Lanskap Jalan TINJAUAN PUSTAKA

menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari dan lampu jalan pada jalan raya melalui proses evapotranspirasi. Menurut Robinette 1993, pada dasarnya pohon dapat mengontrol pengaruh sinar matahari dengan cara menyaring radiasi dan memantulkan cahaya matahari melalui warna hijau pada daunnya. Laurie 1986 berpendapat bahwa tanaman dapat efektif dalam mengontrol kesilauan bila pada penanamannya, menggunakan pohon berdaun tebal, rindang, dan evergreen sehingga dapat memberikan toleransi tembus pandang dengan pengaturan secara berkelompok. Sementara itu, untuk menghalangi silau cahaya matahari sebaiknya dipilih pohon atau perdu dengan massa daun padat dan ditanam dengan jarak yang rapat pada ketinggian 1,5 m. Pada jalur jalan raya bebas hambatan, penanaman pohon tidak dibenarkan pada jalur median jalan. Sebaliknya, pada jalur median ditanam tanaman semak, agar sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan dapat dikurangi Direktorat Jenderal Bina Marga, 2010. 4. Mereduksi kebisingan Pohon yang ditanam pada jalan cukup berkontribusi dalam mengurangi kebisingan Simonds dan Starke, 2006. Daun, cabang, dan ranting pada pohon mampu meredam suara kebisingan dengan cara mengabsorpsi gelombang suara Hakim, 2006. Secara umum, pohon paling efektif ketika digunakan untuk mereduksi kebisingan dengan frekuensi tinggi Carpenter et al., 1975. Efektivitas pohon dalam mengontrol bising bergantung dari tinggi pohon, kepadatan daun, dan jarak antarpohon. Pohon berdaun tebal, cabang dan batang yang besar, dan penanaman yang rapat serta cabang-cabang yang ringan merupakan pohon yang efektif dalam mengontrol kebisingan Grey dan Deneke, 1978. Direktorat Jenderal Bina Marga 2010 menambahkan tanaman yang berfungsi sebagai penyerap kebisingan adalah jenis tanaman berbentuk pohon atau perdu yang mempunyai massa daun padat. Beberapa tanaman dengan lebar tajuk 7 -- 15 m dapat mereduksi kebisingan pada frekuensi tertinggi, yaitu 10 -- 20 dB. Sementara tanaman pinus dan cemara dengan lebar tajuk 15 -- 30 m dapat mereduksi kebisingan pada frekuensi terendah, yaitu sebesar 10 dB Carpenter et al., 1975. 5. Mereduksi polusi udara Pohon dapat menyerap berbagai macam gaspartikel beracun yang mencemari udara seperti karbondioksida CO 2 melalui proses fotosintesis, nitrogen dioksida NO 2 yang berasal dari kendaraan bermotor dan bahan bakar gas, sulfur dioksida SO 2 yang berasal dari industri pengecoran logam, pembangkit listrik batu bara, dan penggunaan bahan bakar fosil, serta gas timbal Pb yang bersumber dari kendaraan bermotor Hakim, 2006. Tanaman juga dapat mereduksi gas-gas polutan dalam jumlah terbatas, seperti sulfur dioksida SO 2 , dan hidrogen florida HF, tanpa menimbulkan dampak negatif. Pohon dengan ukuran diameter batang rata-rata 38 cm memiliki potensi untuk mereduksi 43,5 pon SO 2 per tahun jika konsentrasi SO 2 di atmosfer 0,25 ppm. Kelompok tanaman yang ditanam dengan lebar area penanaman rata- rata 182 m dapat mereduksi 75 polutan di atmosfer Carpenter et al., 1975. Kriteria pohon yang dapat digunakan untuk menyerap polutan udara, yaitu mempunyai pertumbuhan yang cepat, tumbuh sepanjang tahun, dan memiliki percabangan dan massa daun yang padat, serta permukaan daun yang berambut. Selain itu, tanaman yang efektif untuk mengurangi partikel polutan adalah tanaman yang memiliki trikoma tinggi atau memiliki daun yang berbulu, bergerigi atau bersisik Grey dan Deneke, 1978. Grey dan Deneke 1978 juga menambahkan bahwa kriteria penanaman yang digunakan untuk mereduksi polusi udara adalah sebagai berikut: a. penanaman sebaiknya dilakukan tegak lurus dengan arah angin yang umum berlaku; b. penanaman jajaran pohon yang kurang rapat atau terbuka seharusnya secara masif; c. penanaman sebaiknya terkonsentrasi di sekitar sumber polutan. Tanaman jalan sampai batas tertentu bermanfaat dalam menjaga udara tetap segar dan tingkat pencemaran tetap rendah. Hijaunya dedaunan dengan berbagai tekstur dan bayangan yang ditimbulkan oleh pohon akan menghadirkan kelembutan serta kesegaran pada areal beraspal Laurie, 1975.