 . Bogor merupakan daerah perbukitan bergelombang yang memiliki topografi bervariasi dari landai, gelombang, dan lembah dengan ketinggian antara 190 m hingga 350 m di atas permukaan laut Anonim 2003 dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor 2007. Kota Bogor juga memiliki kemiringan lereng yang bervariasi, yaitu berkisar 0 -- 2 datar seluas 1.763,94 ha; 2 -- 15 landai seluas 8.091,27 ha; 15 -- 25 agak curam seluas 1.109,89 ha; 25 -- 40 curam seluas 764,96 ha; dan lebih dari 40 sangat curam seluas 119,94 ha. Kemiringan lereng di sepanjang Jalan Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon cukup bervariasi, yaitu sebagai berikut Anonim 2003 dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor 2007. 1. Kawasan Jln. Kapten Muslihat, yakni antara pertigaan yang berbatasan dengan Jln. Ir. H. Juanda hingga area di depan Gereja Katedral, kemiringan lerengnya datar 0 -- 2 , pada area jalur hijau di depan gedung DPRD hingga depan markas Kepolisian Resort Polres kemiringan lerengnya landai 2-15 , dan area antara markas Polres hingga Plaza Jembatan Merah kemiringan lerengnya datar 0 -- 2 . 2. Kawasan Jln. Veteran, yakni antara Plaza Jembatan Merah hingga pertigaan menuju Pasar Gunung Batu pada Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa, kemiringan lerengnya termasuk kategori agak curam 15 -- 25 . 3. Kawasan Jln. Mayor Jenderal Ishak Djuarsa, yakni pada area Pasar Gunung Batu hingga Terminal Laladon, memiliki kemiringan lereng yang datar 0 -- 2 .

4.4. Hidrologi